36| Tanpa sang ketua

1.4K 122 6
                                    

Helloooo,apa kabar semuanya?Semoga selalu baik-baik saja yah.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak,guys🖤

Kamar rawat inap milik Kristo itu sedikit bising karena semua keluarga kerabat serta anak Alpharo membesuk sang  wakil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamar rawat inap milik Kristo itu sedikit bising karena semua keluarga kerabat serta anak Alpharo membesuk sang  wakil.Kristo sendiri sudah sadar setelah beristirahat cukup lama,tetapi anjuran dari dokter untuk tak banyak bergerak dikarenakan jahitan pada punggungnya masih basah.

Semua disana terlihat binggung dan merada aneh dengan tingkah Riski yang terlihat diam membisu,berbeda dari biasanya yang selalu mencairkan suasana atau bahkan ngelawak meskipun dalam keadaan tegang sekaligus.

Riski hanya tersenyum seperlunya dan begitu pun saat berbicara ,Saat dirinya ditanya akan menjawab dengan mata menatap kearah lain.

Alona yang berada disana pun ikut merasa heran,tetapi saat kembali mengingat kelakuanya di koridor rumah sakit membuat dirinya merasa bersalah dan menghampiri Riski yang tengah berkutat dengan minuman kalengnya.

Menduduki dirinya pada sofa yang mana ditempati Riski dan anak Alpharo yang lain.Menghela napas berat,dan berkata "Maaf untuk kemarin.Gue udah kasar sama Lo.Gue nggak bermaksud kok,gue panik jadi nggak ngehargai kalian... Maaf banget.Gue udah kelewatan kemarin"ucap Alona merasa bersalah sembari mengatup kedua tangan didepan dada,Riski yang melihatnya sontak melototkan mata panik.

Apalagi ketika semua mata tertuju pada mereka,membuat kepanikan Riski sudah menjadi -jadi.Riski panik karena takut saat Abe melihat gadis kesayanganya merendahkan diri pada orang lain,apalagi memohon seperti ini.Segera saja menurunkan tangan Alona yang mengatup dan memberikan elusan pelan yang tentu saja membuat semua yang ada disana melototkan mata melihat keberanian Riski yang patut diacungi jempol.

Semua anak Alpharo panik sembari saling menatap satu sama lain,guna mengingatkan jika hal ini tak perlu dilaporkan pada sang Raja jalanan.

Alona yang menyadari raut panik dan khawatir dari anak Alpharo mengulas senyum tipis sembari berkata,"Kalian nggak usah panik kok,Faizan udah aku jinakin.Jadi,nggak bakal ngamok... Yang penting sih nggak ada yang ngasih  tau yah.Dan,untuk masalah ini semua kayaknya Aku yang ambil alih yah.Soalnya,Faizan sedang butuh istirahat dan nggak nerima bantahan!"Tegas Alona yang membuat semua disana terkejut dan setelahnya bungkam.

"Maksudnya biaya perawatan Kristo aku dan ketua kalian yang tanganin,dan uang yang semalam kalian kumpul bisa kalian ambil lagi kok,aku lakuin ini ikhlas dan atas persetujuan Fai__hm Abe kok"Semua menatap satu sama lain,seakan berbicara lewat tatapan mereka.

"Hem,maaf.Bukanya kita nggak nerima,tapi ini udah bagian solidaritas Alpharo kok .Jadi,kita nggak keberatan untuk hal kayak gini."Alona tersenyum maklum mendengarnya,dan mengangguk kepala pelan."Yaudah,kalo gitu aku separoh dan kalian separoh.Jadi,impaskan.Dan Satu lagi... Aku nggak nerima penolakan sama sekali!"Tegas Alona yang medapat anggukan terpaksa dari semuanya.Sasa dan Talita yang tengah duduk tepat disamping kekasih mereka masing-masing membuka suara.

"Kita juga deh.Meskipun dikit,tapi setidaknya berguna kan?"Kata Talita yang diangguki Sasa yang kini kepalanya dielus dengan sayang oleh Kristo.

"Yaudah... Kita sepakat!Kalo gitu untuk makan siang aku yang traktir!Nggak ada penolakan!"Semua terkejut lagi mendengar ucapan gadis yang tengah memegang Sling bag putihnya dengan senyum pongah.

"Tapi,yaudahlah,selagi gratis kan.Iya nggak,Ki?"Celetuk Kristo yang membuat semua mengangguk kepala setuju sembari tertawa pelan menikmati kebersamaan mereka.

"Ki,kok diem aja.Nggak biasanya Lo kayak gini,ayo ngasih tau kita apa ada masalah... Siapa tau kita disini bisa bantu kan?"Semua mengangguk setuju dan mulai mencari tempat untuk diduduki.

Memilih duduk pada lantai,Alona menyimpan kantong belanjaan yang kini baru saja dipesanya pada lantai dengan semua anak Alpharo ikut duduk disana menikmati makanan sambil menunggu Riski membuka suara.

"Hem.... Gue minta maaf sama kalian.Gara-gara gue,Kristo jadi kek gini dan maaf Bu boss Gegara gue juga... Bu boss jadi khawatir.Kalo aja gue cepet dateng waktu itu nggak mungkin hal kayak gini terjadi.Gue sebgai anggota merasa gagal."seketika ruangan senyap mendengar ucapan Riski yang mana membuat mereka kembali mengingat kejadia kemarin yang ingin mereka lupakan.

"Aku udah maafin kok,Sasa juga dan Talita juga.Dan,itu bukan salah kamu kok.Tapi,karena kalian terlalu dibutakan oleh balas dendam,jadi nggak mikir apa yang akan terjadi selanjutnya."semua terdiam,bahkan Riski dan Kristo yang biasnya suka ngelawak terdiam membisu.

Semua terkejut saat Riski mengusap air matanya dengan gerakan songongnya,yang tentu saja membuat mereka menahan tawa.

"Terharu gue njing!Gue nggak nangis,gue nggak nangis hiks...hiks"semua tertawa terbahak melihat Riski yang kini menangis dengan wajah yang terlihat lucu yang dengan begitu saja sudah membuat jiwa lawaknya bangkit lagi.

"Eh?Udah ah,Riski mah lebay!Kalo gitu ayo kita makan.Ayo dibagi nasi kotaknya.Dibagi rata yah guys!"Kata Alona sembari memberikan pada anak Alpharo dengan saling mengoper.

"Tentu saja Bu boss!"

"Terima kasih Bu boss"

"Sayang Bu boss"ucapan terakhir Riski sontak mendapat tabokan pada kepalanya dari Kristo yang tengah mengunyah apel-nya.

"Sakit,Bang!Lo yah sekalinya bangun sukanya ngerecokin gue,tai kucing!"Semua terbahak saat melihat wajah kesal Riski dan wajah puas Kristo.

Semua tertawa dan bersenang-senang merayakan keadaan  Kristo yang bisa dibilang sudah mendingan,sampai sebuah celetukan membuat semua terdiam dengan pandangan menelusuri ruangan putih pucat itu.

"Lah?Gue lupa,si boss mana?"semua menatap pada Alona yang makan dengan tenang tanpa merasa beban sedikit pun.

Saling melirik seakan meminta satu dari puluhan anak Alpharo yang menanyakan pada gadis sang Raja jalanan.Dan Riski lah yang menjadi utusan mereka,dengan berdehem pelan Riski meletakan nasi kotaknya pada nakas Kristo dan mulai meminum air mineralnya pelan.

"Hem,Bu boss... Si boss mana?Bukanya sama Bu boss yah semalam?"Alona tertawa pelan yang mendapat tatapan aneh dari semuanya.

"CK!Kalian mah tenang aja"Kata Alona sembari meletakan kotak kemasan makananya pada pangkuan dan menunjukan sebuah kunci kamar pada mereka semua, mereka terlihat binggung melihatnya.

Kembali berdecak,Alona menelan pelan makananya dan membuka suara"Kalian tenang aja.Tadi,kan aku udah bilang Faizan udah aku jinakin.Jadi,aku ngunci'in dia dikamarnya.Biar istirahat dulu."semua yang mendengarnya sontak membelalakan mata tak percaya.

Kembali meletakan Kunci pada Sling bag-nya,Alona melanjutkan makan dengan kidmatnya."Jadi,kalian santai aja.Puas-puasin deh makanya sebelum kembali sama tugas kalian.okay?"Katanya pelan yang mendapat anggukan kepala dari semuanya.

"Gila... Si boss dikurung?Hahaha gue nggak nyangka,hahaha sumpah gue nggak bisa nahan tawa."kata Riski di sela tawanya yang membuat mereka Yanga da disana menggeleng tak percaya.

Akhirnya,semua Alpharo yang biasanya diam dan tegang,kini sedikit bersantai dan terlihat begitu bising membicarakan sesuatu yang Alona pun bahkan tak mengerti apa itu.Dan,mereka melakukan itu tanpa sang ketua, Abelard Faizan.

"Gimana kondisi si boss disana yah?Pasti merana banget,hahahahah"gumam Kristo yang mendapat tatapan heran semua orang saat melihat dirinya tertawa seorang diri bahkan,Sasa sendiri bergidik ngeri melihatnya.

TBC!





Helloooo,PSB Update... Jangan lupa Absen yah dari kota mana aja kalian pembaca setia🖤




POSSESSIVE BOYFRIEND ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang