21. Ruang sepi

23 9 0
                                    

Jika dipikirkan hanya membuat kepala seperti dimabuk kepalang. Jadi cukup beri aku ruang bukan semangat

🐑🐑🐑

Minggu pagi yang tenang. Tak ada keributan di rumah sederhana seorang Aditama. Dibalik ketenangan rumah tersebut ada seorang pemuda yang sedang melamun di balkon dan memikirkan kekasihnya dari jam 4 subuh tadi hingga kini.

Owh maaf maksudnya mantan kekasih nya.

Ia adalah pemuda bernama Yanandra Aditama.

Yaa kemarin waktu pulang dari gedung terbengkalai kemarin, ia mengendarai motor hampir mengalami 3 kecelakaan sekaligus. Nyaris masuk ke dalam selokan, menabrak seorang pak tua yang sedang menyebrang, dan hampir menabrak pedagang buah jalanan. Saat itu konsentrasi nya pecah, ia sungguh sangat kalut dan frustasi sebab salah mengambil keputusan. Yaitu memutuskan hubungan dengan Karina secara sepihak.

Entah angin dari mana ia bisa berkata seperti itu. Yandra terlalu terbawa emosi begitupun lawan bicaranya. Mereka berdua sama sama mementingkan diri mereka sendiri, egois. Itu kata yang tepat bagi mereka saat itu.

Setelah Yandra merasa cukup lama melamun, ia pergi ke tempat tidur nya.

Sejak kemarin ia tak bisa tidur, karena memikirkan momen momen yang manis.

Ia berusaha mengistirahatkan raga nya, tetapi pikirannya tetap melayang kemana mana. Masalah dan trauma masa lalu kembali menghantui Yandra.

"Oh God, please kenapa kejadian itu lagi lagi ada di otak gue" ujar Yandra pada a sendiri sambil memukul kepalanya.

"Nggak nggak, gamungkin kan Karina sejahat itu? Nggak kan?" Ujar Yandra bertanya pada dirinya sendiri. Jujur ia seperti orang depresi saat ini, hanya karena kekasihnya. Owh iya mantan kekasihnya.

"Halo, ada orang? Masi idup?" Ujar seorang Tendra menanyakan penghuni kamar Yandra.

"Kak, diem. Gue ga mau diganggu" ujar Yandra ketus, karena ia sedang pusing ditambah suara Tendra dan bocah bocah yang semakin menambah polusi suara saat main game online di depan rumahnya untuk mencari wifi di toko kecil depan rumah Yandra.

"Idih so soan galau lo kaya bocah SD putus. Ada apa wahai adik kecilku yang sungguh imut yang galau karna galau ini?" Ujar Tendra dengan nada menggoda.

"Ihh jyjyk" ujar Yandra sedikit alay.

"Heh jamet, makan sono. Kemarin pulang malem, ga makan malem, ga main ps, ga nyapa bunda sama ayah. Mau jadi apa lo ga hormat sama orang tua" ujar Tendra.

"Ntar aja gue mau tidur. Kemarin gue udah makan" ujar Yandra.

"Hadeh, kaya nya lu ada masalah, kenapa sob? Coba cerita sini" ujar Tendra mulai serius karena melihat adiknya yang tak biasanya minggu minggu gini diam dirumah. Kan biasanya pagi itu kelayapan mulu.

"Gue uda bilang soal chat itu dan gue putus sama Karina" ujar Yandra cepat.

Sontak Tendra kaget, karena saat itu Yandra janji hanya break saja tidak sampai putus. Tetapi rencana nya berubah?

"HEH MAHMUD! LO KAN JANJI NYA BREAK DOANG GA SAMPE PUTUS. TAPI KENAPA BERUBAH! LO TAU KAN GIMANA KARINA SEKARANG?! LO GA MIKIRIN HAH?!" Ujar Tendra penuh emosi sambil memukul adiknya dengan bantal. Ia sungguh kecewa pada adik kesayangan nya ini.

"Kak, kak biar gue jelasin dulu aduh aduh kak!" Ujar Yandra terbawa emosi dan akhirnya memukul balik Tendra dengan bantal. Tendra yang dipukul pun akhirnya berhenti memukul Yandra.

"Ok, gue niatnya mau break doang, tapi gue dan dia sama sama kebawa emosi dan akhirnya gue mutusin semua secara sepihak. Udah? Jelas?" Ujar Yandra.

"Egois lo" satu kata nyelekit yang keluar dari pita suara dan bibir seorang Tenandra Aditama.

"Iya, salahin aja gue gapapa. Gue emang bodoh udah? Puas lo sekarang kak? Udah sana sana, gue mau tidur" ujar Yandra mengusir Ten.

"Bye, inget makan. Dicariin bunda lo" ujar Tendra yang diseret Yandra untuk keluar kamarnya.

.....

Hari menjelang sore, tetapi seorang Yandra masih saja berbaring di kasur nya yang nyaman. Posisi nya sungguh nyaman, tetapi tidak untuk pikirannya. Sedari tadi ia masih memikirkan kejadian masa lalu yang merupakan salah nya sendiri.

"Sinting gue lama lama mikirin begini. Cukup gue stress mikirin dia aja, jangan yang lain" ujar Yandra menaruh bantal diatas kepalanya. Dan memutar lagu Blue Jeans- Gangga.

And I miss the old times
Have I told you lately?
That I miss you badly?
Sometimes I wish
That I could still call you mine
Still call you mine
Now all I've got is
The stain on my blue jeans
The only way I could
Remember that you were once mine

Lirik itu terus terbayang di pikiran Yandra beserta kenangan manis yang ia jalani 2 bulan bersama Karina. Ia teringat akan momen 2 bulan lalu ketika ia mengungkapkan rasa sukanya pada Karina di puncak bukit di belakang rumah Candra. Tepatnya saat perkemahan ia dan teman-teman. Awalnya Yandra ragu, apakah ia menyukai Karina atau sekedar tertarik sementara?

Tapi sudahlah, lagipula hubungan itu sudah tidak ada lagi bukan? Kenapa harus rumit untuk memikirkan hal yang sudah tidak ada.

🐑🐑🐑

Haloooooo

Sabtu kemarin aku ga update karena masih banyak tugas yang harus aku kerjain hehe. Jadi sekarang yaa update nyaa

Vote coment untuk melangkah ke part selanjutnyaaa

Susah Lupa | Yangyang Karina [Lengkap]Where stories live. Discover now