t i g a p u l u h

1.2K 201 56
                                    

_Mengalah bukan berarti kalah_
|
|
|
|
[HAPPY READING]


Leo pulang ke rumahnya, langsung di sambut dengan orang tuanya dan orang tua Dwi tentunya.

"Dwi mau cepetin pertunangan kalian, mau diadakan minggu depan, " ucap Ayah Dwi yang membuat Sintia Dan Leo teriak secara bersamaan.

"Gak, gua ga siap, " bantah Leo.

"Loh gabisa gitu dong sayang, kamu juga udah putus sama Acara, " tolak Dwi yang langsung menggandeng tangan Leo tanpa takut.

"Oh kamu udah putus sama anak baik itu? " tanya Sintia yang dibalas anggukan oleh Deo.

"Deo, kamu siap siap ya, mamah bakalan jodohin kamu sama Anak baik itu, " ucap Sintia.

Sebenarnya hal itu tidak sungguh, Sintia hanya ingin tau, Leo sudah benar-benar mantap dengan keputusan nya atau tidak.

"Anjing! " umpat Leo yang langsung membanting tas sekolahnya.

"Engga, perjodohan ini batal, gua ga suka sama lo, gua udah cinta sama Aca, " teriak Leo.

Sedangkan Dwi, dan yang berada di sana kaget, bagaimana bisa seperti ini.

"KAMU TIDAK BISA MEMPERMAINKAN DWI, " balas Ayah Dwi.

"Tapi saya ga cinta om, saya salah, salah besar! " jawab Leo.

"TIDAK! "

"Sudahlah aryo, anak saya tidak cocok dengan anak pembunuh seperti kamu, " ledek Sintia.

"Mah? " panggil Leo.

Ini pertama kalinya lagi bagi Leo memannggil Sintia dengan sebutan Mamah.

Sintia ataupun Deon juga kaget, tak bisa di pungkiri ada perasaan yang sangat senang di dalam hati Sintia ketika anaknya memanggil dia dengan sebutan yang sudah lama tidak digunakan lagi.

"Om pembunuh? " ucap Leo.

"Ayah di bunuh sama calon ayah mertua kamu, " sarkas Deo lalu tersenyum miring membuat wajah Leo langsung memerah.

Bugh

Satu bogeman langsung di layangkan Leo ke bapak tua itu, sedangkan Dwi hanya diam terpaku.

Dia tidak menyangka bahwa orang yang dia anggap sebagai pahlawannya selama ini adalah seorang  pembunuh.

"Perjodohan ini batal! " ucap Leo tegas.

"Kalian menjauh dari negara ini, atau gua laporin dengan kasus pembunuhan lagi? " ancam Leo yang membuat ayah Dwi melotot seketika.

"Kita pergi, " ucap Ayah Dwi.

Sedangkan Leo langsung beralih menatap Sintia dan langsung memeluknya.

"Maaf, maafin Leo, selama ini Leo udah kasar sama mamah, "

"Leo salah, bahkan mamah lebih perhatian sama Leo ketimbang sama Deo, "

"Maaf mah, Leo udah kehilangan ayah, Leo gamau kehilangan mamah lagi, "

Leo menangis segukan di pelukan Sintia, begitupun dengan Sintia yang ikut menangis.

Sedangkan Deo hanya tersenyum hangat sambil mengelus pundak sang ibu. Deo juga bahagia karna sudah lama dia menginginkan moment ini terjadi.

"Sekarang, kamu ganti baju, terus turun kita makan sama sama, " ajak Sintia.

Leo langsung mengangguk polos dan langsung naik mengganti bajunya.

Selang beberapa menit Leo turun dengan wajah yang lebih fresh, Sini duduk smping Deo.

"Allhamdulilah, udah lama banget, Deo kangen sama moment kek gini, " celetuk Deo.

"Maafin gua ya, gua egois, "

"Idih, gapapa kok, kek sama siapa aja,"

Kedua kakak beradik itu kembali bercanda tawa ria. Bahkan Leo berjanji bahwa dia tidak akan mengulangi hal se-fatal ini untuk kedua kalinya.

Dimana wanita yang terpenting baginya dia sia-siakan. Hanya karna keegoisan dan keras kepalanya, dia kehilangan wanita yang tanpa sadar sudah membuat banyak perubahan yang terjadi pada hidupnya.

"Gimana hidup gua tanpa bawelan Aca? "



Sekian terimakasih!
End gak nih?

Btw bakalan ada cerita baruuuu tentang geng motor, yang pastinya ga kalah seruuu, mau baca gak?

FAKE SMILE BAD BOY! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang