Part 23.3 - Something About Gossip

36.4K 7.4K 4.9K
                                    


Hi all, maaf nggak sesuai rencana kelarnya kemarin karena tanganku tiba-tiba sakit banget. Yang jelas aku nggak pernah suka nunda up dengan sengaja nih 😣.  Siapa sih yang nggak pengen ceritanya cepet tamat?🥺

Makasi juga udah bersabar ya menunggu interaksi Raphael dan Kaytlin💙. Aku sadar akhir-akhir ini interaksi mereka kurang banget, tapi bagaimanapun aku tetap lanjutkan sesuai alurku. Nanti juga kalian bakal muntah2 overdosis interaksi mereka 😋 Dan dalam part2 minim interaksi ini sebenarnya banyak "clue". Suatu saat kalian pasti bakal mengerti.


*
*
*

Raphael masih ingat kejadian di hari itu di mana ia mengetahui suatu hal bernama kematian untuk pertama kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raphael masih ingat kejadian di hari itu di mana ia mengetahui suatu hal bernama kematian untuk pertama kali.

Saat itu ibunya sedang berjuang untuk melahirkan. Para pelayan hilir mudik membawa baskom berisi air panas dan cucian kotor. Teriakan ibunya terdengar menyayat, namun lambat laun semakin melemah. Dan itu sudah terjadi selama dua hari yang membuat Raphael frustrasi karena ia tidak diperbolehkan melihat. Ayahnya terlihat sering berkomunikasi dengan dokter. Terakhir kali, Raphael mendengar ayahnya berkata "Aku tidak peduli, selamatkan bayinya". Lalu setelahnya, sang marquess hanya memilih untuk mabuk di ruang kerja.

Baru pada hari ketiga, Raphael diizinkan memasuki kamar ibunya. Pada saat itu bayinya sudah terlahir dengan selamat dan kamar marchioness telah dibersihkan dari segala kekacauan. Ayahnya bersuka cita menyambut kelahiran putra keduanya sehingga tidak peduli hal lain selain itu.

Sang marchioness masih berbaring di tempat tidur saat Raphael melihatnya pertama kali. Raphael berharap wanita itu akan mengatakan sesuatu tentangnya tetapi tidak ada satu kata pun yang terucap. Ia bahkan tidak mengenal Raphael saat pertama kali memasuki kamar.

"Her Lady masih lemah, My Lord," jelas Winston yang mengantarnya. Suhu ruangan agak panas karena perapian menyala. Bau laudanum* memenuhi kamar. Salah seorang pelayan wanita duduk di dekat tempat tidur sibuk mengganti kompres sang marchioness setiap menit. (*laudanum : ekstrak alkohol dari opium pada abad 19 digunakan sebagai penekan rasa sakit sebelum parasetamol ditemukan)

Raphael berlutut di samping tempat tidur, di hadapan wajah ibunya yang pucat. Mata hazelnya menatap kosong. Ada lingkaran hitam di sekitarnya akibat kelelahan dan pengaruh laudanum. Rambut coklat gelapnya yang terhampar di ranjang tampak kusam dan tak bercahaya.

"My Lady..."

"Siapa?" tanya ibunya lemah.

"Ini aku, Raphael."

Mata sang marchioness mencoba fokus. Tangannya bergerak ke arah Raphael tapi hanya setengah jalan dan terkulai di tempat tidur. "Raphael..."

Raphael menggenggam tangan ibunya. Dingin. Sedingin es.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang