15. Kerajaan Daniswara

784 139 0
                                    

Bab 15: ᴋᴇʀᴀᴊᴀᴀɴ ᴅᴀɴɪsᴡᴀʀᴀ

Aeris memutuskan untuk mengikuti para prajurit tersebut menuju Kerajaan Daniswara. Entahlah, ia hanya mengikuti kata hatinya saja. Prajurit yang meminta maaf tadi mendekati Aeris dan membisikannya sesuatu.

"Syukurlah Tuan Putri selamat," bisiknya. Aeris melirik dan menjawab.

"Siapa namamu?" Prajurit tersebut memasang wajah bingungnya.

"Tuan Putri lupa dengan saya?" Giliran Aeris memasang wajah bingungnya.

"Kamu siapa? Aku tidak mengenalmu?" jawab Aeris.

"Sepertinya Tuan Putri mengalami hilang ingatan setelah kejadian tersebut. Nama saya Irfan, saya prajurit yang biasa mengawal Anda, Tuan Putri," ucapnya mengenalkan diri.

"Apa aku bisa mempercayaimu?" Prajurit Irfan dengan segera mengangguk. Aeris tidak akan pernah lupa bahwa ia tersesat pada zaman banyaknya pengkhianat.

"Mau saya ceritakan kejadiannya?" Aeris mengangguk.

"Pagi itu, Tuan Putri Izin untuk mengunjungi Pangeran Theo ke kerajaannya, kebetulan yang mengantar saya dan Dayang Dita. Namun pada saat yang bersamaan, Putri Iris juga mengunjngi kerajaan tersebut. Putri Iris lalu ingin berbicara berdua dengan Anda. Namun, anehnya, Anda tidak terlihat lagi sejak saat itu, sedangkan Putri Iris sudah kembali ke kerajaan." Prajurit Irfan menjeda ucapannya sesaat lalu kembali melanjutkan ceritanya.

"Untungnya Dayang Dita diam-diam mengikuti Anda. Ia melihat bahwa Anda dibawa oleh Putri Iris dan Pangeran Theo ke dalam hutan di wilayah Kerajaan Hanasta, namun, karena itu wilayah kerajaan lain, Dayang Dita berhenti mengikuti Anda dan kembali ke kerajaan Pangeran Theo untuk menemui saya."

"Setelah beberapa jam menunggu, Putri Iris menghampiri saya dan bilang jika Anda menghilang karena memasuki hutan. Saya mencurigai Putri Iris dan Pangeran Theo melakukan sesuatu pada Anda, tetapi saya sepakat dengan Dayang Dita untuk tidak memberitahu siapa pun. Lalu seperti yang Anda lihat, saya mencari Anda di hutan wilayah Kerajaan Hanasta dan ketemu." Prajurit Irfan selesai menjelaskan. 

"Tunggu sebentar, Putri Iris dan Pangeran Theo? Siapa mereka?"

"Sepertinya Tuan Putri memang hilang ingatan ya. Putri Iris adalah adik Anda, lalu Pangeran Theo adalah tunangan Anda. Namun, sepertinya Putri Iris dan Pangeran Theo saling mencintai. Jadi hanya Anda yang menganggap Pangeran Theo tunangan Anda," jawab Prajurit Irfan.

"Astaga ... putri yang malang, kasihan sekali dia. Dan juga untuk Putri Iris dan Pangeran Theo, motif kalian sangat jelas ya. Ingin menyingkirkan putri yang hilang ini dan kalian bisa menikah," monolog Aeris dengan suara yang sangat kecil, sehingga tidak ada orang lain yang bisa mendengarnya.

Aeris lalu teringat sesuatu. Pluto pernah bercerita tentang tahun ini, ada seorang putri yang hilang dan belum ditemukan, namanya juga sama dengan Aeris. Atau jangan-jangan Aeris saat ini sedang menggantikan putri yang hilang tersebut?

Astaga, ini tidak baik! Bagaimana jika putri yang hilang itu kembali dan aku dituduh berpura-pura menjadi putri tersebut? Bisa mati aku, batin Aeris.

Sebentar, jika sejarahnya putri yang hilang itu belum ditemukan sampai masa depan, apa itu berarti aku sedang mengubah sejarah yang ada dengan berpura-pura menjadi putri yang hilang ini? Aeris menggelengkan kepalanya.

"Ada apa Tuan Putri? Apa ada masalah?" tanya Prajurit Irfan.

"Tidak, aku tidak apa-apa."

"Ohh iya, bisakah kau menceritakan tentang keluargaku atau orang-orang yang dekat denganku? Sepertinya aku memang kehilangan ingatan," ucap Aeris. Untuk saat ini, ia harus berpura-pura menjadi putri yang hilang itu.

Edith: Survive in PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang