Part 7

366K 40K 5.3K
                                    

Aurel berjalan penuh percaya diri, mulai hari ini dia akan membalas semua perbuatan Dion padanya selain itu dia juga akan memberi pelajaran pada Jihan yang berani-beraninya memfitnah dirinya.

Sebelum itu Aurel harus memperbaiki prestasinya dulu tentunya, dengan tangan yang saling bertaut. Aurel berjalan mendekati geng Jervanos, dapat Aurel lihat Bagas dan Aidan yang menatapnya kaget yang tak ditutup-tutupi lalu Putra yang juga menatapnya dengan pandangan aneh sedangkan Raddit yang sama sekali tak menatap ke arahnya dia masih fokus membaca bukunya lalu yang terakhir ketua Jervanos, Dion yang menatapnya dingin dan datar.

"Lo make pelet apa sampe berani deketin Gevan?" Tanya Bagas dengan tatapan tajam menghunus Aurel.

"Gagal deketin Dion sekarang lo deketin Gevan?" Ucap Aidan yang berdiri di samping Bagas dengan nada tak percaya.

"Dan lo Van? Lo buta atau gimana? Bisa-bisanya lo berangkat bareng-"

"Tunangan gue," potong Gevan membuat Bagas yang kalimatnya dipotong terkaget-kaget.

Tak hanya Bagas mungkin semua siswa yang mendengar merasa kaget, bagaimana bisa mereka menjadi tunangan.

Dion yang mendengar itu tak kalah kaget, menjadi rahasia umum jika Aurel itu mencintai dirinya dan mengejarnya namun berita yang dirinya dengar tentu saja mengagetkan.

"Bentar, gue keknya harus ke THT deh," ucap Bagas sambil mengorek kupingnya. Takutnya dia salah dengar namun melihat raut Gevan yang tak ada raut bercanda dan Gevan juga tak pernah bercanda menjadi kaget sendiri.

"Dan! Lo denger yang diomongin Gevan?" Tanya Bagas memastikan namun jawaban Aidan yang mengangguk kaku membuatnya syok.

"Bangsat! Lo sama Aurel? Tunangan?" ucap Bagas tak habis pikir.

"Lo kesambet atau gimana sih Van? Gue tahu kalo sekarang Aurel cantik tapi bagi gue biasa aja, dia itu jahat Gevan! Dia aja udah jahatin Jihan Van!" ucap Aidan ngegas mencoba membuka pikiran Gevan.

"Bukan urusan gue," ucap Gevan dingin.

Dion yang sedari tadi diam pun terkekeh membuat yang lainnya menatap ke arahnya. Cukup lama Dion terkekeh kini dia diam,

"Lo dibayar berapa Van? Sampe lo mau jadi tunangan Aurel? Dan lo Aurel? Trik apa yang lo mainin sampe bawa-bawa sahabat gue? Udah gue bilang sejauh apapun lo ngelakuin trik-trik murahan lo, gue gak bakal ngelirik lo," ucap Dion lantang membuat siapapun bisa mendengarnya.

Namun Aurel hanya bergeming dia tak menampilkan raut marah atau apapun, dirinya hanya berwajah datar. Tapi genggaman tangannya pada Gevan dia perkuat karena dia sadar Gevan sedang menahan amarahnya. Siapa yang tak marah jika orang yang dicintainya direndahkan seperti itu di depan matanya.

Melihat raut Aurel yang masih tak bergeming membuat Dion merasa tak nyaman, apalagi tadi dia melihat cincin di jari manis keduanya semakin memperkuat omongan Gevan.

Matanya beralih ke halaman kelas, dari matanya dapat dirinya lihat Jihan yang baru datang sedang berjalan dengan wajah menunduk. Sebuah pemikiran terlintas dipikirannya.

"JIHAN!" Panggil Dion membuat si empunya nama menoleh.

Jihan pun segera mendekat ke arah pria yang diam-diam ia sukai itu.

"Ada apa kak?" Tanya Jihan dengan tangan meremas satu sama lain.

Dion maju mendekati Jihan lalu berjongkok di depan Jihan dengan satu lututnya menjadi tumpu. Dion mengambil kedua tangan Jihan dan menggenggamnya lembut. Matanya melirik sebentar ke arah Aurel yang berada di belakang Jihan lalu kembali menatap Jihan. Jihan memiliki wajah mungil dengan rambut lurus panjang berwarna hitam, matanya yang belo dengan hidung mancung dan bibir tipis membuat siapapun akan terpesona menatap wajahnya.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang