Chapter 11

8.8K 1K 20
                                    

Lisa POV

"Hello, Wen.." Aku menelepon Wendy beberapa menit sebelum aku logout.

"CEO perusahaanmu ingin mengajukan tuntutan kepadamu karena tidur dengan putrinya? Dan kau ingin aku menjadi pengacaramu?" Wendy mengangkatnya setelah beberapa dering.

"Fuck! Apa yang kau bicarakan. Somi??? Dia baru 20 tahun! Apakah aku terlihat seperti pedo?" Aku berteriak pada Wendy.

"Ehhmm hahaha yeah. Apa maumu?" Wendy tertawa jahat.

"Aku ingin kau menyusun kontrak ahmm untukku." Aku menjawab.

"Tentu. Oh, kau meminta kami untuk berada di rumahmu malam ini, kan? Aku akan menjemput Joy dan langsung pergi ke sana."

"Terima kasih, aku sedang dalam perjalanan pulang. Sampai jumpa." Aku akan menekan tombol untuk mengakhiri panggilan ketika dia tiba-tiba berbicara lagi.

"Satu hal lagi, Daddy. Apakah kau ingin aku dalam pakaian pengacara hotku?" Wendy mengatakan dengan suaranya yang seksi.

Aku merasa mual. "Kau menjijikan."

Aku mendengarnya tertawa tanpa henti. Aku mengakhiri panggilan.

-----

Aku parkir di garasi rumahku dan melihat Chu membuka gerbang .

"Hei. Chaeng masih bisa jalan?" Aku menggerakan alisku.

Dia merentangkan tangannya dengan wajah puas, "Tolong belikan dia kursi roda."

"Hahaha itu Chu-ku!" Aku mencium pipinya.

"Ew. Untuk apa itu? Kau mengganggu Season 2 honeymoon kami." Chu mengeluh.

Aku membuka pintu dan melihat idiot yang lain sedang mengunyah pizza di ruang tamuku.

"Pops membuat ini. Surga! Dia membuat cukup makanan untuk seluruh desa. Ada acara apa?" Seulgi berbicara dengan mulut penuh.

"Dan kenapa Wendy memakai setelan lengkap?" Bam dan Palisa bertanya.

Sebelum aku bisa menjawab, Jennie memasuki rumah dengan gaun putih dan rambutnya dikepang di samping.

Chu terengah-engah. Pepperoni jatuh dari mulut Seulgi.

Bam dan Palisa menunjuk ke arahku. Aku memeriksa apa yang mereka tunjuk. Aku memakai baju lengan panjang putih dan celana chino hitam.

"Manoban, apakah kau memintaku untuk membuat kontrak pernikahan?" Wendy menyeringai.

Aku melebarkan mataku saat aku mendapatkan apa yang mereka asumsikan.

"Tidak. Hei. Berhenti. Diam. Bukan itu. Tidak. Iya kan?" Aku menoleh ke arah Jennie yang menertawakanku.

"Seharusnya kamu memakai tuxedo." Dia mengedipkan mata padaku.

Mereka semua menatap kami.

"Hei! Bisa tolong duduk?"

Aku sangat memerah.

"Hahahaha. Tentu saja, kami hanya menggodamu. Hahaha. Kau akan menikah? Ayo." Seulgi melanjutkan makan pizzanya.

"Hahaha. Ya. Pam dan Jowen akan menikah dulu sebelum kau menikah." Irene menambahkan.

Godaan terus berlanjut!

"Aku setuju untuk menjadi Baby Mommy Lisa." Jennie mengatakan itu membuat semua orang berhenti.

Baby Mommy || JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang