Chapter 15

707 101 4
                                    

Hari ini adalah hari diselenggarakannya Pekan Olahraga Sekolah. Hari dimana setiap siswa diwajibkan mengikuti salah satu ajang perlombaan di bidang olahraga, entah itu lari, basket, voli, renang, atau yang lain. Pekan Olahraga Sekolah dilakukan setiap setahun sekali untuk mengasah kemampuan para siswa yang ada di sekolah ini. Tidak hanya kepintaran saja yang harus diasah, tapi skill dalam berolahraga juga sangat penting.

Gulf siap dengan kaos olahraga bertuliskan namanya di bagian belakang. Ia memperhatikan dengan seksama seluruh bagian wajahnya pada cermin. Memeriksa apakah ada yang tidak beres, pasalnya hari ini Gulf akan mengikuti tiga ajang perlombaan. Padahal aturannya, setiap siswa hanya boleh mengikuti satu perlombaan. Dia benar-benar nekat, kau tau?

Sementara di samping kasur Gulf, terdapat seorang pria yang mencoba bangkit dari tempat tidur. Pria itu menggercapkan matanya beberapa kali sebelum ia benar-benar sadar.

"Gulfi? Kenapa kau bangun pagi sekali?" tanya Mew yang masih mengantuk. Sesekali ia menguap.

Gulf menaikkan kaki sebelah kanannya lalu mengikat tali sepatu hingga erat. "Jangan banyak tanya," ucap Gulfi menjawab.

Mew mendudukkan tubuhnya tegak sambil mengibaskan selimut yang semula menutupi tubuhnya.

"Oh. Hari ini Pekan Olahraga, ya? Kelihatannya kau bersemangat sekali, Gulfi."

"Begitulah," jawab Gulf seadanya.

Setelah siap dengan pakaian yang Gulf kenakan, Gulf langsung berjalan menuju pintu keluar tanpa sepatah katapun. Meninggalkan Mew yang masih duduk di atas tempat tidur.

"Hey, kau mau kemana pagi-pagi seperti ini? Temani aku sarapan, aku lapar!" pinta Mew pada Gulf. Sementara Gulf tidak menoleh ke arah Mew sama sekali.

"Kau saja. Aku tidak ingin."

Dan seketika itu juga Gulf pergi dari asrama.

"Ada apa dengannya hari ini? Dia aneh." Mew heran dengan tingkah laku Gulfi hari ini. Dia terlihat agak aneh dari biasanya. Dia terlihat tenang, namun dari nada bicaranya terlihat sekali kalau dia sedang emosi. Mew tidak tau apa yang terjadi. Apa mungkin ini karena ulahnya? Entahlah.

Gulfi mulai latihan fisik seorang diri di halaman dekat asrama. Ia mulai dengan peregangan statis yang kemudian ia lanjutkan dengan peregangan dinamis. Setelah cukup dengan itu, Gulf melanjutkan latihannya dengan berlari. Ia tidak akan berhenti sampai ia benar-benar merasa cukup untuk latihan.

Sudah lebih dari empat puluh menit sejak Gulf memulai latihannya, tapi ia sama sekali tidak terlihat ingin menghentikan latihannya itu. Keringat telah membasahi hampir seluruh tubuhnya, bahkan kaos yang Gulf kenakan pun terlihat basah kuyup. Entah apa yang ada di pikiran Gulf saat ini, tapi yang jelas, dia sudah memikirkannya matang-matang.

Mew telah siap dengan setelan kaos olahraga, seperti yang Gulf kenakan tadi karena ini memang kaos resmi sekolah. Seperti biasa, Mew sarapan terlebih dahulu. Namun hari ini Mew tidak begitu senang seperti hari-hari sebelumnya karena Gulf tidak bisa menemani sarapan bersamanya. Gulf sudah menghilang sejak tadi pagi. Entah apa yang dilakukan Gulf pagi-pagi buta seperti itu, batin Mew.

Setelah selesai dengan sarapannya, Mew menuju sekolah dengan percaya diri. Percayalah, Mew adalah seorang yang multi talent. Selain bisa memainkan musik, ia juga jago dalam berolahraga, hampir semua bidang olahraga Mew kuasai. Makanya hari ini dia sangat percaya diri untuk menang.

"Aku ganteng dan aku jago olahraga," ucap Mew sombong pada dirinya sendiri.

Mew menyapa Bill dan Steven yang sudah menunggunya di halaman sekolah. Sedikit obrolan basa basi keluar dari mulut mereka saat bertemu.

"Jadi, Mew, kau ikut lomba apa?" tanya Bill ingin tau.

