Chapter 17

673 106 5
                                    

"Ah... Sial. Aku capek sekali. Tapi untungnya aku bisa menang dari tim lawan," ucap Mew sambil tersenyum kemenangan bersama teman-temannya.

"Kau memang hebat, Mew. Jika bukan tanpamu, tim kita tidak akan menang semudah itu haha," saut salah satu anggota tim di sana.

"Kau juga hebat."

Mereka saling merangkul satu sama lain. Tertawa dan mengatakan hal yang membuat mereka senang. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menjadi juara di suatu perlombaan.

"Kalian semua hebat. Bapak tidak salah mempercayakan juara basket kepada kalian. Kalian memang luar biasa. Malam ini bapak akan mentraktir kalian makan, setuju?" Sir Cecil ikut merayakan kemenangan tim basket Mew dengan perasaan senang.

Sir Cecil bahkan terlihat sangat bahagia saat ini. Mungkin ini mengingatkan Sir Cecil saat dulu masih muda. Sir Cecil tak henti-hentinya memuji mereka dengan kata-kata bijak.

"Tentu saja, pak. Walaupun kami bodoh di pelajaran, tapi kalau soal olahraga, kami jagonya. Ya, kan?" balas salah satu anggota tim.

"Hey, kita tidak sebodoh itu tau!"

"Aku tau. Tapi kalau dibandingkan siswa lain, kelas kita paling bodoh, haha."

"Iya, sih, bener juga."

"Oke-oke, mau pintar atau bodoh, kalian tetap anak yang terhebat di mata bapak. Oh, iya, jangan lupa nanti malam."

"Siap"

"Oke, pak"

"Tentu saja"

"Aku pasti datang"

"Makanan gratis, aku datang."

"Kalau bisa setiap hari begini terus, hehe."

"Asyik, dapet makanan gratis."

Semua orang kegirangan karena akan ditraktir makan malam oleh Sir Cecil, kecuali Mew. Mew yang semula tampak bahagia kini memasang wajah datar. Sorot matanya kosong, dan dia tidak bergerak seinci pun dari tempatnya.

"Hey, kau kenapa? Kenapa tiba-tiba kau terlihat tidak senang?" tanya salah satu teman Mew di sana.

"Oh, tidak." Mew segera membuyarkan lamunannya ketika mendengar namanya dipanggil.

"Kau pasti memikirkan Gulfi, kan?"

"Hum— bagaimana kau tau?"

"Entahlah, aku hanya menebak. Jadi, benar, kan kalau kau sedang memikirkan Gulfi?" tanyanya lagi. Dan boom, Mew tidak bisa mengelak. Mew menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Sebisa mungkin dia tidak terlihat seperti orang yang cemas.

"Seperti itulah," jawab Mew singkat.

"Kenapa kau tidak pergi ke sana saja? Kalau tidak salah, Gulf mengikuti lomba lari—"

Dengan segera, Mew berlari menuju arah tempat Gulf berada, meninggalkan temannya yang bahkan belum menyelesaikan ucapannya. Mew tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini. Dia sudah tidak tahan. Dia tau ada yang aneh dengan Gulf hari ini. Gulf tampak tidak seperti biasanya, dan hal itu sukses membuat Mew terus kepikiran.

Mew bahkan hampir menabrak siswi lain jika ia tidak menghindar. Mew memiliki firasat yang tidak enak tentang Gulfi.

"Hosh.... Hoshhhh.... Hosh....."

Setelah berlarian yang cukup singkat itu, Mew akhirnya sampai. Sebisa mungkin ia mengatur napas. Mew mencari ke arah sekitar dan hasilnya nihil, tidak ada Gulf atau siapapun di sana.

GULFI - MEWGULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang