chapter 6

2.3K 225 61
                                    

Kembali ke situasi gemgem chubby kita tercintaa.

Boboiboy gempa, 23 tahun. Bepenampilan sederhana dipadu dengan wajah manis plus dua pipi chubby yang mirip bakpau china, yang bisa membuat para seme tergila gila, pengidap brother complex akut yang kemungkinan akan terus menjomblo sampai sang adik berumah tangga.

Iya, gempa memang seorang jomblo, dan tidak punya niat untuk berkencan dengan siapapun, karena dia khawatir akan kesejahteraan dalam kelangsungan hidup adik kecilnya.

ngomong-ngomong, ada hal yang sedikit lebih penting untuk dibahas di sini.

Tak peduli gempa itu jomblo atau tidak, saat ini ia sedang dihadapkan dengan sebuah masalah yang besar. Begini ya, saat ini dia sedang berada di dalam  ruangan tertutup atau lebih tepatnya ruang rektor. Di atas sofa, terlentang, dengan makhluk buas serupa halilintar yang sedang merangkak di atasnya. Kalau mau diumpamakan, kurang lebih seperti situasi di mana seekor rusa tak berdaya diterkam oleh seekor singa kelaparan.

Intinya, kalau salah tindak sedikit saja dia bisa dimakan betulan.

Walau terlibat dalam situasi yang sangat menyeramkan, mungkin lebih seram daripada situasi di mana kau tidak sengaja tersandung saat rapat dan tanpa sengaja menarik celana rekanmu dihadapan bosmu. gempa tetap tak gentar menatap balik ke arah manik merah berkilat milik halilintar. Ya, tatap balik. Yeaaaaa...

...alamak, serem bambang.

Walau tahu kalau mengalihkan pandang itu jelas sama saja dengan minta di 'makan', gempa tak mampu untuk berhadapan dengan sorot mata mencekam itu. Bagaimanapun, sepandai - pandainya gempa dalam urusan rumah tangga, ia tetap merasa kalau sorot mata seorang halilintar, pria yang saat ini sedang mengungkungnya luar biasa seram.

Tidak puas dengan tindakan pengecut gempa yang memalingkan wajah darinya, kepala halilintar bergerak semakin maju.

"gem. Tatap aku." Alih-alih menuruti, gempa malah semakin menutup kedua matanya dengan erat. Tsk, halilintar mendadak badmood.

Merasa kesal karena diacuhkan, halilintar mulai mendekatkan bibirnya pada telinga kiri gempa. ia menggigit ujung telinga gempa dengan taringnya. dan seketika gempa yang tadinya menutup kedua matanya dengan erat tiba tiba membuka matanya karena merasakan sentakan yang tidak menyakitkan namun sangat mengejutkan di telinganya

"ASTAGANAGABONARJADILIMA?!"kaget gempa

Demi supra yang hobi kayang di kolam renang, gempa benar-benar merasa panik. Tolong plis, mau apa orang ini, mau apa orang ini, mau apa dia di leher mulusnya. Mau ngapain itu astaga aduh kok jaraknya makin tipis. Aduh, apa ini rambutnya kok kena hidung—

"HUACHIIIM!"

Kontan, gempa bersin. Rambut halilintar bikin hidung geli sih. juga posisi kepala halilintar saat ini memang sangat strategis untuk dibersini.

Hening.

Gempa mulai keringat dingin.
'Tolong ini kok kayaknya ada aura aura hitam neraka yang keluar entah dari mana'batin gempa

"Kau...."

Gempa berjinjit dalam posisi berbaring nya. Hei hei tunggu dulu! Ini yang salah siapa, yang marah siapa, dari awal kan yang salah kak hali pakai paksa-paksa terus

"Uwaaah!"

Belum selesai gempa menggerutu dalam hati, kedua pergelangan tangan gempa telah terkunci di atas kepalanya. Membentuk segel, dan di cengkram erat oleh sebelah tangan halilintar tanpa ampun.

"Kau... menyebalkan."ucap halilintar sambil menembak gempa dengan pandangan jengkel

Dikatai begitu oleh orang yang menyerangnya tanpa alasan benar-benar membuat gempa ingin muntah darah. Serius, makan apa halilintar selama sepuluh tahun ini hingga ia bertransformasi dari anak manis menjadi orang gila begini?

"Kak hal_"

"Aku akan memberimu pelajaran..."

Wajah gempa berubah horor seketika tatkala tangan bebas halilintar mencengkram kemeja gempa. Dengan sekali hentak, ia merusak kancing-kancing kemeja itu, mengekspos sebagian tubuh gempa yang putih, mulus, dan sexy itu.

sekarang ini gempa sedang benar-benar berada dalam bahaya!

Oh Tuhan, solsol, Taufan dan Ice, atau supra yang tadi kayang di kolam renang, siapa saja, tolong dia!

"Tung_hali!"

"HAI SEMUANYA, KAMI KEMBA—"

Taufan membuka pintu. Wajah cerianya nyaris membuat gempa ingin menonjok nya saat itu juga, jika saja dia lupa akan fakta bahwa kedatangan Taufan sungguh menyelamatkan hidupnya.

Namun jujur masalahnya bukan di situ.

Sedetik setelahnya, datang anak halilintar, thorn. lalu disusul oleh Ice yang mangap mangap dengan muka datar ketika melihat pemandangan di sofa. Paling parah, yang selanjutnya datang adalah tak lain tak bukan adiknya sendiri solar.

Gempa mangap.

Solar shock. Kaget. Ia tak percaya.

Di hadapannya ada sang kakak, bertumbukan dalam posisi ambigu dengan seorang terduga gengster merangkap mafia tidak jelas yang berasal entah dari pelanet mana. Dimana kondisi kakaknya gempa saat ini terlihat sangat ketakutan sehingga membuat perasaannya mencelos seketika, apalagi melihat fakta bahwa beberapa kancing kemeja kakaknya telah lepas dari tempatnya dan ada setitik kecil air mata yang menggenang di sudut mata sang kakak.

Sebagai seorang adik yang baik dan berbakti, secara refleks Solar meraih benda terdekat apapun yang bisa digunakan olehnya sebagai senjata yang kebetulan adalah sapu, dan kemudian senjata temuannya itu dia gunakan untuk menimpuki sosok yang kini tengah menindih kakaknya dengan sekuat tenaga

"CIYAAAAAAAAAT ENYAH KAU DARI KAKAK KU MAKHLUK JAHANAM"teriak solar

================================Bersambung
================================

Holla minna, ada yang kangen dan pengen lihat kelanjutan cerita ini kah?

Kalau ada, ayo angkat tangan kalian.hehe.....bercanda

Nah ini lanjutannya, mumpung mimin lagi semangat, kalo lagi gak semangat biasanya mimin update nya lama, malah curhat

See you again minna-san👋👋

Karena Waktu Bisa Melakukan ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang