...
"Lo suka sama ka Dian?"
"Kalo iya emangnya kenapa?"
"Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel."
"Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!"
...
Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rani mengikat rambutnya tinggi-tinggi, setelah selesai menaruh kopernya di kamar, lalu ia mulai mengambil kemoceng di dapur dan mulai membersihkan debu.
"Banyak banget dah debunya." Rani kadang kali terbatuk-batuk dan bersih-bersih akibat debu di rumahnya.
Semua ruangan hingga sudutnya Rani bersihkan semua, sekarang tinggal lantainya yang harus Rani pel.
Rani berdecak pinggang di luar rumah ketika selesai mengepel, ia melihat taman kecil yang berada di halaman rumahnya, taman itu terlihat begitu berantakan dari rumput yang sudah panjang, bunga-bunga yang sempat Rani tanam sudah kering, karena tidak disiram.
Rani memutuskan untuk membereskan taman itu dimulai dari memotong rumput-rumput yang sudah panjang.
Rani langsung melihat ke arah sumber suara, terlihat Rex yang datang sambil membawa gunting pemotongan rumput. Jantungnya kembali berdegup kencang, bibirnya mulai terangkat namun Rani berusaha agar bibirnya tidak tersenyum.
"Jadi mau gak?" tanya Rex kedua kalinya karena Rani tak kunjung memberikan jawaban.
"I-iya boleh." Rani menganggukkan kepalanya
Setelah mendapatkan jawaban, Rex menghampiri Rani lalu mulai memotong rumput yang terlihat panjang itu.
Rani membantu Rex dengan senyum tipis terpampang di wajahnya, perasaan terlihat begitu senang Rex datang membantunya.
Matahari berada di atas kepala mereka, membuat suasana di sekitar terasa panas dan gerah.
"Cape banget, haus," kata Rani sambil mengelap keringatnya.
"Ayo ke rumah gue," ajak Rex.
"Ngapain?"
Rex tidak menjawab pertanyaan Rani ia langsung menarik Rani dan membawanya ke rumahnya.
"Duh nih anak main tarik-tarik aja, gimana kalo ketemu Ka Dian nanti," batin Rani.
Mereka berdua sudah berada di dalam rumah Rex. Mata Rani tengah melihat ke sekitar mencari keberadaan Dian.
"Tenang aja, Ka Dian nggak ada dia pergi ke Jakarta," ucap Rex yang seakan tau perasaan Rani.
Rani merasa lega setelah mendengar ucapan Rex. "Pasti Ka Dian jenguk tunangannya," batin Rani.
Saat ini mereka berdua berada di meja makan, begitu banyak makanan yang terhidang di sana.
"Ini lo yang masak?" tanya Rani kagum.
"He em," jawab Rex sambil menuangkan air ke gelas untuk Rani. "Lo ... masih takut ketemu Ka Dian?" tanya Rex.
"Mmm, nggak kok, gue cuma ... sedikit malu aja kalo ketemu. sedikit lo ya sedikit," jawab Rani meyakinkan Rex.