11. Suka

12.5K 1.7K 38
                                    

"Aku tidak tahu mengapa ... tapi aku seperti jatuh padamu."

Mark mengatakannya dengan suara yang lirih, seperti bisikan. Namun, Haechan masih bisa mendengarnya karena jarak mereka yang berbeda satu langkah.

Haechan melihat orang yang berdiri di sampingnya. Seperti baru tersadar akan perkataannya, Mark menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar di sisi jembatan. Mencoba meluruskan maksud dari kalimatnya tadi.

"Ah... maksudku ... kau orang yang menarik. Aku menyukai orang seperti dirimu."

Haechan melihat ke tubuhnya sendiri. Tidak ada yang menarik dari dirinya. Baik dari segi penampilan maupun kepribadian. Haechan orang yang biasa saja, bukan orang jahat juga bukan orang yang baik.

Mark baru menyadari bahwa kalimat yang baru saja dia bisikkan tadi akan menghalangi rencananya. Masih terlalu cepat untuk mengungkapkan rasa. Mark harus melakukannya secara perlahan. Jika terburu-buru, Haechan akan menghindarinya lagi. Sudah cukup baik karena sekarang Haechan mulai terbiasa dengan dirinya.

Mark harus menghilangkan bayang-bayang Min Hyung dari ingatan Haechan. Dengan begitu, Mark baru bisa memiliki hati Haechan.

"Ayo pulang. Aku mau memasak untuk Jisung."

Tanpa merespon perkataan Mark tadi, Haechan berbalik untuk kembali ke dalam mobil. Mark mengikuti Haechan dari belakang, lalu dia membuka pintu mobil, kemudian duduk dan memasang sabuk pengaman.

Setelah merasa Haechan telah siap, Mark membawa mobilnya menuju rumah Haechan.

Setibanya di sana, Haechan menawarkan Mark untuk masuk mampir ke rumahnya. Melihat ada kesempatan, Mark mengangguk setuju.

Mark membantu Haechan membawa belanjaannya ke dapur. Dia meletakkan beberapa kantung plastik belanja di atas meja. Haechan tersenyum pada Mark sebagai tanda terimakasih.

Melihat senyuman Haechan yang diberikan kepadanya membuat Mark terdiam. Sesuatu di dalam dadanya seperti bersuara dengan keras. Mark menunduk, menatap telapak tangannya yang bergerak menyentuh dada kirinya. Mark membatin, 'Hanya karena senyumannya, jantungku bisa berdetak kencang seperti ini?'

Haechan melihat Mark yang terdiam menyentuh dada kirinya dengan tatapan kosong.

Haechan berjalan mendekati Mark. Menepuk pelan pundak lelaki itu untuk menyadarkannya. Mark tersentak, dia menoleh ke samping melihat Haechan yang juga tengah menatap dirinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Haechan dengan gestur tangannya.

Mark mengangguk dengan kaku, dia berpikir dirinya tampak seperti orang bodoh sekarang.

"Kau bisa duduk di ruang tengah. Aku akan memasak sekarang karena Jisung akan pulang sebentar lagi. Ah, kau mau minum apa?"

"Tidak ... tidak usah. Aku tidak haus."

Setelah mengatakan itu, Mark berjalan menuju ruang tengah, wajahnya dia usap dengan kasar. Bersikap seperti orang bodoh untuk yang keduakalinya. Mark memukul wajahnya sendiri.

Saat sedang merenung, ponsel Mark bergetar di saku celananya. Tertera nama Seungmin di layar ponselnya. Mark menekan tombol hijau, menjawab panggilan tersebut.

"Ada apa?"

"Tuan Mark, anda ada dimana?"

"Kenapa?"

"Saya berada di apartemen anda, ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani."

Mark mendesah, "Aku sedang sibuk. Letakkan saja di meja, aku akan memberikannya besok."

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang