16. Awal Bertemu Dirinya

10.8K 1.6K 214
                                    

Mark telah kembali setelah menyelesaikan administrasinya. Renjun yang menyadarinya langsung memberi tanda pada Haechan untuk menyimpan notes-nya.

"Haechan, aku sudah mengurusnya. Sekarang aku harus mengurus sesuatu dulu. Tidak masalah 'kan jika aku tinggal sebentar?"

Haechan tersenyum dan menggeleng,

"Tidak, kau bisa kembali besok. Tidak perlu menemaniku di sini. Terimakasih karena telah membantuku."

Mark mengangguk. Dia juga tidak yakin bisa kembali dengan cepat karena Seungmin menghubunginya tadi. Oleh karena itu, dia tidak membantah dan langsung pamit pada Renjun dan Haechan.

Renjun memperhatikan keduanya, muncul banyak pertanyaan dalam kepala Renjun sehingga dia tidak tahan untuk tidak bertanya,

"Donghyuck, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi. Jika kau tidak sanggup menulisnya, aku akan memanggil seseorang yang bisa bahasa isyarat."

Haechan menahan lengan Renjun yang ingin mengambil ponselnya. Renjun melihat Haechan yang menggeleng kemudian dia menulis,

"Tidak perlu, aku akan menulisnya untukmu secara jelas. Kau tahu 'kan aku suka menulis."

Renjun mengurungkan niatnya untuk menghubungi seorang kenalannya. Kemudian dia memperbaiki duduknya untuk melihat Haechan yang mulai menulis.

19 tahun yang lalu....

Seo Haechan yang dikala itu masih menggunakan seragam SHS dengan papan nama "Seo Donghyuck" menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada, kemudian mendekatkan tangkupan tangannya di antara dua alis. Bibirnya bergerak meminta doa dan dukungan pada dua foto yang terletak di sebuah tempat kecil yang di buat oleh Haechan untuk mengenang kedua orangtuanya yang telah meninggal ketika dia masih kecil dulu.

"Ibu, Ayah. Haechan pergi dulu, ya. Tolong doakan Haechan di sana."

Lelaki itu menopang tubuhnya dengan kedua tangan berada di atas kedua pahanya, membantunya untuk berdiri karena sudah lama duduk untuk mengirimkan doa di sana.

Nama aslinya adalah Seo Donghyuck. Namun, sedari dia kecil orangtuanya selalu memanggilnya dengan nama Haechan, karena bagi mereka Haechan adalah anak yang ceria dan hangat seperti matahari.

Haechan mengambil tasnya di atas sofa kecil di ruang tengah, kemudian dia berlari keluar rumah. Memakai sepatu dengan terburu-buru dan menutup pintu dengan kuat. Lelaki muda itu berbalik kembali untuk mengunci pintu rumahnya kemudian berlari menuju halte yang tidak jauh jaraknya dari rumah Haechan.

Meskipun Haechan telah ditinggal oleh kedua orangtuanya, dia masih bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa mengambil uang yang ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Selain itu, Haechan memiliki suara yang unik sehingga dia dengan mudah di terima menjadi penyanyi di salah satu kafe yang berada di jalan yang sama dengan arah rumahnya. Biasanya Haechan akan menyanyi di sore hari. Terkadang, pemilik kafe juga akan meminta Haechan untuk bernyanyi di malam hari dan pulang ketika sudah waktunya anak di bawah umur tidur.

Sepuluh menit lagi acara penerimaan siswa baru akan dimulai. Haechan berlari dari halte menuju gerbang sekolahnya. Ketika dia sudah berhasil masuk, Haechan langsung berjalan untuk mencari letak aula tempat diadakannya acara penerimaan siswa baru.

Setelah berhasil menemukan aula, Haechan melihat di sana telah banyak para siswa dan juga guru yang memenuhi ruangan. Secara acak Haechan duduk di bangku yang belum diisi siapapun.

"Hai? Kau dari alumni JHS mana?"

Ketika Haechan baru duduk, dia mendengar seseorang dari sampingnya berbicara. Haechan menoleh dan melihat seorang anak lelaki dengan wajah yang tampan dan juga cantik yang tergabung di wajahnya. Lelaki itu tersenyum pada Haechan menunggu jawabannya.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang