Hi guys! This is me @jdm_jdm, but I didn't get my account back, so here I am.
I am rewriting my stories "Jeff" and "Jeff (II)" and put it into one book.
HELLO OLD READERS??? I AM STILL HERE.
Description:
Saat bertemu dia, aku masih lugu. Tidak tau a...
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Setelah melakukan banyak tukar pikiran dan pendapat, dan menghabiskan banyak tenaga, emosi dan waktu, kami semakin dekat dengan hari pernikahan kami. Tentu aja gak mungkin gak berantem, pastinya hal itu akan selalu ada, terutama menjelang pernikahan. Tapi lagi-lagi, emosi buruk itu nggak pernah bertahan lama.
"More?" tanya Jeffrey, menuangkan segelas wine di cangkirku.
"Yes please," jawabku.
Jeffrey tersenyum.
"You look worn out baby."
Jeffrey memandang mataku, lalu memasukkan sendok yang berisi daging ke dalam mulutnya.
"I know."
"I mean really. Would you like me to give you a massage... after this?"
Of course yang kita butuhkan sebelum peristiwa besar itu terjadi adalah liburan. Yes, we need a holiday. Even just for a short amount of time. And a massage.
"Please, thank you."
"My pleasure, sayang."
Jeffrey menyeka mulutnya setelah makanannya habis. Aku sudah selesai menyantap mash potato dan grilled chicken lebih dulu daripada dia, akhir-akhir ini aku gampang lapar.
"Sudah ya, sayang. Jangan terlalu capek mikirin semuanya. Pasti ada perdebatan antara kita, bahkan keluarga, tapi yang paling penting kan keinginan kita. We are this close, sayang. Semua sudah masuk ke dalam checklist. Relax."
Jeffrey bangkit dari kursinya dan menghampiriku. Ia menarik tanganku pelan, aku melihat ke matanya. Dan dia mengedipkan matanya.
"Apa sayang?" tanyaku.
"Yuk."
Dia mengajakku ke tempat tidur, melepas robe satin yang kupakai, dan mulai memijat bahuku. Aku memejamkan mataku, wine tadi membuatku sedikit melayang dan ngantuk.
"Never knew, kamu lumayan juga."
"Hahah.. I'm good with my hands. Don't you think so?"
"Of course you are," aku mengangkat rambutku dan mengikatnya.
Tangan Jeffrey memijat punggungku, dan aku menikmati sentuhannya yang tidak terlalu keras tapi juga bertenaga.
"Hmmm..."
"Sini, tidur di sebelahku."
Jeffrey berbaring, dan aku pun ikut berbaring dengan posisi miring, ia memijit bahuku, sambil menciumiku.
"I love the weather, kinda warm but windy," kataku.
"Yeah. Me too," jawabnya. "Aku jadi ingat dulu."
"Yang mana?"
"Dulu, waktu kamu kehabisan baju dan karena kita habis camping, akhirnya kamu minta kita pindah ke hotel supaya kamu bisa laundry."