Aku membalikkan tubuh memandang Asahi seraya tersenyum, "Aku udah bangun daritadi~~" Jawabku jenaka.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Terus pura-pura tidur buat apa?" tanya Asahi dengan wajah datar; wajah yang benar benar kurindukan.
"Biar kamu bangunin." Jawabku seraya tersenyum, Asahi pun ikut tersenyum seraya mengacak rambutku pelan.
".... Boleh cium ga?" tiba-tiba Asahi bertanya sembari melempar pandangan dengan mata yang membulat.
"He??" jawabku tak percaya, "Ci--- cium?"
Asahi mengangguk dengan mata membulat sesekali mengerjapkannya dengan lucu, bahkan wajah datar yang ia tunjukkan membuatku gemas terhadapnya.
"Ta--- tapi aku belom sikat gigi." Jawabku polos, Asahi sontak mengerjapkan matanya lagi.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Emang harus nyium yang... belom disikat?" ucapnya tanpa basa basi sontak membuat wajahku panas dalam rasa malu, tubuhku roboh lagi terbenam dalam kasur.
"Haaaaaaaaah Asahi nyebelin!" tukasku malu, "Jadi ketauan kan kalo aku ngarep!"
"Ih yaudah sini." Asahi menarik lenganku pelan kemudian mendaratkan ciuman di kening dan pipi, "Ntar ditambah kalo udah sikat gigi."
Aku mendorongnya cepat seraya wajahku semakin panas, "Ibuuuu masak apa?" ujarku sembari meninggalkan Asahi yang masih melamun.
"Bikin nasi goreng Say." Jawab Ibu, "Kamu dibangunin lama banget sih, kasian banget Asahi ya kalo tiap hari mesti bangunin kamu kayak gitu waktu tinggal di apartment nya."
"Ngga kok Bu, Sayang cepet bangunnya kalo di apartment." Jawab Asahi menyusul ke ruang makan. "Ruru sekalian dibangunin juga Bu?"
"Oh bener juga, sekalian dibawa ke toilet ya kalo ngga bisa ngompol dia." Jawab Ibu seraya menyajikan nasi goreng di meja makan dan aku membantu menyiapkan alat makan. Beberapa saat kemudian kami berempat telah berkumpul dan mulai sarapan bersama.
"Jadi.... Sore ini kalian kembali ke apartemen ya?" tanya Ibu memulai pembicaraan.
Aku mengangguk, "Aku ada beberapa interview pekan ini Bu, doain ya." Ucapku seraya tersenyum, "Akhirnya bisa punya gaji buat beliin Ibu bahan bahan masak."
"Eiii ngga usah repot repot nak yang penting kebutuhan kamu terpenuhi disana." Jawab Ibu, "Kamu berhasil dapet kerja aja Ibu udah bangga nak."
Aku memandang Asahi yang mengobrol dengan Ruru dengan heboh, adikku yang biasa pendiam kini lebih ceria sejak Asahi menginap beberapa hari setelah hari kelulusanku. Kurasa perlahan kepribadian Ruru berubah, semoga saat kembali sekolah ia bisa punya banyak teman.
Setelah sarapan selesai kami lanjut beres beres meja makan dan cuci piring, Ibu yang melihatku hendak menyapu tiba tiba menghentikanku.
"Biar Ibu aja, kamu segera packing deh buat berangkat nanti sore." Ucap Ibu seraya Asahi menghampiri kami.
"Kenapa Yang?" tanyanya.
"Ini... Ibu bilang aku ngga usah nyapu disuruh packing." Ucapku, "Kamu udah selesai packing emang?"
Asahi mengangguk dengan tatapan tertuju pada Ibu, "Kayaknya nanti malem bakalan capek, jadi.... Harus siap siap segera."
Aku memandang Ibu dan Asahi bergantian karena mereka melempar pandangan penuh makna, hmm.... Apa maksudnya nih?
.
Author's POV
"Serius ya... pokoknya setelah ini kita harus lapor ke pak Romy kalo kita ga mau nyamar jadi part timer ato berurusan sama pasangan ini." cetus Som seraya membasuh peluh.
"Ini mah bukan kerjaan, anggep aja bantu senior kita." Tukas Lawoo, "Pak Asahi udah sering baik sama kita dalam beberapa kepribadian, jadi... ya anggep aja beliau temen kita."
Som mengela nafas seraya mengeluh panjang pendek dan menaiki tangga, "Lagian... kenapa harus pake properti pesta wisudanya si mbak sih?"
"Hemat biaya." Jawab Lawoo sambil tertawa, "Budget perusahaan menipis setelah eksperimen anti-Persona 3.0 jadi kita harus berhemat. Udah pasang aja hiasannya jangan ngomel mulu."
"Iye iye." Ucap Som seraya menempelkan pita di dinding dengan malas, "Hhhhh akhirnya, dekorasi terakhir berhasil dipasang."
"Eh eh.... Pak Asahi udah deket, ayo matiin lampu ruangan!" panggil Lawoo setelah memeriksa chat di ponselnya, "Buruan turun dari tangga woy!"
Som tanpa ragu langsung meloncat turun dan melipat tangga seraya mereka bersembunyi di ruang baca, "Terus... kita disini sampe kapan?"
"Sampe misi nya pak Asahi berhasil lah." Jawab Lawoo, "Anjir gue deg degan~~"
Beberapa menit kemudian terdengar kunci akses yang berhasil membuka pintu unit, "Loh... kok gelap? Padahal kalo udah buka unit kan biasanya lampu langsung nyala." Terdengar suara Lee Sayang memasuki ruangan, "Sahi?.. ini kenap--"
KLIK!! Seketika lampu ruangan menyala dan terlihat rangkaian tulisan di dinding yang membuat Lee Sayang terkejut.
SAYANG, MARRY ME.
.
.
.
brace yourself guys
part selanjutnya adalah LAST CHAPTER~
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.