10. Hitam

126K 19.9K 88.1K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

playlist: My Time - Jungkook

10. HITAM

Amora bersedih karena tangannya harus diperban akibat digigit ikan hitam yang nakal. Terhitung hampir setengah jam ia tiduran sambil mengamati perban. Ia terdiam merasakan denyut pada luka.

Bunyi pintu yang bergerak membuat netranya teralih. Dae datang dan seketika Amora beranjak duduk sambil menarik selimut sampai dada. Meskipun dia mengenakan piyama tertutup, tetap saja kurang nyaman bila didekatnya ada lelaki, ditambah ini sudah malam.

Dae mengulum senyum miring. Usai pintu ditutup, dia berjalan ke ranjang untuk merebahkan diri di samping istrinya. Ia mematikan lampu kamar, dan menyisakan satu lampu kecil di atas nakas samping kasur.

"Sakit banget, Sayang?" Dae bertanya, matanya tertuju ke tangan kanan Amora.

Amora mengiyakan dengan anggukan.

"Besok kita ke dokter biar lebih jelas luka kamu bahaya atau enggak." Lelaki itu bertutur tegas.

"Enggak usah. Cuma gigitan ikan," ungkap Amora.

"Nurut sama aku, ya?" Dae menyahut dan tak lagi mendapat balasan dari Amora yang memilih diam.

Dae memandangi sang istri dengan tatapan yang cukup membuat tubuh Amora perlahan panas, terlebih wajahnya. Tanpa mengatakan apa-apa, Dae meraih tangan kanan Amora pelan-pelan, kemudian ia meniupnya.

Selain di bagian perban, jemari lentik Amora juga diterpa napas dingin dari mulut Dae. Ia berkedip dan mencuri pandang ke lelaki itu. Nampaknya Amora baru menyadari betapa tampan Dae Lonan, apalagi ketika sedang berlaku manis seperti sekarang.

"Bela-belain ambil kalung sampe nekat masukin tangan ke kolam Genghis Khan. Itu ikan galak," tutur Dae.

"Aku enggak tau." Amora menyahut.

Kini Dae kembali menatap Amora. "Jangan gegabah lagi. Kalo ada apa-apa, lapor dulu ke aku."

"Iya," balas Amora setengah bergumam.

Kemudian, kedengaran ketukan singkat dari balik pintu kamar. Amora baru akan bangun, namun langsung dicegah Dae. Dia melangkah cepat ke pintu untuk bertemu pelayannya yang memanggil.

Pintu terbuka, dan seorang wanita menyerahkan kalung milik Amora. "Sudah dibersihkan, Tuan."

Dae mengangguk seraya menerimanya. Pintu kembali ditutup, lanjut ia mendatangi Amora. Diberikannya kalung tersebut ke sang pemilik yang tentu diterima penuh sukacita.

Amora menyimpan kalung itu dalam kepalan tangan dan tak bisa menyembunyikan rona bahagia di muka. Ia senang karena kondisi kalung tidak ada kecacatan. Amora tidak sabar untuk memakainya lagi.

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang