01. UNDANGAN MISTERIUS I

174 99 114
                                    

enjoy the storyline!
happy reading ♡

enjoy the storyline! happy reading ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ HARUTO, ERIC & ELZUHA ]

Ruang bawah tanah, lembab. Terdengar suara seperti pukulan yang mengenai tulang tubuh manusia. Pintu loker terbanting.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Mengingat sekarang adalah pukulan pertama yang paling menyakitkan. Kekerasan tak terduga pada remaja kelas sebelas itu terjadi pada malam hari oleh teman-temannya—tanpa belas kasihan.

BUGH!

Sebuah pukulan ke ginjal dengan kekuatan super penuh, membuat sang korban hampir muntah darah.

Seorang lelaki itu terhuyung-huyung, tidak bisa bernapas. Sementara tiga orang lainnya menghasilkan suara parau dari kemarahan dan kepuasan dasar.

Lelaki itu tersungkur ke atas lantai. Dia merunduk dan memohon. "Ma... maafin aku, kak. I-itu gak seperti yang kakak lihat."

"APA, MAAF?! MAU LO APA HUH, SETELAH BUNUH ADEK GUA? LO MASIH MOHON MAAF KAYAK GINI, LO PIKIR GUE BAKAL MAAFIN?!"

"GILA LO YA!"

Sementara lelaki bertopi putih balenciaga, menendang kasar lelaki lemah yang berada di hadapannya. "Nggak usah minta maaf, kalau lo sebenarnya udah nggak punya otak." Dia berjongkok, menyentuh kepala korbannya dengan jari telunjuk, "hei, mendingan lo mati aja, dari pada kaya gini terus. Dasar sampah!"

Tidak ada teman, tidak ada bantuan—Jino terjebak sekali lagi. Itu adalah pikirannya saat dia dihancurkan oleh para kakak tingkatnya yang menuduhnya sebagai pembunuh. Terlebih lagi, orang yang terbunuh itu adalah adik dari ketua penindas di sekolah Jino. Orang-orang di luar tidak peduli dan tidak ada anak lain yang menolongnya. Beruntung bagi Jino saat kekuatan milik Eric berakhir. Akhirnya, mereka keluar dari ruangan.

Kondisi Jino sangat memprihatinkan—memar dan berlumuran darah. Kaki kirinya tampak pincang. Orang-orang tidak memperhatikan, mereka tidak peduli sama sekali. Bagaimanapun, Jino harus memikirkan sesuatu dengan cepat sebelum dia terluka parah.

Sementara itu, Eric dan dua orang temannya mampir ke sebuah tongkrongan pinggir jalan. Mereka meninggalkan Jino sendirian. Untung-untung, lelaki itu tak Eric kunci di sana.

"Woi Ruto, kenapa lo nggak jadi keroyok si bangsat itu sih?" tanya Eric.

Naruto menggeleng. "Males gue. Habis waktu gue buat ngurus kaya gituan."

GAME OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang