13. Senyum Dan Rasa Takut

353 53 26
                                    








"Om...tolong jangan beritahu papah sama mamah tentang kondisi Hanhan yang sekarang ya" pinta Zhehan pada dokter Gao saat dirinya telah sadar, masker oksigennya telah di ganti dengan selang oksigen untuk memudah kan pemuda cantik itu berbicara.





"Kenapa memangnya, mereka pasti akan sangat khawatir jika sampai mengetahuinya dari orang lain" jawab dokter Gao yang sedang duduk di samping Zhehan.





"Justru karna itu Hanhan tidak ingin mereka tahu, sekarang papah dan mamah sedang ada di luar negeri untuk lima hari ke depan, Hanhan gak mau ganggu pekerjaan mereka om, dan katakan juga pada pak Li untuk tidak memberitahu apa yang terjadi pada Hanhan kepada papah dan mamah" pinta Zhehan pada dokter Gao dengan nada suara yang masih sangat lemah




Dokter Gao menghela nafasnya, "baiklah, om tidak akan memberitahu orangtuamu, dan mengenai pak Li, om juga akan memberitahunya nanti"




Zhehan tersenyum dengan lemah sambil memandang dokter Gao, "makasih om..." Ucapnya kemudian





"Oh ya, tadi Pak Li juga memberikan tas mu pada om, teman sekelasmu yang memberikannya pada pak Li, membuat pak Li langsung di landa kepanikan karna ia sungguh tidak tahu bahwa kau tiba-tiba pingsan di kelas dan terus merasa bersalah, ia begitu gelisah ingin meminta maaf padamu atas keteledorannya menjaga dirimu" dokter Gao berucap pada Zhehan yang masih memandang dirinya.






Zhehan kembali tersenyum pada dokter Gao, "katakan pada pak Li, tidak perlu merasa bersalah pada Hanhan, ini juga karna Hanhan yang memaksa untuk pergi ke kampus"





Dokter Gao mengangguk, "baiklah, nanti akan om beritahu, pak Li masih berada di luar, tapi om melarangnya masuk karna ini sudah habis jam besuk pasien"




"Tadi om bilang ada teman sekelasku yang mengantarkan tas ku pada pak Li, siapa dia om?" Zhehan sedikit penasaran dengan orang tersebut, karna di kelas, Zhehan merasa tak memiliki teman seorangpun, di karnakan dirinya yang selalu bersikap acuh dan sombong pada teman-teman sekelasnya.





"Namanya Gong Jun, teman sekelasmu, bahkan ia juga yang menolongmu bersama seorang teman lainnya, Gong Jun membawamu kemari dengan cara menggendongmu" jelas dokter Gao pada Zhehan




Zhehan merasa sangat terkejut dengan apa yang di dengarnya dari dokter Gao, ia tak menyangka Gong Jun akan melakukan hal ini pada dirinya, setelah semua yang telah ia lakukan pada pemuda itu.





"Apa om memberitahukan sakitku padanya?" Zhehan bertanya dengan wajah datar




Dokter Gao menggeleng, "tidak, om tak mengatakannya, om hanya mengatakan bahwa kau terkena anemia ringan, om tidak mungkin mengatakan kondisimu yang sebenarnya pada sembarangan orang"





Zhehan menghembuskan nafasnya dengan lega, "syukurlah om tidak mengatakan hal itu kepadanya, jangan sampai dia tahu ya om, tentang keadaan Hanhan yang sebenarnya" Zhehan memelas




Tangan dokter Gao terulur untuk membelai surai lembut Zhehan, "dia anak yang baik, om bisa rasakan itu meski hanya sekali om melihatnya" beritahu dokter Gao pada Zhehan





Zhehan tersenyum, dokter Gao itu sudah seperti ayah kedua bagi Zhehan, jika papahnya adalah seorang yang memiliki perangai keras terhadap seorang yang di anggap mengganggu dirinya, maka om Gao adalah seorang yang siap untuk menjadi keluh kesah bagi Zhehan.





"Iya om, dia memang pemuda yang baik, itulah mengapa Hanhan tak ingin dia masuk dan ada di kehidupan Hanhan" Zhehan mengalihkan pandangannya menatap langit-langit kamar malamnya yang di terangi oleh lampu-lampu yang tidak terlalu terang.





SEGALANYAWhere stories live. Discover now