*:..。o○"Ini tidak adil. Aku mau tetap pergi"○o。..:*
Tok tok tok
"Masuk"
Seseorang membuka pintu kamar ku. Aku menoleh menatapnya.
"Oh, hai, brother"
"Hai, sister"
Blaise masuk kedalam kamar ku dan ikut duduk di atas kasur. "Dad belum pulang?"
"Belum. Dad bilang ada masalah di kementrian"
"Sampai larut malam begini?"
Aku mengangguk.
"Kementrian pasti sedang sangat kacau" gumam Blaise. Aku kembali mengangguk setuju.
Hening sebentar.
"Bagaimana kencan nya?" tanya ku.
Blaise terkekeh menahan malu. "Menyenangkan. Kau?"
Aku yang sedari tadi sedang melihat lihat galeri kamera ku kini mengerutkan dahi menatap Blaise.
"Aku?" ucapku bingung menunjuk diriku sendiri.
"Ya. Ku dengar adik kecil ku ini baru saja bertunangan." goda Blaise.
Aku memalingkan wajahku sambil terkekeh malu.
"Selamat, sister. Aku turut bahagia" ucap Blaise tersenyum sambil menangkup pipi ku. Sedikit menekan nya, sebenarnya. Tidak Draco tidak Blaise, selalu saja memainkan pipi ku.
"Kau tidak marah?"
Sedikit butuh tenaga saat aku mengucapkan nya, mengingat Blaise masih menekan pipi ku.
"Kenapa harus marah?" tanya Blaise menurunkan tangan nya dari pipi ku. Akhirnya.
"Um. Ya. Kau tahu, aku bertunangan lebih dulu"
"Siapa bilang?"
"Hah?"
Blaise malah terkekeh melihat ekspresi wajah ku. "Aku juga sudah bertunangan" ucapnya bangga.
"Tunggu- benarkah?"
Blaise mengangguk. "Aku pergi manor Parkinson tadi"
"Astaga. Kalau begitu, selamat, brother!" pekik ku senang mengesampingkan kamera ku dan menghambur ke dalam pelukan Blaise. Ku kira dia pergi tadi siang itu hanya untuk berkencan biasa.
Blaise terkekeh pelan sambil membalas pelukanku. Tak lama, kami melepas pelukan nya.
"Kau berfoto bersama Draco?" tanya Blaise mengambil kamera ku yang masih menyala memperlihatkan hasil foto ku bersama Draco sore tadi.
"Um. Ya"
Tolong jangan digeser geser, Blaise.
"Astaga" seru Blaise terkejut.
DIA MENGGESERNYA?!
"Blaise, kembalikan!" ucapku panik menyambar kamera ku yang berada di tangan Blaise dan melihat foto yang Blaise lihat tadi.
Aku menutup wajah ku menahan malu. Semua ini salah Draco. Suruh siapa saat aku bilang 'cheese', bukannya tersenyum, ia malah mencium bibirku.
Bisa saja aku menghapus nya, tapi aku tidak mau.
"Astaga, sister ..." ucap Blaise kini dengan nada menggoda sambil tersenyum meledek.
"Sudah larut malam. Sebaiknya kau pergi tidur" aku berdiri dan mendorong dorong Blaise agar beranjak dari kasur ku dan pergi ke kamar nya sendiri yang hanya berjarak sekitar lima langkah dari kamar ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]
Fanfiction𝗦𝗢𝗠𝗘𝗛𝗢𝗪, 𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘥𝘪𝘯𝘢𝘳𝘺 𝘈𝘮𝘦𝘳𝘪𝘤𝘢𝘯 𝘨𝘪𝘳𝘭 𝘵𝘶𝘳𝘯𝘴 𝘰𝘶𝘵 𝘵𝘰 𝘣𝘦 𝘢 𝘡𝘢𝘣𝘪𝘯𝘪 ---𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘪𝘴 𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘤𝘪𝘦𝘯𝘵 𝘱𝘶𝘳𝘦𝘣𝘭𝘰𝘰𝘥 𝘧𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺 𝘸𝘩𝘰 𝘭𝘪𝘷𝘦𝘥 𝘪𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘞𝘰𝘳𝘭𝘥. ꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦...