Tracks 34_

51 19 42
                                    


Hari ini adalah hari kedua aku berada disini. Kemarin sore Joshua oppa sudah memanggil psikiater kesini dan aku mencoba beberapa terapi hipnotis untuk segera memulihkan keadaanku. Aku rasa itu cukup ampuh karena di malam hari aku bisa makan sekitar 8 suap, peningkatan yang cukup pesat. Tapi aku memang benar-benar harus segera pulih agar bisa kembali bekerja.

Aku keluar dari kamarku, dan tidak menemukan siapapun. Aku pun berjalan menuju meja makan dan disana ternyata ada croissant, susu almond, dan sebuah notes. Ah, ternyata Joshua oppa tiba-tiba ada meeting mendadak jadi dia harus kembali ke seoul sekitar jam 5 pagi tadi. Menurut notes yang ia tinggalkan juga seseorang akan datang menjagaku. Kira-kira siapa ya?

TING TONG!

Panjang umur! Sepertinya orang itu datang? Aku pun beranjak menuju layar kecil di dekat pintu untuk memastikan siapa yang datang lalu memencet tombol untuk memberinya akses masuk ke villa ini. Dipikir-pikir villa ini sangat canggih.

Aku pun melihat ke layar tersebut dan menemukan pria blonde melambai-lambaikan tangannya ke arah kamera yang berada jauh diatasnya. Tentu saja aku sangat mengenali pria itu, siapa lagi kalau bukan seorang Yoon Jeonghan. Aku pun memberinya akses untuk masuk.

"Annyeong Hyerim!" sapa Jeonghan oppa dengan ceria dan aku pun membalas sapaannya dengan kalimat serupa. Ia pun langsung sibuk membawa barang-barang bawaannya ke dapur, sepertinya itu semua berisi makanan? Ia pun mengeluarkannya satu persatu, dan ternyata dugaanku benar. Isinya semua camilan dan permen-

"Aku dengar kau masih belum bisa makan dengan baik, jadi kubawakan makanan yang lebih ringan dan permen. Mungkin akan membantu?" kata Jeonghan oppa sambil bertanya pada dirinya sendiri dan aku hanya terkekeh menanggapinya.



"Aku baik-baik saja oppa, kemarin malam aku berhasil makan 8 sendok-"



"NE??! 8 sendok itu baik-baik saja? Bukannya manusia normalnya makan lebih dari 10 sendok?" tanyanya mengkhawatirkanku. Ia pun mulai menatapku dari ujung kepalaku hingga ujung kakiku seolah sedang melakukan scan.

"Kau bahkan terlihat lebih kurus dalam waktu sekejap-" katanya dan aku hanya tersenyum miris. 8 sendok saja sudah bagus, karena setiap aku membayangkan kejadian itu aku merasakan sisa-sisa milik Jaeha oppa masuk ke dalam tubuhku dan membuatku mual.

"Jam berapa Joshua menjadwalkan janji dengan psikiater hari ini?" tanyanya sambil melihat jam di tangannya.

"Jam 2 oppa.."

"Ah, geurrae? Bagaimana kalau kita sarapan di tempat yang bagus?" katanya mengajakku. Tanpa menunggu persetujuanku, Jeonghan oppa segera mengemas beberapa camilan yang ia bawa dan 1 termos yang terisi penuh air beserta sarapan yang Joshua oppa berikan padaku tadi. Ia pun lalu memintaku untuk mengikutinya, Kami berjalan ke pintu belakang villa Joshua oppa, aku pun terus berjalan tanpa mengetahui daerah tersebut.

"Tada! Kau pasti tidak tahu ada tempat seperti ini kan!" ujar Jeonghan oppa penuh berseri. Gila! Apa ini?! Aku tidak dapat menyembunyikan keterkejutanku melihat sebuah hutan buatan tepat di komplek villa ini. Sebenarnya seberapa kaya Joshua oppa?

Hutan buatan itu dikelilingi pohon-pohon besar yang tidak kuketahui namanya, ditengah hutan itu juga terdapat meja panjang dan kursi panjang, serta adanya kolam berisi ikan-ikan koi di salah satu sisi hutan itu. Aku tidak menyangka Joshua oppa sesuka itu dengan hutan.

"Kami biasanya berkumpul dan menginap disini, jadi aku sudah familiar-" kata Jeonghan oppa menjelaskan selagi mengeluarkan satu persatu camilan yang ia bawa berserta dengan termos air dan susu almondku. Aku hanya mengangguk mengerti sambil mencoba untuk makan croissant yang di sediakan Joshua oppa.

Parallel Tracks_ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang