Epilog

1K 102 40
                                    

"Apa maksud perkataanmu itu?" Bill menyeringai kemenangan.

Seolah tau ada rahasia yang disembunyikan aku bersuara, "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa yang kalian berdua katakan?"

Bill berjalan ke arahku dengan langkah yang perlahan. Ia menepuk pundak ku pelan lalu meraba permukaan leherku.

"Jadi, kau belum tau ya, Gulfi? Tentang apa yang Mew lakukan di belakangmu?"

Aku semakin tidak mengerti dengan situasi ini. Aku butuh kejelasan, aku tidak mengerti apa yang Bill katakan. Pikiranku kembali memikirkan hal-hal lain yang membuatku merasa sakit.

"Cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi, jangan berbasa-basi seperti ini!"

"Baiklah, baik. Akan kukatakan."

Mew membalikkan tubuhnya, dia terlihat seperti orang yang tidak ingin aibnya dibongkar oleh seseorang. Mew menggertak geram.

"Bill, kau punya kesempatan untuk diam atau aku akan membunuhmu saat ini juga. Kau hanya punya dua pilihan, diam atau aku akan menghancurkan hidupmu sampai berkeping-keping, aku tidak main-main dengan ucapanku barusan, meski dulu kau adalah sahabatku tapi aku tidak bisa membiarkanmu melakukan hal semaumu."

"Benarkah? Memang apa yang akan terjadi padaku jika aku memberitahu Gulfi tentang kebenaran? Gulf juga tidak keberatan, iya kan?" Bill melirikku dengan pertanyaan itu, dan entah kenapa aku mengangguk mengiyakan ucapan Bill barusan.

Aku menahan Mew agar tidak menghentikan Bill, aku ingin tau apa yang mau Bill sampaikan padaku sampai-sampai dia rela datang ke rumahku yang ada di desa hanya untuk memberitahukanku hal ini.

"Percayalah, Gulfi. Kau tidak akan mau mendengarkannya. Dia gila. Jangan percaya apapun yang dia katakan!" Semakin Mew melarangku, semakin aku penasaran.

"Diam, Mew. Aku perlu tau apa yang mau Bill katakan tentangmu. Apa yang sudah kau lakukan di belakangku, huh? Aku yakin ini adalah sesuatu yang sangat penting sampai-sampai kau tidak mau Bill membongkar rahasiamu."

"Ck, percayalah padaku. Jangan dengarkan si gila Bill. Dia gila. Kau masih ingat kan kalau dia yang sudah menyerangmu sampai kau dirawat selama beberapa hari?"

Tentu aku masih ingat apa yang sudah Bill lakukan padaku dan tidak akan pernah kulupakan. Hanya saja saat ini aku butuh kejelasan. Aku butuh kebenaran, kebenaran tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Tidak usah kau ingatkan pun, aku tidak akan lupa. Tapi biarkan Bill bicara dulu apa yang mau dia katakan."

"Ck, sial."

Aku melirik ke arah Bill yang ada tepat di depanku saat ini. "Jadi, apa yang mau kau katakan kepadaku?"

"Mew-"

BUGHH!! BUGHHH!!! BUGHHHH!!!!

Dengan cepat Mew berlari menuju ke arah Bill di sana dan langsung melayangkan bogemannya ke wajah Bill. Bill terlempar sejauh beberapa senti, Mew memukul Bill dengan seluruh kekuatan yang dia punya. Aku kaget dengan apa yang terjadi barusan, ini terjadi begitu saja dan masih membuatku merasa panik.

Orang-orang yang bersama Bill pun tidak tinggal diam, mereka mulai menyerang kami dengan membabi buta. Aku yang belum siap untuk bertarung terkena bogeman tepat di bagian wajah sebelah kanan dan perutku. Aku terjatuh sambil mengaduh kesakitan dan segera membangkitkan tubuhku untuk membalas. Kulihat Chuy, Martin, dan Bram juga ikut membantu, mereka bertarung dengan sekuat tenaga meski mereka belum tersadar 100% dari mabuk.

Aku melayangkan tinjuanku pada salah satu orang di sana dan berhasil membuatnya bertekuk lutut di hadapanku. Aku melirik ke arah Mew yang terus menendang Bill secara membabi buta. Mew menendang, memukul, menginjak, meludah, bahkan menjambak rambut Bill dengan sedemikian rupa sampai-sampai aku tidak bisa melihat wajah Bill yang kesakitan. Aku tidak bisa membiarkan hal ini. Dia bukan seperti Mew yang kukenal, dia adalah monster.

GULFI - MEWGULFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang