22 Februari 2019

261 43 0
                                    

Vote
Tengs!🍀

***

"Hujannya udah reda, ayo naren anterin pulang".naren beranjak menatap aurora

"Hmm iya".jawab aurora.naren pun berjalan duluan ke arah motor nya.

"Neng! Mau kemana? Main sama om yuk".ujar bapak2 yang melihat aurora berjalan sendiri. Aurora pun bergidik ngeri dibuatnya.naren pun berbalik menatap malas Bapak 2 itu dan menghampiri nya.

"Ekhem!".dehem naren menggenggam tangan aurora.aurora pun mendongak menatap naren dan bernafas lega.

"Eh mas naren, apa kabar!?".kaget bapak bapak tadi melihat keberadaan naren.
Aurora menatap mereka bingung.

"Bapak liat saya gimana ini, gitulah saya".jawab naren

"Jangan marah marah atuh masnya".jawab bapak tadi.

"Mang saya marahin bapak?".tanya balik naren

"E-eng-gak sih enggak....maaf lah mas, maaf".jawab bapak bapak tadi takut.

"Bapak pergi aja pak".usir naren.

"Naon?"

"Bapak lebih tua,kata guru olahraga saya sopan itu diterapkan kesemua orang,apalagi orang yang lebih tua.jadi daripada saya gak sopan karna pergi dari sini meninggalkan orang tua,mending bapak yang pergi duluan ninggalin kita?".ujar naren

"Iya mas gurumu bener,mas juga gak salah yaudah mari mas".balas bapak itu dan langsung pergi. Naren hanya menatap malas kearah punggung bapak2 tadi

"Bapak tadi ngap-
Eh-
maksud aku, kamu gapapa?".ulang naren.

"Iya gapapa ayo".jawab aurora menggenggam tangan naren. Naren yang melihat perlakuan aurora pun tersenyum gugup bercampur senang.

"Jaket nya dipake kamu aja".ucap naren saat aurora ingin mengembalikannya.

"Eh gausah, ntar kamu cuma make kaos doang, dingin loh ini".jawab aurora

Naren pun tersenyum sambil menggeleng.

"Angin mah takut sama aku, bidadari".jawab naren memakaikan jaketnya ke tubuh aurora dan memasangkan helm. Aurora hanya menatap setiap perlakuan yang dilakukan naren untuknya.kemudian bibirnya sedikit tertarik ke atas membentuk senyuman.

"Aduh disenyumin bidadari duh,meleleh aku".ucap naren dibuat buat.

"Ih apaaan sih!".malu aurora menggeplak bahu naren yang terkekeh.

"Yaudah Naik".ucap naren mengulurkan tangannya.aurora pun menerima uluran tangan naren kemudian naik ke motor naren.

"Jangan balik ke kayangan ya".ucap naren sebelum menjalankan motornya.

"Iyaa".balas aurora

"Yaudah pegangan, ntar terbang lagi".ujar naren mengambil tangan aurora dan melingkar kan di pinggangnya.

"Modus nihhh".cibir aurora terkekeh tetapi tetap melingkar kan tanganya di perut naren.naren pun tersenyum kemudian melajukan motornya membelah jalanan yang basah menuju rumah aurora

Setelah beberapa lama akhirnya mereka pun sampai di depan rumah mewah.

"Gih masuk, mau hujan lagi ini".ucap naren ke aurora yang berdiri di samping motornya.

"Nggak mau mampir dulu,kan mau hujan lagi".jawab aurora

"Lain kali ya,takut bunda khawatir di rumah".balas naren tersenyum.

"Kan mau hujan, ya nanti kamu kehujanan".ucap Aurora.

"gak papa ra, aku gak takut hujan".jawab naren tersenyum.

"Beneran?".aurora memastikan.

"Iyalah,yang Ngehendaki hujan malam ini nanti itu Allah, jadi aku lebih takut Allah Ketimbang hujan".jawab naren.

"Kamu ini... Yaudah deh, ini jaket kamu aku cuci dulu ya".balas aurora yang diangguki naren.

"Naren nya pulang dulu ya bidadari,abis ini tidur, baca doa, mimpiin naren jangan si indah, selamat istirahat".ucap naren mengelus puncak Kepala Aurora dan melesat pergi.Aurora pun tersenyum dan berbalik memasuki rumahnya.

"Kak, kok lama banget?".tanya mamahnya.

"Kan hujan mah".balas vania.

"Oh iya, tadi dianterin siapa pulangnya?"

"Narendra".jawab Aurora.

"Kok kakak baik nya nggak mampir?".ucap celine.

"Mau hujan dek, nanti bunda nya nyariin".balas aurora

"Ooh".jawab celine.

"Cie pake jaket kakak baik cieee kakaaak".goda celine melihat jaket yang dipake Aurora.Aurora pun menatap tajam adiknya tersebut.

"Bodo ah, capek aku mau istirahat".balas Aurora sebel dan pergi ke kamarnya.

"Narendra siapa sayang?".tanya mamahnya.

"Calon mantu mama, ma".ceplos celine dan pergi ngacir.

"Astaga anak berdua ditanyain malah kabur semua".dumel mamanya.












*****

"Narendra! Kok baru pulang? Bajunya basah gini lagi".suara sarah melihat anaknya yang baru pulang.

"Sstttt bunda...jangan teriak teriak dong, sakit nih kuping naren".jawab naren mendekati bunda nya

"Abisnya lama banget pulangnya".balas sarah

"Astaga sayaaang Bibirnya kenapa hem?".panik Aurora melihat lengan anaknya yang bibirnya lebam.

"Abis berantem sama kudanil tadi di jalan hehe".ucap naren.

"Kamu berantem lagi? Nak nak..,pikirin bunda yang khawatir liat kamu begini nak".lirih bundanya.

"Iya bunda RT, naren gak papa".ucap naren.

"Trus kok lama pulangnya?".tanya bunda nya lagi.

"Main dulu tadi kerumah elbi,trus tadi pas mau pulang ketemu bidadari tengah jalan lagi nangis, eh yaudah deh naren suruh diem tapi malah hujan, dan kita nungguin hujan reda baru naren anterin dia pulang".jelas naren panjang lebar sambil senyum senyum.

"Kamu suka sama orang?".selidik sarah

"Bukan tapi sama bidadari".jawab naren.

"Kok gak kasih tau bunda?".sebal bunda nya.

"Udah barusan".jawab naren.

"Emang dasar anak nakal, sana mandi dulu abis itu kita makan malem sama ayah".suruh sarah mencium pipi anaknya.

Naren pun mengangguk."iya".jawab naren dan pergi ke kamarnya.











Skip!

Kini Lelaki tampan tersebut tengah terduduk menatap bintang sambil sesekali menyesap kopinya, ia termenung.berulang kali menghela nafasnya, entah apa yang ia pikirkan.kemudian setelahnya ia menuliskan beberapa kalimat di buku kepemilikanya yang sering ia sentuh.ia menuliskanya dan beberapa detik kemudian sakit yang teramat hebat menghantam dikepalanya. berlari lelaki itu tertatih-tatih masuk kedalam kamarnya. keringat yang bercucuran menyeret kakinya yang kaku dan menahan sekuat tenaga pengar gila itu.

"All-ahuak-bar".ucapnya pelan sambil menutup matanya. Ia terjatuh di depan nakas tempat tidurnya dan mengambil obat yang tak tau itu obat apa. Ia membuka tutup obat tersebut dengan tangan gemetar sampai berserakan. Ia sudah tak perduli, kemudian dimasukkanya beberapa pil tersebut ke mulutnya dan meminum air mineralnya susah payah.

Brukk!

Tak sanggup lagi ia menopang berat tubuhnya. Ia pun menjatuhkan badanya dilantai kamarnya dan matanya terpejam menghadap langit-langit kamar. menetes, sebuah cairan bening keluar dari matanya.

"Aku kuat".gumamnya menyisir rambutnya dan mengusap kasar ai mata tak sopan itu yang keluar tanpa izin nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada apa nih?
Kenapa laki-laki tampan itu?

NADARMA 6570 DAY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang