Sungai Han : 한강

1K 61 3
                                    

Entah untuk keberapa kalinya, ia juga sudah lupa. Hari ini, ia masih juga mendatangi tempat yang indah juga berbahaya untuknya. Pemandangan sungai han malam ini sangat indah, lampu-lampu yang biasanya tidak pernah menyala dengan begitu indahnya.

Malam ini lampu-lampu itu menyala dan memancarkan cahaya yang bisa membuat siapa saja terkagum-kagum dan memberikan kesan hangat dihati. Walaupun tak bisa memberi kehangatan untuknya, setidaknya memberi kehangatan untuk orang lain.

Jam sudah menunjukkan waktu tengah malam. Walaupun sudah larut malam, beberapa orang masih berlalu lalang disekitar sungai Han. Entah itu untuk sekedar menikmati pemandangan yang ada, melepas lelah selepas bekerja paruh waktu, berkencan atau sepertinya, yang ingin memeluk dinginnya air sungai.

Ia terus saja memandang air yang mungkin saja bisa membuat dirinya membeku. Musim dingin masih berlangsung dikorea. Ya, walaupun musim dingin sudah hampir usai, setidaknya air itu masih bisa membuat siapa saja terserang hipotermia jika berenang atau sekedar berendam di air sungai han.

Ia bepikir, apakah jika ia melompat kebawah, apakah ia akan mati? Atau sekedar kedinginan?. Setiap hari, jam, menit bahkan setiap detik. Ia selalu berusaha melawan pemikirannya sendiri. Melawan pikiran yang berbahaya untuk dirinya sendiri. Beberapa bulan terakhir, ia selalu saja mendatangi tempat ini, tempat yang ia rasa bisa memberi ketenangan sekaligus mungkin akan menjadi akhir dari hidupnya.

Yaitu, melompat kebawah dan menyatu dengan dinginnya air sungai han.
Lamunannya terganggu, kala seorang lelaki dengan pakaian serba hitam lengkap dengan topi juga masker yang menutupi wajahnya, menabrak dirinya dan langsung pergi begitu saja.

Sebenarnya ia sangat kesal sekali ketika lelaki itu pergi begitu saja tanpa ada kata maaf yang terlontar dari mulutnya. Tetapi, ia sedang malas untuk berdebat hari ini. Hidupnya sudah sangat tidak tenang, lelah dan rumit. Jadi, ia tak ingin membuat harinya bertambah rumit dan lelah dengan hal sepele seperti yang barusan terjadi.

Ia masih dan tetap menatap bayangan dirinya sendiri yang terpantul diair. Kakinya, sudah terangkat menaiki satu tingkat pada besi-besi yang terdapat pada jembatan. Ia membaca kalimat penyemangat yang dibuat oleh pemerintah setempat untuk mencegah tindakan serupa. Seperti yang ingin ia lakukan sekarang ini.

Walaupun kau ingin menyerah dan merasa sangat lelah dengan kehidupamu sekarang ini. Tetaplah bertahan sedikit lagi. Tetaplah hidup. Walaupun kau hidup tidak untuk dirimu sendiri, hiduplah untuk seseorang yang masih bisa membuatmu tersenyum ataupun tertawa atau hiduplah demi peliharaamu yang lucu. Mungkin, saat ini, bisa saja ia menunggu kepulangan dirimu. Tidak apa-apa jika kau merasa lelah, itu adalah yang wajar.

Tetapi, bertahanlah sedikit lagi, walaupun entah kapan, kebahagiaan pasti mendatangimu.

Ia tersenyum kecil, seseorang yang bisa membuatku tersenyum dan tertawa adalah seseorang yang tidak mengenaliku sama sekali. Mereka sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri.

Mereka tidak pernah mengenaliku sama sekali, atau bahkan, mereka mungkin tidak tau jika diriku ada di dunia ini. Itulah yang ia pikirkan ketika ia membaca kalimat-kalimat penyemangat itu. Untuk hewan peliharaan? ia ada kucing-kucing yang sangat teramat mengemaskan. Tetapi, terkadang ia sering tidak bisa mengontrol pikiran dan dirinya sendiri. Dan membuat ia lupa masih ada yang bergantung dan mengandalkan dirinya.

“Ya! Kembalikan dompetku.” Teriak seorang wanita yang berpakaian kasual dengan jaket berwarna coklat dan wajahnya yang tertutup oleh masker.

Teriakan wanita itu berhasil membuat ia mengurungkan niatnya untuk melompat. Ia tersenyum ketir ketika menyadari bahwa ia gagal membunuh dirinya sendiri lagi.

Ia berjalan menuju wanita yang berteriak tadi, bisa ia tebak, jika lelaki yang menabraknya tadi telah mencuri dompet wanita itu. Postur tubuh kedua wanita yang berada didepannya terasa begitu familiar, seolah-olah ia pernah melihat mereka. Tetapi nyatanya, sebelumnya ia tak pernah bertemu dua wanita itu. Entahlah, ia hanya merasa begitu dekat dengan kedua wanita itu.

𝗕𝗹𝗮𝗰𝗸𝘃𝗲𝗹𝘃𝗲𝘁 𝗔𝗻𝗱 𝗬𝗼𝘂. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang