27

1.7K 304 100
                                    

1 minggu berlalu, Nata semakin membaik meskipun belum sepenuhnya, Dokter pun berkata perkembangan Nata cukup baik,tapi emosinya pun masih belum stabil.

Sore hari di kediaman Addison Arga dan Airin tengah menonton TV, sedangkan Senja di kamarnya.

Senja gadis itu berniat mengambil camilan, di keluar kamar dan terkejut.

"Lo mau kemana kak?"Senja melihat Nata membawa kopernya dibantu Mba Caca.

"Pulang."

"Tapi kan ini rumah lo juga."Sahut Senja.

Nata tersenyum tipis dan menuruni anak tangga.

"Nata mau kemana?!"Airin langsung berdiri.

"Pulang."

"Ini rumah kamu juga sayang,disini aja ya,sama Mama sama Papa,Senja."Ucap Airin memeluk Nata.

"Mama mohon."

"Kalau Nata disini terus,siapa yang nempatin kediaman Halison."

"Kalau nanti kamu kenapa napa gimana,disini aja ya."Airin tak membiarkan Nata pergi.

"Nata bakal sering kesini kok."

"Tapi sayang,Mama gak tega."

"Nata mau mandiri."Ucap Nata.

Airin dan Arga saling pandang.

"Apa kamu berfikir kamu merepotkan kami."Tanya Arga.

Nata mengangguk perlahan.

Arga menghela nafas."Papa tau apa yang kamu rasain,tapi satu hal,kamu sama kayak Senja putri kami."

Airin berkaca kaca dan mengangguk."Mama sayang sama kamu."

"Iya Nata juga,tapi izinin Nata kali ini ya."

Airin menatap Arga. Sepertinya keputusan Nata sudah bulat.

"Baiklah,tapi Caca sama Gery harus sama kamu terus."

Nata mengangguk.

"Makasih Ma,Pa."

"Kak."Panggil Senja.

"Nih mau bantuin."

Senja mendengus."Kenapa pulang sih."

Mereka perjalanan menuju Kediaman Halison.

"Stop di restaurant depan ya."

Gery mengangguk.

"Pergi dulu aja, Nata jalan aja nanti."

"Gak,kita tunggu"Ucap Mba Caca.

Nata memohon pada Mba Caca.

"Tapi Nona, kata Tuan saya harus berada di sekitar Nona."

"Jaraknya gak jauh dari rumah, pergi aja."Nata turun.

"Yaudah cepatan balik nya."Ucap Mba Caca ragu.

Nata mengangguk.

Mobil melaju pergi, Nata masuk ke dalam.

Restaurant yang sama dimana dia debat dengan orang demi menolong seorang kakek waktu itu.

Nata memesan kentang goreng, dan hanya diam di kursi pojok, menatap jendela yang memperlihatkan jalanan yang ramai.

Hari semakin sore, Nata masih duduk di tempatnya.

"Kenapa gue pengin ketemu.... "

"Ahhh bego!"Nata memukul kepalanya sendiri.

ENDPOINT [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang