Part 2

415K 39.9K 3.1K
                                    

"Ma, Pa! Aurel berangkat dulu ya."

Aurel berdiri dari duduknya menghampiri Reno lalu mengulurkan tangan membuat Reno, papahnya mengambil dompet dari saku celananya dan memberikan uang selembar berwarna merah pada Aurel.

"Tadinya mau salim pah, tapi kalo dikasih duit gak nolak Aurel mah," ucap Aurel mengambil uang itu lalu memasukkannya ke dalam saku lalu meraih tangan Papanya lalu mencium pipinya singkat.

Reno dan Anggun tentu saja terkejut melihat tingkah Aurel yang jauh dari biasanya, biasanya anaknya itu setelah sarapan langsung pergi menuju rumah Dion untuk berangkat bersama.

"Kamu sehat kan?" Tanya Anggun dengan tatapan khawatir siapa tahu kepala anaknya terbentur karena jatuh dari kamar mandi.

"Sehat kok Ma, aku berangkat dulu ya."

Aurel beralih mendekati Anggun untuk berpamitan dan mencium pipi Anggun singkat.

Kedua orang tua Aurel mengangguk, "Hati-hati sayang."

Aurel pergi meninggalkan ruang makan yang masih berisi Anggun dan Reno. Anggun menatap suaminya dengan tatapan bingung, "Anak kita ketiban apa ya Pa? Kok jadi berubah gitu?"

"Ya Alhamdulillah kalo perubahannya baik. Kalo jadi babi ngepet itu baru..." Gantung Reno membuat istrinya penasaran.

"Baru?" Beo Anggun menatap Reno.

"Baru kita tambah kaya, kan lumayan tinggal kita jaga lilin," Reno berujar sambil meminum sisa kopi miliknya hingga tandas.

"Heh, sembarangan mulutnya. Anak sendiri itu," ucap Anggun marah.

"Iya, Ma bercanda. Papa pergi ke kantor dulu, ada rapat penting ini," pamit Reno sambil mengulurkan tangan.

"Apaan? Mama gak punya duit kalo minta saku," ucap Anggun.

"Mama gak mau cium tangan Papa?"

Anggun terkekeh lalu segera menerima uluran tangan Reno. "Hati-hati jaga hati Pa."

"Iya Mama sayang."

***


Aurel keluar dari rumahnya menuju mobil yang biasanya mengantar jemput dirinya ke sekolah, dia tak pernah diperbolehkan menyetir meskipun dia sudah mahir karena kedua orang tuanya khawatir terjadi sesuatu pada dirinya dan benar saja dulu dia dengan bodohnya merebut paksa mobil yang di bawa supirnya lalu mengendarainya untuk menabrak Jihan.

Dan hasilnya, ia malah dibunuh oleh Dion.

"Selamat Pagi, non!" Sapa supir keluarga Aurel yang sejak kecil selalu mengantar jemput Aurel.

"Pagi, Pak!" Balas Aurel membuat supir yang bernama Pak Budi itu sedikit terkejut tentu saja Aurel yang dulu tak pernah membalas sapaan orang yang tak level dengan dirinya apalagi orang-orang uang bekerja di rumahnya, dia terlalu sombong dengan harta kekayaan orang tuanya.

Aurel segera masuk ke dalam mobil dan dengan cepat Pak Budi menutup pintu berlari mengitari mobil lalu membuka pintu depan.

"Pak Budi!" Panggil Aurel membuat Pak Budi yang sedang menyalakan mobil menoleh.

"Iya non, ada yang bisa bapak bantu?"

Mendengar perkataan Pak Budi membuat Aurel merasa bersalah, dia memiliki sifat yang buruk namun mereka selalu bersifat sopan padanya.

"Saya mau minta maaf selalu buat Pak Budi kerepotan, sekarang saya janji gak akan pernah buat Pak Budi repot."

Pak Budi yang mendengar itu tentu saja kaget, namun dengan cepat ia tersenyum menanggapi permintaan maaf Aurel, "Gakpapa Non, udah Bapak maafin. Sekarang kita pergi ke rumah tuan Dion ya non."

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang