~Ara&Ano~

14 4 0
                                    

"Sabar, dia tak akan lama marah  padamu." Setelah mengucapkan hhal itu mommy dan Daddy pamit ke dalam kamarnya.

"Iya mom, semoga saja," gumamnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari

Seluruh keluarga sudah berada dimeja makan, ditambah dengan teman-temannya Sean serta Netta terlihat duduk manis disana dan siap untuk melahap masakan dari Mommy  yang sangat enak itu.

Mereka hanya sedang menunggu dua orang yang sudah sejam tidak turun-turun padalah tadi katanya "Iya sebentar." Ini sebentar tapi gak nongol-nongol.

Lain halnya dengan kedua manusia yang sudah ditunggu-tunggu sedang peluk-peluk manja dikamar.

Yang tadinya marah-marahan sekarang peluk-peluk teletubbies, gak mau lepas padalah sudah ditunggu bapak, dan ibu negara serta para antek-anteknya.

"Ara maafin Ano ya," ucap lirih seorang Seano Albert kepada adik tercintanya.

"Hm, jangan diulang ya. Bang Ano kan tahu kalau Ara enggak suka nunggu," ujarnya. Sean mengangguk, memang Netta tidak suka dengan kata Tunggu.

"Iya, maaf ya tadi itu Ano lupa kalau harus jemput Ara," ucapnya Sesal. Ya ginilah jika sudah bertengkar, padalah hanya masalah sepeleh. Suka dibesar-besarkan tidak tahu siapa, baik Sean maupun Netta. Jika sudah tidak sesuai dengan pemikiran nya akan terjadi masalah besar.

"Ya udah, yok, kebawa udah ditunggu mom,dad, dan yang lain loh," ucap Netta dengan lembut.

"Nggakkk mau," ujar Sean menolak, namun menambah eratan pada pelukannya.

"Loh, kenapa? Ayo dong bang Ara laper nih, mau makan dari tadi belum makan. Apalagi udah lama juga enggak ngerasain masakan mommy," bujuk nya.

"Ck, tapi masih kangen, pengen peluk. Udah satu tahun abang enggak peluk kamu ya," katanya dengan wajah cemberut.

Beginilah seorang Sean jika sudah manja mode on. Terlebih lagi pada Netta adik yang teramat dia sayang, meskipun bukan adik kandung. Namun, Sean bertekat akan terus berusaha dan selalu membuat princess nya bahagia.

"Iya-iya nanti dilanjutttt ya, sekarang kita makan. Ara udah laper," ujarnya dengan melepaskan pelukan dari abangnya yang sedikit melonggar.

Sean tak menjawab ia melepaskan dan keluar kamar terlebih dahulu. Netta yang melihat itu hanya tersenyum, sudah lama ia tak melihat tingkah kakaknya yang sangat menggemaskan jika sudah mode manja on.

Nettapun keluar dan menyusul Sean yang sudah terlebih dahulu keluar kamar, untuk makan bersama keluarga dan juga para sahabatnya. Yang pasti sudah menunggu sejak satu jam tadi, padalah ia bilang sebentar karena tiba-tiba Sean datang ke kamarnya dengan menangis merengek untuk dimaafkan.

Semua temannya dan teman abangnya hanya melongo melihat kejadian langkah seorang Seano Albert menangis merengek seperti itu, terlebih lagi kepada seorang gadis? What's tell well.

Devino, juga Kenao pun tercengang melihat hal itu. Sungguh langkah ya bung kapan lagi melihat salah satu Es merengek seperti ini. Hahahaha.

****

Saat sampai mereka langsung duduk ditempat mereka. Mata yang sudah berbinar saat melihat makanan begitu banyak.

"Wihhh, banyak banget nih makanan. Ada acara apa nih?" sungguh pertanyaan konyol yang baru saja dilontarkan oleh putri kesayangan Keluarga Albert.

"Nett, berapa lama kau bertapa?" tanya Rania yang unfaedah didenger namun, ada makna terselubung.

Netta mengerutkan keningnya, bingung. Apa katanya tapa? Lah sejak kapan dikira gue apaan?. Aish.....

GrazellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang