Part 14

180K 12.8K 2.2K
                                    

Jeyra keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang jauh lebih segar, gadis itu menggunakan hoodie oversize dan juga celana panjang untuk menutupi tubuhnya, Jeyra tidak mau orang-orang berfikiran macam-macam saat melihat luka di badannya.

Tadi Davin masuk ke kamar ini lagi dan memberikan pakaian ini, pria itu juga membuka kunci kamar. Jeyra menghela nafas, sebenarnya ada apa dengan Davin? Jeyra merasakan perubahan besar pada pria itu. Meskipun Jeyra tau sifat Davin memang buruk, tapi tetap saja aneh.

Davin berbuat kasar padanya, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, bahkan mengancam akan menghancurkan mamanya juga. Padahal sebelumnya Davin tidak sejahat itu, dia memperlakukan Jeyra dengan baik.

Menggelengkan kepalanya, Jeyra berjalan keluar kamar dengan perlahan, tubuhnya masih sakit akibat ulah Davin semalam. Langkah Jeyra terhenti saat melihat sepasang kaki berlapis heels merah di depannya. Jeyra mendongak kemudian ekspresinya menjadi datar melihat pemilik sepatu itu.

Hana ... tunangan Davin.

Melihat wajah Hana sepertinya perempuan itu seumuran dengan Jeyra, namun penampilannya jelas terlalu dewasa, make up nya cukup tebal, padahal Jeyra rasa Hana akan lebih cantik tanpa make-up.

"Davin milik gue."

Suara bernada angkuh itu membuat Jeyra terdiam. Kemudian gadis itu berdiri tegak, ia sudah melakukan banyak hal termasuk mengorbankan mahkotanya untuk berada di posisi ini, posisi di mana ia menjadi kekasih Davin dan Jeyra tidak akan membuat posisinya terancam. Ia akan melawan perempuan di depannya demi mempertahankan apa yang telah ia raih.

"Davin pacar gue, dia janji gak akan pernah mutusin gue dan jadiin gue milik dia selamanya," ujar Jeyra berani. Sekarang Jeyra tidak terlihat seperti dirinya karna tatapan dingin dan tenangnya itu.

Hana tertawa sinis, wanita dengan dress hitam ketat itu maju selangkah menatap Jeyra dengan tatapan mengejek.

"Lo itu bodoh ya, terlalu cinta bikin logika lo mati." Hana menarik sudut bibirnya melihat Jeyra yang terdiam. "Menurut lo, gimana hubungan kalian kalau Davin gak pernah mutusin lo? Kalian bakal pacaran sampe ke alam baka?" tanyanya mengejek.

"Davin itu cuman manfaatin kepolosan dan tubuh lo doang dengan embel-embel pacar, karna sejak dulu perasaan dia itu punya gue, dan gue yang bakal nikah sama Davin, bukan lo!" seru Hana tajam.

Menikah? Jeyra tidak memikirkan hingga kesana. Gadis itu menggigit bibirnya, mengingat jika status perempuan di depannya ini adalah 'tunangan' Davin membuat dadanya terasa nyeri. Jelas, pangkat Hana jauh lebih tinggi di bandingnya yang hanya seorang 'pacar'.

"Davin bahkan rela nunggu gue selama 3 tahun untuk sekolah di luar, dan sekarang gue udah pulang, gue balik buat dia," ujar Hana. "Sekedar informasi aja, gue sama Davin udah tunangan sejak tiga tahun lalu, tepatnya sebelum kita masuk ke SMA."

Jeyra semakin terdiam, itu artinya mereka sudah bertunangan sebelum Jeyra mengenal Davin dan memiliki rasa pada pria itu. Jeyra mengenal Davin saat MOS, waktu itu Davin lewat bersama Rafa, dan entah mengapa jantung Jeyra berdetak keras melihat Davin hingga akhirnya Jeyra memutuskan untuk menyukai Davin.

"Udah cukup sadar diri?" tanya Hana sinis. "Siap-siap aja, cepat atau lambat Davin pasti bosen sama lo dan ngebuang lo ke tempat sampah."

Hana berlalu pergi setelah mengatakan itu.Jeyra masih terpaku di tempatnya, jari-jarinya saling bertaut, matanya mulai berkaca-kaca. Tapi sedetik kemudian Jeyra menggeleng seraya mengepalkan tangannya. Masa bodo dengan semua kenyataan yang terlalu menamparnya. Jeyra tetap akan bertahan, ia rela fisiknya terus di sakiti dan batinnya terus di uji.

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang