56. LAKI-LAKI BAIK

71 13 0
                                    

Happy reading...

🎶; VIRGOUN — ORANG YANG SAMA.

***

Sudah satu minggu Jeniver melakukan terapi untuk kaki nya dengan di temani oleh sosok Jefri yang sangat setia menemani Jeniver untuk sembuh. Dan kondisi Jeniver sudah lumayan membaik mungkin sebentar lagi Jeniver di izinkan untuk pulang.

Jeniver dan Jefri kini sedang berada di taman rumah sakit, Jefri yang mengajak Jeniver agar pikiran Jeniver tidak sedih lagi dan harus ceria lagi seperti dulu, namun berbeda dengan sekarang Jeniver duduk di kursi roda dan tidak bisa berjalan seperti orang-orang.

Jefri sangat tahu bagaimana perasaan Jeniver sekarang ini, perempuan ini pasti sangat terpukul ketika tahu bahwa dirinya tidak bisa berjalan lagi. Namun Jefri berusaha untuk membuat Jeniver bisa berjalan lagi.

"Kenapa? Kok sedih gitu muka nya? Harus seneng dong. Jangan sedih terus" Jefri menangkup sebelah pipi Jeniver. Berjongkok di depan Jeniver.

Jeniver menggeleng. "Gak sedih, cuma sedikit kepikiran aja" kata Jeniver.

"Udah, jangan di pikirin. Lupain aja," ucap Jefri.

"Iya"

Jefri mengelus kepala Jeniver membuat Jeniver menatap laki-laki yang ada di hadapan nya ini. Laki-laki ini sangat baik kepada Jeniver, bahkan laki-laki ini pun yang membuat Jeniver lebih semangat untuk terapi. Dan laki-laki inilah yang membuat Jeniver percaya bahwa tidak semua laki-laki itu bersikap kasar.

"Kenapa, hm? Kok liatin terus? " tanya Jefri kepada Jeniver.

"Siapa yang liatin lo, pede banget" Jeniver langsung memalingkan pandangan nya. "Jangan geer deh jadi cowok"

"Oh ya?" Jefri mendekatkan tubuh Jeniver dengan tubuh dirinya, sangat dekat.

"Jef, kenapa deket-deket gini?" tanya Jeniver sedikit tidak enak. Banyak sekali orang di taman ini, dan takut jika mereka semua berprasangka buruk kepada Jeniver dan Jefri. "Jauhan dikit"

"Mau cium dong" Jefri menaikkan sebelah halisnya. "Kangen nih, udah lama gak di cium sama lo," goda Jefri.

"Jef!" tegur Jeniver pelan, pasal nya banyak orang-orang yang melirik mereka berdua. "Jangan sekarang"

"Maunya sekarang, gak bisa di nanti-nanti" kata Jefri. "Pipi kanan, pipi kiri, bibir, kening. Udah cuma itu aja"

Jeniver langsung melotot. "Jef! Malu!"

"Malu kenapa? Di sini gak rame"

Jeniver lagi-lagi melotot. "Gak rame gimana Jef? Banyak orang di sini. Nanti aja ya"

"Sekarang" ujar Jefri datar, namun di dalam lubuk hatinya sangat senang sekali menggoda Jeniver.

Jeniver melirik ke sana-sini melihat taman yang mulai sepi. Jeniver kembali menatap Jefri di hadapan nya.

"Mau?" tanya Jeniver kepada Jefri.

"Boleh" jawab Jefri.

Jeniver langsung mencium pipi kiri Jefri sekilas. Jantung nya berdetak begitu cepat sangat cepat, Jeniver hampir lemas menatap Jefri. Laki-laki ini benar-benar membuat dirinya tergila-gila.

"Udah ya"

"Iya"

"Jangan kayak gitu lagi, nanti kalau orang lain liat gimana?" Jeniver membenar rambut Jefri secara tiba-tiba membuat Jefri langsung melotot melihat tingkah laku Jeniver yang sangt hangat kepada dirinya.

JENIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang