01. Dokter Spiritual yang Tak Tertandingi :Cinta Membangkang Kaisar Iblis (END!)

Bab 23: Pembantaian Keluarga: Kisah Ye Yunzhi

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Begitu Ye Yunzhi meninggalkan gunung, dia menyelamatkan Su Junqing, yang digigit ular berbisa. Romansa berkembang di antara mereka, dan mereka menikah secara rahasia. Ye Yunzhi tidak berani memberi tahu keluarganya.

Setelah pernikahan, Su Junqing memperlakukan Ye Yunzhi dengan sangat baik. Ketika dia hamil, setiap hari, dia mendesaknya untuk membawanya pulang untuk bertemu keluarganya. Ye Yunzhi juga sangat merindukan keluarganya, jadi akhirnya, dia mengajak Su Junqing mengunjungi mereka. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa dia tidak membawa pulang suami yang baik, tetapi iblis yang pikirannya dipenuhi dengan skema jahat.

Su Junqing adalah ambisi yang liar. Dahulu kala, dia telah menemukan lokasi lembah tempat Klan Ye tinggal di pengasingan. Namun, Klan Ye telah membangun penghalang magis di sekitar lembah. Ketika dia tidak dapat menemukan cara untuk memasuki wilayah mereka, dia menugaskan orang-orang untuk berjaga-jaga di daerah sekitarnya.

Saat Ye Yunzhi meninggalkan pegunungan, Su Junqing segera diberitahu. Untuk mendapatkan kepercayaannya, dia berpura-pura bahwa ular berbisa telah menggigitnya. Itu semua karena dia ingin dia membawanya ke lembah. Ye Yunzhi tidak pernah mencurigai niatnya dan berhati-hati dengan angin ketika dia memberi tahu Su Junqing cara memasuki lembah.

Su Junqing membawa pembunuh bersamanya dan mengepung lembah. Dia mengancam keluarga, mencoba memaksa mereka untuk menyerahkan peta harta karun, tetapi Klan Ye lebih baik mati daripada tunduk pada tuntutannya. Dalam konfrontasi kekerasan yang terjadi, seluruh keluarga dibantai. Hanya Ye Yu yang dibiarkan hidup. Selanjutnya, dia diracuni dengan Soul Departure.

Ketika para penjaga melihat bahwa dia tidak sadar, mereka mengendurkan arloji mereka. Ye Yu mengambil ini sebagai kesempatan untuk melarikan diri. Namun, dia pingsan di perjalanan, sehingga seorang pedagang budak menangkapnya dengan maksud menjualnya di pasar budak. Ini membantu Ye Yu menghindari penangkapan oleh penjaga kekaisaran. Pada akhirnya, dia dibeli oleh Ye Jiuge.

Ketika Ye Yu berbicara tentang bagaimana keluarganya terbunuh, matanya yang indah menjadi merah. Kebencian yang mendalam di wajahnya tidak salah lagi.

"Seluruh keluargamu dibunuh oleh Su Junqing. Bagaimana dengan adikmu?" tanya Ye Jiuge.

"Saya tidak tahu. Saya belum melihatnya sejak saya ditangkap. " Permusuhan menghiasi wajah dingin Ye Yu. Jika saudara perempuannya tidak mempercayai pria jahat ini, keluarga akan menghindari tragedi ini.

"Wanita!" Ye Jiuge mengingat pepatah yang sangat terkenal: air mata wanita setelah menikah adalah hasil dari keputusan bodoh mereka sebelum menikah.

Ye Yunzhi tidak membuat keputusan bodoh karena air memenuhi pikirannya, tetapi asam sulfat. Kalau tidak, dia tidak akan sepenuhnya kehilangan akal dan jatuh cinta pada orang yang tidak tahu berterima kasih.

"Nona Ye, saya tidak akan pernah memaafkannya karena membantai seluruh keluarga saya. Jika Anda membantu saya membalaskan dendam mereka, saya bersedia memberi Anda peta harta karun. " Ye Yu menatap Ye Jiuge. Dia percaya bahwa seorang tabib yang dapat menetralisir Kepergian Jiwa dapat membantunya membalas dendam.

"Saya menduga peta harta karun Anda tidak lengkap," kata Ye Jiuge dengan alis terangkat. Kalau tidak, mengapa Klan Ye mempertahankannya tanpa mengambil harta karun itu?

Dia belum menemukan kakeknya, dan Ye Yuxuan sedang menunggu kesempatan untuk mengeringkannya. Dia tidak ingin menarik masalah lagi untuk peta harta karun yang tidak berharga. Sejujurnya, jika Dongfang Jianming dan Klan Su tidak begitu menginginkan peta, dia tidak akan meliriknya lagi.

Ketika Ye Yu melihat bahwa Ye Jiuge merasa mungkin terlalu merepotkan untuk membantunya, dia segera berkata, "Meskipun peta harta karun itu hanya bagian yang tidak lengkap, lokasi harta karun rahasia tercatat di dalamnya. Siapa pun yang mendapatkan harta rahasia akan menjadi pemimpin tertinggi Kerajaan Lei. "