Tata POV.
"Ih pak Jeff sana kek!" Aku berkali-kali mendorong bahunya saat kepala dan tangan pria itu bersandar di bahu dan perutku. Melihat dirinya manja seperti membuatku bertambah kesal.
"Kamu dari tadi kenapa sih, hm? Coba cerita sama aku"
"Ih ngapain aku cerita sama kamu?! Udah ah sana pergi!"
"Dih nyuruh aku pergi, nanti kalo aku di ambil perempuan lain gimana?"
Seketika aku melebarkan mata atas ucapan dia. Apa dia tidak sadar dengan ucapannya? Aku semakin yakin pak Jeff sedang menyembunyikan sesuatu tentang ulat bulu itu.
"Yaudah sana! Biarin aku pulang ke rumah orangtua aku!"
"Heh! Ngomongnya kok gitu? Ngga ada ya main pulang ke rumah orangtua! Kamu istri aku, tanggung jawab aku" Ucapnya. Aku berdecak karena pak Jeff semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku.
"Iya kalo kamu ngga macem-macem! Sampe berani mah mending kamu pulangin aku aja"
"Kamu tuh apaan sih? Dari tadi kayanya nuduh aku macem-macem terus"
"Siapa yang nuduh? Kamunya aja kali terlalu di bawa perasaan"
"Kamu lagi curigain aku selingkuh ya?"
Tubuhku lantas menegang begitu pak Jeff tau aku memang tengah mencurigainya. Sial, apa yang harus aku lakukan? Aku belum bertemu dengan wanita itu, jangan sampai pak Jeff tau aku ingin menyelidiki mereka.
"Ka-kata siapa? Ngga kok"
"Bohong, dari tadi kamu tuh bahas tentang perselingkuhan terus tau ngga?"
"Emang iya? Setau aku tadi lagi bahas Ten deh"
Aku pura-pura tidak tau saja atas ucapanku. Lagi pula benar adanya kalau tadi aku tengah membahas Ten, ya walaupun menyerempet bohong soal perselingkuhan pak Johnny.
Kemudian pak Jeff bangun, mendudukan diri dengan pungunggung bersandar di kepala ranjang tepat sebelahku. Dia diam, lalu tak lama menarik tangan kiriku agar dia genggam.
"Kamu tau kan dari awal aku ngebet banget sama kamu? Kamu terus-terusan tolak aku tapi aku ngga nyerah gitu aja. Dapetin kamu itu susah loh, sumpah. Jadi buat apa aku selingkuh kalo kamu aja udah sempurna buat aku. Aku bahkan sampe nekat menghamili kamu, biar apa? Biar aku bisa hidup terus sama kamu. Aku ngga kebayang nantinya bakal kaya gimana kalo ngga ketemu kamu. Mungkin aku bakal terus gonta-ganti perempuan, mainin mereka, ya intinya ngga kaya sekarang deh. Hidup aku jauh lebih teratur ada kamu, Ta. Di tambah adanya bayi di sini, makin luar biasa hidup aku"
Entah aku harus bagaimana menanggapi ucapannya, tapi dia berhasil membuatku bungkam. Setiap perilaku dan kata-kata pak Jeff memang selalu manis, akhirnya aku mengakui. Tapi aku tidak pernah duga kalau pak Jeff bisa menilai ku sebaik itu. Pak Jeff tentu tau bagaimana aku dulu, bahkan dia menikahi aku dalam kondisi yang sudah tidak perawan dan sering melakukan seks dengan banyak pria. Pak Jeff tetap tidak mempersalahkannya, bahkan kini dia menganggap hidupnya jauh lebih baik setelah kehadiran aku dan bayi ini.
"Pak Jeff kenapa yakin sama aku? Padahal dari segi umur aja kita beda jauh. Apa yang kamu harapkan dari anak 19 tahun?"
"Aku yakin sama kamu karena aku percaya kamu mampu. Umur bukan penghalang buat aku, lagi pula di umur aku yang segini emang udah seharusnya nikah. Dan kebetulan ketemunya kamu, yaudah jadi buat apa aku ngga yakin pilih kamu sebagai istriku?"
"Tapikan di luar sana banyak yang lebih baik dari aku"
"Aku udah males main-main sama perempuan, mereka ngga ada yang kamu" Tiba-tiba tubuhku terangkat oleh pak Jeff dan mendudukan ku diatas pangkuannya, "--aku emang laki-laki brengsek yang suka keluar masuk lubang perempuan. Tapi begitu aku menikah, aku punya komitmen sendiri untuk menjaga pernikahanku. Menikah itu sekali se'umur hidup, jadi kamu ngga usah takut aku selingkuh"
Aku menatap matanya mencari kebohongan, tapi sayangnya tidak ku temukan. Pak Jeff bersungguh-sungguh dalam ucapannya, dan ya-- terbukti sih dari ucapan dia yang selalu ingin menikahiku. Aku jadi ragu sekarang tentang perselingkuhannya. Ah-- tapi tidak semudah itu juga aku langsung percaya, aku harus membuktikan disini pak Jeff bersalah atau memang perempuan itu sedang berusaha mendekati suamiku.
"Kamu kalo lagi mikir kaya gini lucu tau ngga? Gemes aku jadinya"
"Hah?"
Aku lihat dia tersenyum padaku hingga 2 cacat di pipinya terbentuk, tanganku terulur menyetuhnya. Dari setiap inci tubuh pak Jeff, lesung pipinya itu yang sangat aku sukai.
Mata pak Jeff tertutup merasakan belaian tanganku, hingga tanpa sadar ibu jariku turun tepat di depan bibirnya.
CUP~
Tentu aku terkejut karena pak Jeff tiba-tiba menciumku, tapi di satu sisi aku juga menginginkannya. Segera aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya dan membalas ciuman pak Jeff. Tidak ada tuntuntan, hanya gerakan lembut yang benar-benar membuatku terbuai.
Ciuman pak Jeff perlahan pindah hingga menyentuh kedua pipiku, lalu hidung, kedua mataku, dan terakhir dia mencium keningku cukup lama. Dan di situ aku merasa desiran aneh mengalir di tubuhku. Dari sekian banyaknya pria yang pernah dekat denganku sampai menyentuhku, aku belum pernah merasakan perlakuan seperti ini dari mereka. Hanya pak Jeff yang selalu membuatku beda.
TOK..TOK..TOK..
Aku turun dari pangkuan pak Jeff dan berjalan menuju pintu ketika seseorang mengetuknya dari luar.
"Oh bi Sani, ada apa bi?"
"Maaf bu, di luar ada tamu yang cari pak Jeff"
Tamu? Tumben sekali pak Jeff tidak bilang apa-apa soal temannya ingin kesini, karena seingatku pak Jeff pasti selalu bilang jika ada temannya yang ingin berkunjung.
"Siapa bi?"
"Saya kurang tau bu, tapi dia bilang katanya orang spesial buat pak Jeff"
Orang spesial? Astaga! Apa jangan-jangan si ulat bulu? Kurang ajar! Berani juga dia menemui suamiku. Liat saja akan ku cakar dia!
Setelah berpesan pada bi Sani agar tamu itu menunggu, aku kembali menemui pak Jeff.
"Ada apa?"
"Ada tamu tuh di bawah cariin kamu, tamu SPESIAL katanya" Aku sengaja menekan kata itu karena kembali kesal mengingat kejadian pagi tadi.
"Tamu? Aku ngga ngerasa punya tamu hari ini" Ucapnya, ku lihat wajah dia juga seperti keheranan.
"Mana aku tau! Orang iseng kali" Aku hanya mengangkat bahu, duduk kembali ke tempat awalku.
"Yaudah yuk ke bawah"
"Ngapain?"
"Ya temuin tamunya aku dong sayang"
"Ngga ah aku mau di kamar aja!"
"Udah ah ayo, ngambekan mulu deh"
Akhirnya berkat paksaan pak Jeff, aku ikut turun menemui tamu tersebut. Niat awalku tadinya ingin mengendap-endap untuk melihat apa yang akan ulat bulu itu lakukan tanpa adanya aku disamping pak Jeff. Eh pria tua itu malah mengajakku, yasudah jadi gagal deh rencananya!
Sesampainya di bawah benar saja terlihat seorang wanita bertubuh mungil duduk membelakangi kami. Dengan tampilan cukup modis, bisa aku pastikan dia seseorang yang mengerti fashion.
Pak Jeff jalan lebih dulu sedangkan aku mengekorinya di belakang. Dan sungguh di luar dugaan, suamiku langsung memeluk wanita itu di depanku. Aku sudah geram, ingin mencakarnya sebelum ucapan pak Jeff memberhentikan langkahku,
"Mama.."
Tubuhku membeku seketika. Sebutan apa tadi untuk wanita itu? Mama? Astaga! Untung aku tidak jadi menyerangnya. Haa~ dasar bodoh!
VOCÊ ESTÁ LENDO
Wrong Marriage || JaeYong 21+ (✔)
FanficS E L E S A I BAHASA FRONTAL DAN TIDAK TERKENDALI! BAGI KALIAN YANG MASIH DI BAWAH UMUR HARAP TIDAK MEMBACA CERITA INI! NEKAT? SILAHKAN TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA!! Permata Rusnandi atau biasa di panggil Tata, wanita 19 tahun yang memiliki tingkat o...
