32

4.4K 583 7
                                    

Melihat keadaan semakin memburuk, Tymo langsung angkat bicara.
"Maafkan atas ke lancangan ku paduka!" Tymo berjalan kearah Roubi.

"Aku dan Al pergi ke luar istana untuk menemui seseorang, kami membahas hal penting hanya untuk mu raja ku"

"Untuk ku ?" Tanya Roubi penasaran.

"Ya, kami bertanya terkait tanaman langka yang terus menghantui Al sejak beberapa hari lalu karena resiko yang akan di terima, aku menyarankan pada Al untuk tidak melakukan ini.. tapi jujur," Tymo menatap Al.

".. aku tidak tau kalau Al pergi ke tempat itu lagi untuk membuat perjanjian dengan taruhan nyawanya.." jelas Tymo, Al langsung menunduk saat Tymo menatapnya tajam.

Tymo beralih menatap Roubi.
".. paduka, rasa cinta Al pada anda sangat besar.. dia tidak berniat membuat anda celaka, dia ingin anda memiliki keturunan itu lah kenapa Al nekad melakukan ini semua agar anda bisa bahagia walau pun taruhan nyawa sekali pun"

Roubi bisa melihat raut wajah serius yang tergambar jelas di wajah Tymo. Melihat sifat Tymo yang kadang pemalu, membuat Roubi yakin kalau Tymo tidak berbohong.

Roubi berjalan kearah Al.
"Katakan, apa semua itu benar ? Kalau aku meminum ramuan aneh itu kamu akan kehilangan nyawa mu ?" Tanya Roubi.

Al mengepalkan tangannya lalu mengangguk pelan.

Plak!!

Deg!
Semua orang mematung melihat Roubi menampar pipi Al.

"Apa rasanya sakit ?" Tanya Roubi.

Al mengigit bibirnya, ini pertama kalinya dia merasakan tamparan keras dari Roubi.

Al tidak menjawab pertanyaan Roubi, dia hanya diam.

Tes.

Deg.
Al bisa melihat buliran air jatuh melewati pandangan matanya.

Dia langsung mendongakkan wajahnya melihat Roubi.

"Yang mulia.."

Roubi menangis.
"Kalau kamu tau itu sakit, maka saat kamu pergi dan tak pernah terlihat lagi di mata ku.. sakit yang ku rasakan lebih dari tamparan di wajah mu"

"Yang mulia aku-"

Roubi menepis tangan Al.
"Untuk sekarang, jangan bicara dulu dengan ku" Roubi mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Dan.." Roubi menatap raja Hendry.
".. aku tidak akan segan bahkan aku tidak perduli kerjasama kerajaan kita berakhir, mulai sekarang aku mengusir mu dari kerajaan ku dan jangan pernah menginjakkan kaki lagi di sini, atau kamu akan mati ! Usir dia!"

"Baik!" Beberapa prajurit yang ada di dekat kamar raja Hendry langsung menarik raja Hendry keluar dari kamar.

Raja Hendry sempat melawan tapi Roubi mengancam akan menyebarkan aib raja Hendry kalau dia tak mau pergi.

Roubi berkata " Urusan kerajaan mu bukan lah urusan ku, apa yang terjadi di istana mu akan terungkap dengan sendirinya dan apa yang terjadi di istana ku biar lah menjadi sebuah pelajaran yang tak akan pernah ku lupakan"

Hari itu juga raja Hendry di usir dari kerajaan Roubi, Roubi mengumpulkan anak-anak di istananya yang pernah menjadi korban raja Hendry.

Mereka menceritakan dengan rinci apa yang terjadi tapi syukurlah dari sekian banyak anak-anak hanya ada 3 orang anak berusia 9-12 tahun yang pernah di jamah lebih lanjut oleh raja Hendy.

Selaku raja, Roubi turun tangan memberi keceriaan agar mereka tidak merasa trauma bahkan mengurung diri.

Roubi juga berjanji akan menghukum siapa saja yang berani mengejek ketiga anak ini saat mereka tumbuh dalam tanda kutip tidak suci lagi.

"Katakan pada ku, aku akan memukul mereka.. jadi jangan takut bercerita ya kalau ada masalah" kata Roubi dengan nada kesal tapi berhasil membuat anak-anak ini tertawa.

Saat Roubi tengah sibuk bersama anak-anak ini, para selirnya datang menemui Roubi.

"Yang mulia.. bisakah kami bicara" suara Vier sangat pelan karena dia takut Roubi marah.

Roubi berdiri dari posisi jongkoknya lalu menatap keempat selirnya.
"Apa yang mau kalian bicarakan ?"

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Where stories live. Discover now