✮ 𝙒𝙝𝙤'𝙨 𝙢𝙖𝙧𝙧𝙞𝙖𝙜𝙚? '37

3.2K 419 96
                                    

♡∞:。.。"Kejutan"。.。:∞♡

Seluruh orang yang bertempur pulang dengan perasaan campur aduk. Kebanyakan dari mereka bahagia, tapi tak sedikit juga yang berduka.

Hari ini, satu hari setelah kekalahan Voldemort, keluarga Zabini kembali berduka. Terutama Claire.

Kemarin, kedua buah hati nya pulang dalam keadaan berantakan, membawa luka dimana mana, ditambah lagi, membawa kabar duka.

Siapa yang tak terpukul mendapati pasangan sehidup semati nya telah terbunuh?

Kedua mata Claire kini bengkak akibat menangisi kematian suaminya semalaman.

"Blake..." rintih Claire mengusap batu yang terukir nama suami nya.

Perlahan si putri bungsu ikut terduduk di sisi nya, memeluknya dari samping.

"Mom.." panggil [name] pelan.

Tak lama, putra sulung nya ikut terduduk di sisi yang lain.

"Mom, kita pulang?" ajak Blaise penuh hati hati.

Pasalnya, sudah tiga puluh menit lebih Claire menangisi makam didepannya ini setelah selesai acara pemakaman. Bahkan Narcissa, Lucius, Mrs. Smith, Mr. Smith dan kerabat yang lain pun sudah pulang. Kini hanya tersisa Claire, Blaise, [name], dan Draco.

Ya, Draco ada disini. Tadi pagi pagi, ia datang ke manor Zabini, berangkat bersama mereka menuju ke pemakaman.

Claire menoleh menatap kedua putra putri nya sendu. Tak lama, Claire mengangguk lesu.

Claire kembali menatap batu nisan makam suaminya. Ia mengusapnya sambil tersenyum lirih, lalu mengecupnya pelan. Tak tahu harus berkata-kata apa untuk perpisahan terakhir nya.

Jujur saja, Claire sangat tak sanggup menjalankan hari hari nya tanpa Blake. Kalau boleh ia katakan, ia berniat untuk menyusulnya. Tapi ia tidak lakukan itu. Itu tindakan yang sangat egois. Ia masih memiliki putra putri yang sangat ia cintai.

Setelah ibunya, [name] ikut mengecup batu nisan makam ayah nya pelan. [name] akan sangat merindukan sosok ayah nya.

Tak lama, ketiga Zabini itu berdiri. Atau, dua Zabini dan satu Thompson? Entahlah. Marga Zabini sudah sangat melekat di diri Claire. Kalau bisa, selamanya ia akan tetap mempertahankan marga Zabini di belakang namanya.

"Mom, Boleh aku hadir di upacara pemakaman Fred Weasley? Nanti aku menyusul"

Claire tersenyum lesu. "Boleh, sayang"

"Thanks, mom."

Setelah mengecup pipi ibunya, [name] mulai berjalan melewati makam makam yang berada disini menuju ke makam Fred Weasley. Upacara pemakamannya ternyata sudah dimulai.

Hermione Granger menoleh, mendapati keberadaan [name] disebelahnya di barisan paling belakang.

"Apa aku terlambat?" tanya [name] pelan tak mau merusak suasana upacara yang sakral.

"Upacara nya baru saja dimulai" jawab Granger agak canggung.

Mendengar itu, [name] mengagguk singkat. Lalu kembali fokus mengikuti upacara pemakaman teman 'terlarang' nya.

Disisi lain di waktu yang sama. Draco Malfoy berdiri diantara makam makam. Memperhatikan dari jauh segerombolan orang yang menghadiri upacara pemakaman Fred Weasley. Untuk apa? Untuk ikut menghadiri upacara pemakamannya, tentu saja. Tapi dari jauh. Jauh sekali. Agar tidak terlihat.

Draco tidak bisa menyangkal bahwa diam diam ia menganggap si kembar cukup lucu; konyol, menghibur. Dan ia benar-benar menyesal telah menjadi bagian dari alasan kematian Fred.

𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang