16. Bintang

123K 18.1K 216K
                                    

♪ Starlight - Cha Ni♪  Still with You - Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪ Starlight - Cha Ni
♪  Still with You - Jungkook

16. BINTANG

Sampai hampir tengah malam Bintang tak kunjung siuman. Atlanna sudah membersihkan sekaligus memberi obat tetes pada luka di tangan dan sudut bibirnya. Lelaki itu nampak tidur pulas, tidak lagi pucat seperti sebelumnya.

Atlanna beranjak dari duduk di lantai beralas karpet bulu tebal. Ia pergi ke dapur untuk menukar air di dalam gelas yang telah menjadi dingin. Semula Atlanna menyediakan air hangat buat Bintang, namun sampai sekarang belum juga sadar dan membuat air tersebut berangsur dingin.

Tak lama berlalu, Atlanna balik lagi. Ia menaruh gelas di atas meja kaca dan kembali duduk lesehan di karpet. Ia mendongak, menatap keluarganya yang juga mengkhawatirkan Bintang.

"Kalian bobo aja, biar aku yang di sini nunggu Appa bangun." Atlanna berkata.

Langit menyahut, "Papiw aja. Kamu bobo duluan."

Ibu muda itu menggeleng pelan. "Aku takut Nyx Reaper berulah lagi nanti, Piw. Aku rasa cuma aku yang bisa jinakin dia."

Semuanya berpikir. Apa yang Atlanna bilang memang ada benarnya, bahwa amarah Nyx Reaper sulit dipadamkan bila bukan Atlanna yang menanganinya. Namun, siapa yang tega membiarkan Atlanna sendirian menunggu Bintang bangun.

"Ya udah, Papiw temenin, ya?" tawar Langit.

"Abang juga ikutan." Aishakar nimbrung.

"Enggak usah, Ata bisa sendiri kok, Piw, Bang," tanggap Atlanna dengan kilau mata penuh harap.

Alaia memahami maksud tatapan Atlanna. Anaknya itu butuh waktu berdua Bintang, apalagi mereka mulai sulit bertemu sekarang-sekarang ini. Pastinya Atlanna rindu, terlebih ia tengah mengandung calon bayinya bersama Bintang.

"Kalo Appa udah bangun, aku langsung balik ke kamar. Enggak ngapa-ngapain lagi," tambah Atlanna.

Langit bisa saja menolak keinginan Atlanna, mengingat masalah apa yang terjadi di dalam keluarganya ini mengenai putri dan sepupunya. Tetapi, cara Atlanna memandangnya membuat dada Langit menghangat sekaligus sedikit sesak. Lebih sesak saat Langit melirik perut Atlanna.

"Enggak boleh, ya?" Atlanna bertanya karena semua orang diam, sama sekali tak menanggapi ucapannya tadi.

"Kalo enggak boleh, gapapa." Atlanna pun bangkit dari duduknya. "Aku titip air hangat buat Appa. Kalo airnya dingin lagi, tolong ganti sama yang hangat."

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang