Gak keliatan...

1K 237 18
                                    

Fanfic TOG 11

"Huum~ kita berdua sudah mengatakan alasan kita mendaki menara... lalu selanjutnya~"

Molang dan aku mengirim tatapan nakal pada si rambut merah darah disamping kami. Rosetta juga terlihat menatap Cale dengan tatapan penasaran dan sedikit berbinar sambil menutupi setengah wajahnya dengan Molang.

Cale terlihat terganggu dengan tatapan itu dan mengerutkan keningnya. Butuh usaha agar bisa membuatnya menceritakan soal alasan ia mendaki menara. Tapi bukan (Name) (Surname) kalau menyerah begitu saja.

Akhirnya, Cale mau memberitahu alasan dirinya mendaki menara. Tapi, tak seperti pada kasus Rosetta, aku tak mendapat ingatan apa pun soal Cale.

Entah ini terjadi karena kebetulan, atau aku perlu memenuhi syarat tertentu untuk mengetahui masa lalu seseorang atau faktor lainnya.

Cale bilang kalau dia mendaki menara untuk menjadi pengangguran kaya raya lalu tinggal disatu lantai damai dan menjalani kehidupan pemalas.

Aku bertepuk tangan. Sungguh cita-cita yang mulia. Dulu aku juga selalu memimpikan itu. kehidupan pengangguran kaya raya. Walau sampai kehidupan kedelapan aku harus kerja keras banting tulang sampai umur 30 an tapi tak pernah bisa menjalani kehidupan pengangguran kaya itu.

Duh, aku jadi ingin menangisi kehidupan ku sebelumnnya.

Tak lama kemudian tim-tim lain semakin banyak dan aku melihat Bam dan timnya datang. Aku menyambut mereka dengan senyuman dan lalu dibalas sama oleh Bam.

Waktu berlalu hingga akhirnya malam tiba. Rosetta duduk disamping pilar sambil bersandar pada bahu Cale.

Uuh unyu sekali~ aku ingin mengabadikan momen ini dalam kamera! Aku ingin membeli kamera!

... apa ku buat saja ya? Toh, aku bisa membuat kamera dengan mudah asal ada bahannya.

Sudut mataku menangkap Bam yang melihat fokus keluar. Aku tanpa sadar berjalan mendekatinya.

"Apa yang kau lihat sampai sebegitu fokusnya."

"Ah. Tuan (Name). Aku tidak melihat apa-apa... hanya saja kukira aku bisa melihat bintang. Tapi sepertinya tidak ada ya..."

Anak laki-laki itu terlihat murung walau masih memasang senyum. Ugh, kokoro ku...!

"Mungkin jika kau mendaki menara sampai puncak, kau bisa melihat bintang-bintang."

Ujarku untuk menghibur Bam. Tapi anak itu menggeleng pelan.

"Bukan aku. Tapi Rachel... aku mendaki menara untuk bisa menemui Rachel... dan mungkin kalau bisa, aku ingin bertemu orang itu lagi..."

"Orang itu?"

Tiba-tiba suara buaya mengintrupsi kami. Bam undur diri karena ingin membelikan minuman untuk buaya itu. Dia terlihat membawa tombaknya kemana-mana, kemungkinan kami akan berada diposisi yang sama nanti.

Aku melihat dari kaca, disana terpantul wajah seseorang. Aku berbalik dan dengan ramah bertanya.

"Apa ada yang kau inginkan dariku, rekannya Bam, kan?"

'Hmm rambutnya terlihat enak.'

Anak berambut biru manis itu masih menatap ku lekat sebelum akhirnya membalas senyumku.

"Tidak. Hanya saja, sejak awal sepertinya kau sangat tertarik dengan rekan setim ku, ya. Apa kau menginginkan sesuatu darinya?"

Tanyanya dengan nada hm... sarkas mungkin. Apa dia mencurigaiku sesuatu? Aduh imutnya, untung ganteng.

Fallen God - Tower of God x Male readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang