Part 4

304K 22K 4.7K
                                    

Jeyra berguling di kasurnya, ia tengkurap, menopang dagunya dengan kedua tangan. Gadis itu menerawang kejadian di sekolah tadi.

"Temenin ke mana?"

"Main."

"Sorry, gue gak bisa."

Jeyra merutuki dirinya sendiri, ia masih suka Davin, tapi kenapa tadi menolak ajakan pria itu? Jeyra tau Davin akan mengajaknya ke mana, sudah hampir tiga tahun Jeyra menguntit Davin diam-diam, dan selama itu hanya beberapa tempat yang Davin sering datangi.

Club malam milik Rafa.

Dan ... hotel.

Jeyra berguling lagi. "Nyesel itu ... kenapa selalu belakangan sih?" gumamnya menatap langit-langit.

Ponsel bercase biru laut itu bergetar, menandakan ada pesan masuk dengan notifikasi khusus, Jeyra sengaja menetapkan nontifikasi berbeda, agar ia segera membaca pesan yang orang itu kirim. Tentu saja, karna pesan yang di kirim selalu penting untuk nya, sebuah info yang sangat Jeyra sukai.

Rafa

Jey, di mana? Davin di club gue, sama cewek, tapi kali ini ceweknya beda dari yang kemaren-kemaren, ini cewek yang dulu pernah jadi pacar kesayangannya Davin! Lo harus ke sini sekarang Jey! Gue udah coba suruh Davin cari cewe lain, tapi dia ngotot dan malah nyipok tuh cewek

Jeyra membelalakkan matanya. "Cewek yang pernah jadi pacar kesayangan? Berarti--" gadis itu menelan ludahnya kasar. "Aduh, gue gak mau Davin tidur sama cewek itu," gumam Jey.

Jeyra sangat ingat dengan perempuan yang pernah menjadi pacar kesayangan Davin karna satu-satunya perempuan yang berpacaran paling lama dengan Davin, kira-kira 2 bulan.

Gadis itu langsung berdiri, mengganti baju pendeknya dengan baju yang lebih sopan, melirik jam yang menunjukan pukul 10 malam. Untung saja mamanya sudah tidur, jadi Jeyra bisa keluar tanpa harus izin.

"Oke Jeyra, ini demi Davin, lo harus bertindak, demi Davin dan masa depannya," ujar Jeyra penuh tekat.

****

Jeyra mengedarkan pandangannya, mencari punggung tegap Davin yang sangat ia kenal, kemudian ia tersenyum kecil. Dapat! Ia menemukan Davin, pria itu ... sedang berciuman panas dengan seorang wanita di pangkuannya, mereka duduk di atas sofa.

Jeyra segera menghampirinya, bau alkohol sangat menyengat dari dua orang yang sedang berciuman itu. Jeyra menahan nafasnya sejenak, ia benci alkohol.

Gadis itu menoleh ke sekitar, seperti biasa, club milik Rafa selalu ramai, Jeyra mengigit bibirnya, ia hendak bersuara namun tertahan. Sakit, ini kali pertama Jeyra melihat Davin berciuman dalam jarak sedekat ini.

Siapa yang tidak sakit hati melihat orang yang di sukai berciuman dengan gadis lain?

"Davin?" panggil Jeyra.

Suara decapan yang tadi bisa Jey dengan jelas kini hilang, dua orang itu memandang Jeyra dengan tatapan bingung.

"Lo siapa?" tanya gadis cantik dengan noda lipstik yang berantakan di bibirnya.

Jeyra tersenyum kecil, berusaha menghilangkan canggung. "Maaf, tapi ... lo bisa turun dari pangkuan Davin gak?" tanya Jeyra hati-hati.

"Apa hak lo nyuruh-nyuruh gue?" tanya gadis itu sinis, ia kesal karna kegiatannya di ganggu.

"Gue--"

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang