- pagi dan kisah terisinya

221 54 367
                                    

Nadin menghirup udara pagi ini dengan segar, dia semalam benar-benar bermimpi indah, ajaib! Perkataan Eja seolah mendoakan dia untuk bermimpi indah itu benar terjadi adanya. Dan lebih senangnya lagi ini penghujung pekan. Besok Minggu dan dia bisa bersantai, melepas penat dari sumpeknya tumpukan kertas atau sekedar bisingnya penjelasan materi. Hari ini hari terakhir sekolah untuk libur sehari kemudian aktif kembali di lusa nya.

Senyum ceria mengembang di bibir Nadin, entah karena kepikiran masalah Eja semalam, atau pagi ini Bandung membawa kesejukan hati untuk Nadin.

"Tumben mau berangkat kesekolah wajahnya sumringah gitu Din?" Tegur Renjana, sebab anaknya ini biasanya kalau mau sekolah harus ada adegan cemberut-cemberut dulu, tapi pagi ini berbeda malah hanya ada keceriaan. "Karena, besok Minggu hehe." Jawab Nadin sekenanya tidak mungkin dia menjawab gara-gara digombalin Eja Bun.

"Bunda panggilin Ayah dulu, biar Nadin enggak telat ya." Nadin mengangguk sambil berencana mencomot roti coklat didepannya, namun baru beberapa langkah Renjana ingin ke kamar menanggil suaminya, pintu rumah Nadin diketuk. Renjana dan Nadin saling berpandangan satu sama lain dengan raut tanda tanya. "biar adek aja yang bukain Bun, sebentar."

Bertapa terkejutnya Nadin dan bertapa ia dibuat gelabakan lagi, yang bertamu kerumahnya sepagi ini adalah Dareza Jingga Nabastala, cowok yang semalam mau belajar pantun sama Jarjit.

"Eja? Ngapain lu disini pagi-pagi."

"Mau jemput lu lah, masa mau jemput Bunda lu." Nadin menghela napas pelan, sabar Nadin tahan emosi tahan tombol ngegasnya. Nadin berusaha mengeluarkan senyum terpaksa bukannya membuat Eja malas, tapi Eja malah gemes rasa ingin Eja karungin terus dia ketekin. "Siapa dek?" Suara Renjana mengintrupsi dari belakang Nadin.

"Ojol Bun."

"calon pacar ini bukan ojol." Nadin terkikik, lagian siapa suruh menjemputnya secara tiba-tiba harusnya kan bisa janji dulu jadi Nadin tidak gelabakan.

"Loh Eja? Nadin nih ya Bunda kira ojol beneran." Renjana hanya bisa menghela napas melihat kelakuan jahil Nadin, persis suaminya. "Lagian Eja kaya jailangkung Bun dateng enggak di undang."

Eja hanya tersenyum simpul, Nadin cantik seperti Bundanya bedanya Nadin galak sang Bunda kalemmya subhanallah. "Din, berangkat yuk nanti telat."

Sudah terjadwalkan bahwa jok belakang Eja tidak akan kosong melompong lagi sama seperti jok belakang motor Ergas, motor doang gede cewek yang di bonceng enggak ada itulah cibiran yang Eja berikan pada Ergas biasanya.

Nadin mengangguk, dia berlalu ke dalam bermaksud mengambil tas sekalian berpamitan pada sang Ayah yang sedang sibuk dengan berkas kantornya. Itulah sang Ayah bergelut dengan berkas sudah jadi makanan sehari-hari tapi Ayahnya bisa membagi waktu antara berkas dan anaknya.

Setelah berpamitan dengan sang Bunda, Nadin  langsung meluncur ke Vespa kesayangan Eja, benar tentang perasaan yang dia rasakan sekarang. Bandung dan Eja alasan dia tersenyum secemerlang ini di pagi sejuk.

-

Adis hari ini datang lebih awal 10 menit dari biasanya, suasana hatinya juga bagus sebab sebentar lagi boygrup favoritnya NCT 127 akan comeback dia sibuk menscroll beranda Instagram sampai lalu lalang orang didepanya hanya dianggap angin lalu, sementara di lain sisi Ergas pun sudah datang dia menyusuri koridor sambil bersiul dan menggoda para siswi yang lewat disampingnya dia sibuk memutar-mutar kunci motornya sambil memikirkan mei-mei, otak anak satu ini memang random seperti sekarang dia memikirkan apakah Mei-mei suka Mail.

Ergas berjalan santai, sampai netranya menangkap sosok Adis didepan sana, gadis itu sibuk melihat layar ponselnya, awalnya Ergas masa bodo, sampai sisi kemanusiaan nya tergerak dia melihat didepan Adis ada kulit pisang entah dari belahan bagian mana ada kulit pisang nyasar. "RADISHA AKLEA, AWAS DIDEPAN LU ADA KULIT PISANG!" Adis yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh kebelakang sambil melanjutkan jalanya.

Jagat Nabastala Where stories live. Discover now