"Sudah jelas, kan kalau aku ini anak basket? Tentu saja basket yang kupilih. Tidak ada olahraga yang lebih mudah selain memasukkan bola ke dalam keranjang." Mew menaikkan alis kanannya dan bersikap layaknya seperti pemain basket profesional. Dia benar-benar percaya diri.

"Cih, sombong. Jangan lupa kau kalah dariku dalam lomba renang dulu." Kali ini Steven yang berbicara. Sementara Bill tersenyum geli melihat tingkah Mew.

"Tahun ini aku memilih karate, karena aku sudah berlatih sejak kecil dan juga, aku sudah tau dasar-dasar bela diri karate. Mungkin tahun ini aku yang akan memenangkan perlombaan. Lihat saja," ucap Bill tak kalah percaya diri.

Mereka saling tertawa satu sama lain, membicarakan hal-hal bodoh yang dapat membuat cair suasana. Sudah lama mereka tidak seperti ini semenjak Gulfi datang di kehidupan mereka.

Perlombaan akan dimulai beberapa menit lagi, dan mereka saling mensupport satu sama lain. Pekan Olahraga tahun ini sangat meriah. Bahkan orang-orang dari sekolah lain dapat menyaksikan pertandingan yang diadakan di sini. Semua sangat berantusias.

"Kabari aku jika menang."

"Siap"

"Oke"

Dan seketika itu juga mereka berpisah dan pergi ke tempat pertandingan masing-masing. Mew di pertandingan bola basket, Steven lomba lari, dan Bill karate.

Bunyi peluit sudah terdengar, yang artinya perlombaan sudah dimulai. Mew beraksi dengan sangat apik dengan bola basketnya. Mew menjadi ketua tim kali ini karena dia adalah orang yang paling dominan di dalam tim. Mew melawan kelas XI-A3, yaitu kelasnya Jack dan anak buahnya itu.

Skor dari tim Mew mengungguli lawannya. Artinya kurang beberapa menit lagi tim Mew bisa memenangkan pertandingan.

Sementara di sisi lain, Gulf telah selesai mengikuti lomba lari maraton. Latihannya tidak sia-sia karena ia berhasil menjadi juara satu mengungguli semua lawan.

Gulf membungkukkan tubuhnya, napasnya terengah-engah dan sebisa mungkin ia mencoba mengatur napas agar tidak pingsan di tempat.

"Sial. Aku tidak menyangka mereka bisa lari secepat itu," ucap Gulfi mengomel.

"Hey, Gulf"

Gulf menolehkan kepalanya saat seseorang menepuk pundak sebelah kanan serta memanggil namanya.

"Selamat, bro. Kau bisa mengalahkanku di pertandingan kali ini. Aku tidak tau kalau kau atlet lari," kagum Steven.

Gulf menegakkan kembali tubuhnya dan sedikit tersenyum ke arah Steven.

"Kau juga hebat."

Dan percakapan berakhir begitu saja saat Gulf pergi meninggalkan Steven. Gulf meraih botol berisi minuman dan langsung meneguknya hingga tak tersisa. Berlarian kesana kemari ternyata berhasil menguras hampir seluruh tenaga Gulfi.

Gulf menuju ke arah pertandingan berikutnya, yaitu karate. Gulf sebenarnya tidak pernah ikut latihan karate atau bela diri lainnya, ia hanya suka dengan sesuatu yang berbau kekerasan. Tentu saja hobi anehnya itu ia gunakan untuk perlombaan kali ini.

Gulf mendudukkan pantatnya di salah satu kursi di sana. Ia sudah siap dengan setelan berwarna putih khas karate. Di salah satu kursi, Gulf melihat Bill yang juga tengah menatap ke arahnya. Gulf mengerutkan dahinya.

"Kenapa si bajingan itu terus melihatku dari tadi? Dia menantang ku?"

Raut wajah Gulf semakin terlihat emosi, Bill menatap remeh ke arahnya dan hal itu berhasil membuat Gulf marah. Dia tidak suka jika ada orang yang meremehkannya. Karena merasa tidak nyaman, Gulf membangkitkan tubuhnya dan segera menghampiri Bill namun ia menghentikan niatnya itu. Nama Gulf dipanggil untuk memasuki ring pertandingan. Dengan langkah yang penuh amarah, Gulf memasuki ring pertandingan. Ia ingin tau, siapa lawannya kali ini. Ia bersih keras akan memenangkan pertandingan ini apapun caranya, meskipun harus mematahkan leher lawan.

Bibir Gulf menyeringai ketika nama lawannya disebut. Dia adalah Bill. Entah kenapa hal itu membuat Gulf senang bukan main. Kedua tangannya terkepal kuat, ia sudah tidak sabar melayangkan pukulannya ke arah Bill.

"Aku akan mematahkan lehermu."

GULFI - MEWGULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang