27. Berbagi Kehangatan 🔞

19.3K 1.7K 169
                                    

Sudah dua hari Mark tidak muncul di hadapan Haechan. Tak ada kabar sama sekali padahal Haechan telah menghubungi Mark.

Haechan mendesah kecewa karena hari ini pun, Mark tak terlihat. Sudah tiba waktunya untuk restoran tutup dan pegawai lain telah pulang. Mereka tak memiliki pelanggan sejak 30 menit yang lalu sehingga meja-meja telah dibersihkan dan dirapikan. Hanya tersisa Haechan dan Sungchan yang bertugas mematikan lampu dan mengunci pintu.

"Kau pulang sendiri?" tanya Sungchan ketika mereka telah mengunci pintu restoran.

Haechan mengangguk dan memasukkan kunci restoran ke dalam saku mantelnya. Suhu di malam hari semakin dingin sehingga Haechan hampir menggigil kedinginan.

"Aku akan menemanimu hingga ke halte. Bus terakhir jam 11 malam 'kan?" tanya Sungchan dan kembali diangguk oleh Haechan.

Sungchan melirik jam tangannya. "Masih jam 09.50, masih sempat. Kau selalu pulang sendirian. Jadi, aku akan menemanimu malam ini. Boleh?"

Haechan memandang Sungchan sejenak. Dia berpikir sebelum mengiyakan. Tidak masalah ditemani oleh seseorang. Haechan ingin melupakan Mark sejenak. Dia kesal karena setelah mereka melakukan itu, Mark malah menghilang. Haechan khawatir jika Mark hanya ingin melakukan sex saja, bukan karena menyukai Haechan.

"Kenapa?" Haechan mengangkat wajahnya dan melihat Sungchan. Dia tidak sadar jika sedari tadi dirinya terus menunduk.

Haechan menggeleng dan memberi senyum pada Sungchan.

"Benarkah? Sepertinya ada yang kau pikirkan."

Haechan menunduk dan tak menjawab. Dia menggeleng pelan. Sungchan memandang Haechan yang menunduk. Lalu tangannya terangkat untuk menyentuh kepala Haechan.

"Jangan tanggung sendiri. Ada aku jika kau butuh sandaran."

Haechan terkejut ketika Sungchan menaruh tangannya dan segera menoleh ke arah Sungchan. Ketika dia ingin merespon, seseorang datang dan menyingkirkan tangan Sungchan dari kepala Haechan.

'Mark.' batin Haechan memanggil seseorang yang baru muncul setelah dua hari menghilang.

Sungchan melihat ke arah Mark yang menarik tangannya. "Ada apa denganmu?"

Mark melihat Sungchan dengan tajam dan aura dingin yang dia keluarkan. "Jangan meletakkan tanganmu di atas milikku."

"Milik?" tanya Sungchan. Dia memalingkan wajahnya dan melihat Haechan.

Mark tidak membiarkan Haechan menanggapi Sungchan. Dia menarik tangan Haechan dan membawanya ke arah mobil yang diparkir tak jauh dari mereka berdiri. Sungchan tak bisa menahan mereka karena dia masih merasa bingung dengan perkataan Mark.

Mark menarik tangan Haechan dan menyuruhnya untuk masuk. Haechan tak membantah melainkan dia mengikuti apa yang Mark katakan.

Keadaan menjadi hening sejak mobil Mark mulai dijalankan. Mark terlihat fokus membawa mobil. Sesekali Haechan akan melirik ke arah Mark. Bermaksud ingin menanyakan beberapa hal, tapi tidak mungkin membiarkan Mark kehilangan fokus hanya karena dirinya.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di rumah Haechan. Mark keluar bersamaan dengan Haechan. Dia berdiri di depan Haechan tanpa mengatakan apapun.

"Kenapa?"

"Kau tidak menyuruhku untuk masuk?"

Haechan gelagapan. Dia tersenyum kecil pada Mark dan menyuruhnya untuk masuk. Mark duduk di sofa seperti biasanya. Dia melonggarkan dasinya dan membuka dua kancing kemejanya. Haechan melihat apa yang dilakukan oleh Mark. Di mata Haechan, Mark terlihat seksi dan panas. Haechan menelan ludahnya dan pergi ke dapur untuk mendapatkan air minum.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang