Part 44. Mencoba lagi

115 17 4
                                    


🌼ETERNAL MAJESTY🌼

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Sungjae perlahan membuka matanya,ia menengok jendela kamar yang terbuka sedikit ,ternyata matahari belum menampakkan dirinya itu artinya masih subuh sekali sekitaran pukul 4 pagi.

Sebenarnya sehabis berhubungan ia tidak bisa tidur meski Sooyoung terlihat nyenyak karena terlalu lelah,kemungkinan Sungjae hanya tidur 2 jam saja.

Sungjae menatap Sooyoung yang sedang memeluknya kini,begitu banyak kejadian tak terduga yang mengubah hidupnya semua berawal saat ia mengikuti sayembara itu.

Ia hanya rakyat biasa yang tidak peduli akan kehidupan istana,apalagi soal wanita Sungjae bahkan tidak pernah sama sekali tertarik soal hubungan percintaan.

Tapi lihatlah semua telah berubah ia pernah hidup diistana dan sekarang membawa seorang putri keluar dari istana yang parahnya ia telah menikahi putri tersebut.

"Kau bangun" ucap Sooyoung dengan suara khas bangun tidur.

Mereka saling bertatapan dan saling tersenyum
"sepertinya aku harus kekamar mandi" ucap Sooyoung yang bangkit dari tidurnya

Tiba tiba saja ia menunduk kesakitan "auh"
Sambil memegang paha atasnya.

Sungjae mencoba menolongnya "Gongju gwenchanna?"

"Sungjae ah... jangan jangan itu robek sampai -oh tidak ..aku takut kekamar mandi ottoke" rengek Sooyoung dengan pikiran macam macamnya

Sungjae melongo "itu tidak mungkin,saya temani kekamar mandi saja ya Gongju" tawar Sungjae

"Yakk ..michosseo!.. " Sooyoung membulatkan matanya

"Ada apa? Sayakan suami Gongju"

Sooyoung menepuk jidatnya "ah Mianhe..aku lupa hehehe" kini ia tertawa

Sungjae juga ikut tertawa "sudah tak sakit?"

Sooyoung mencoba bergerak sedikit "kurasa sudah berkurang" jawabnya

"Mianhe Gongju... mungkin semalam saya terlalu kas emm" Sooyoung menutup mulut Sungjae dengan cepat.

"Ish...kau menyebalkan Sungjae!" Ketus Sooyoung berlalu dengan jalan sempoyongan

"Jangan ikuti aku!" Ucapnya menutup wajah malunya sedangkan Sungjae tak bergeming ditempatnya "apa aku mengatakan hal yang buruk?" Batinnya heran.

.
.
.

"Sooyoung tidak pernah mendengarku,bahkan sihirnya belum sempurna" ujar Daebi yang kini menatap kosong lantai

"Inwoo juga tidak pernah mendengarku dia masih serakah seperti dulu"ujar selir utama yang duduk disamping daebi

Daebi menuangkan teh dicangkir selir utama "tapi bukankah sihir itu bisa sempurna sendiri tanpa perlu latihan,sihir itu berkembang melalui darah yang mengalir" ucap Selir Utama

Daebi mengangguk "itu benar, hanya butuh konsentrasi dan juga keyakinan yang kuat"

"Aku selalu mengajarkannya untuk mencoba menyatuhkan dirinya dengan alam di puncak air terjun dekat bukit marguerite itu semua agar ia mudah berkonsentrasi" jelas Daebi

Selir utama juga menuangkan teh dicangkir daebi yang kosong "minumlah dulu"

Daebi tersenyum dan mulai bersulang dengan selir utama.

"Meski anak anak kita begitu sulit untuk diatur tapi syukurlah kita masih bisa akur seperti ini " canda Selir utama

Daebi ikut tertawa "aku menerimamu karena kau orang baik selir" ucap daebi

ETERNAL MAJESTY : The Mystery Of Scarlet MargueriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang