Part 40

21.1K 1.9K 521
                                    

Dokter mengatakan bahwa keadaan Haechan sudah mulai stabil, namun karena banyaknya darah yang di keluarkan oleh Haechan kemungkinan lelaki manis itu paling cepat sadar besok, atau bisa juga lusa atau tiga hari lagi. 



Setelah mengurus administrasi dan hal lainnya, Haechan pun di pindahkan ke ruang rawat inap. Luka luarnya sedikit parah namun tidak ada yang terlalu membahayakan. Saat ini hanya tinggal Jaehyun dan Johnny yang berada di rumah sakit. Mark, Jaemin dan Renjun sudah pulang karena Jaehyun yang menyuruhnya.



Awalnya Mark mau menemani ayahnya itu namun Jaehyun menolak, Mark baru saja selesai ujian. Anaknya pasti masih sangat lelah dan butuh istirahat, Haechan juga pasti tidak akan senang jika Mark memaksakan diri. 



Johnny meminta Hendery untuk menjemput Ten dan menemani ibunya di rumah terlebih dahulu, karena jika terus berada di sini Ten tidak akan berhenti menangis karena anak bungsu mereka. Jadilah ia dan Jaehyun yang akan menjaga Haechan malam ini, sekalian mencari tau siapa yang sudah membuat anak manis itu kecelakaan. 


Satu jam yang lalu anak buah Jaehyun sudah menghubunginya, dan memberitahu plat mobil yang menabrak Haechan. Sekarang mereka sedang mencari dimana orang itu berada. 



Sementara itu, di rumah keluarga Jung kini Mark memasuki kamar orangtuanya, dimana disana hanya ada Taeyong yang sedang menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dan sedang membaca majalah. "Mom." Panggil Mark. 



Mendengar suara anaknya, Taeyong menutup majalah yang ia baca dan ia letakkan pada nakas. Tangannya menepuk sebelahnya, meminta Mark untuk mendekat. "Kemari sayang." Ucapnya dengan lembut. 



Menutup pintu kamar Taeyong dan berjalan mendekati ibunya, dengan perlahan ia memeluk tubuh Taeyong dari samping. Taeyong membalas pelukan anaknya, ia mengelus lengan atas Mark dengan lembut. "Ada apa sayang?" 



Mark menyandarkan kepalanya pada bahu Taeyong. "Aku gagal menjaga Haechan." Lirih Mark. 


"Hei jangan bicara seperti itu Mark," tegur Taeyong.


Anak sulung keluarga Jung itu memejamkan mata. "Salahku Mom, harusnya aku menjemput Haechan dan tidak membiarkan dia pergi sendiri." 


"Tapi itu semua kecelakaan Minhyungie, kau tidak bisa menyalahkan dirimu sendiri. Sekarang lebih baik kau doakan Haechan agar cepat sembuh ya." Taeyong menangkan anaknya, ia tidak suka ketika anaknya menyalahkan dirinya sendiri, itu tidak baik.


Mark memejamkan matanya, kepalanya ia sandarkan pada leher Taeyong, "jika aku menjemput Haechan tidak akan seperti ini mom." Ucapnya lagi. 


Taeyong menciumi pucuk kepala anaknya itu, "yang namanya kecelakaan tidak ada yang tau Minhyungie, semua orang bisa kecelakaan kapan saja. Dengan atau tanpa disengaja kecelakaan itu pasti ada." 



"Aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada Haechan." Lirih Mark pelan. 



"Sekarang tenangkan dirimu ya, berdoa yang terbaik untuk Haechan oke. Semuanya akan baik-baik saja." Taeyong menenangkan anaknya, padahal ia sendiri juga sangat khawatir pada anak bungsu Ten itu. 


Mark membuka matanya lalu menatap Taeyong, "Mark boleh tidur di sini malam ini?" 



Taeyong tersenyum lembut sebelum menganggukkan kepalanya. "Tentu saja boleh sayang." 


Mark tersenyum tipis, tangannya kini beralih pada perut besar Taeyong. "Kapan adik bayi lahir?" Tanyanya. 


"Sekitar dua minggu lagi, kenapa? Apakah kau sudah tidak sabar melihat adik bayi?" Tanya Taeyong pada anak sulungnya itu. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Love of Mine (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang