Dunia terbalik (2)

16.2K 1K 11
                                    


*flashback

"Selamat ulang tahun, Kanaya." Ucap Pak Johan sambil memberikan paperbag berisi jam tangan cantik sebagai hadiah ulang tahun.

Kanaya tersenyum sopan. Ia menerima paperbag itu dengan senang hati.

"Terima kasih, Pak."

"Sama-sama."

"Oh iya. Kanaya kamu ulang tahun yang keberapa sih?"

"Ke dua tujuh Pak."

"Oalah. Udah usia matang menikah tuh, Nay." Pancing Johan.

Kanaya tersenyum. "Hehe, iya Pak."

"Kamu udah ada pacar atau calon suami gitu?"

"Belum, Pak."

"Wah bagus dong. Hmm kamu mau ga kenalan sama anak saya? Dia ganteng loh, bentar lagi pulang ke Indonesia menggantikan saya."

Kanaya tersenyum canggung. Ia bingung harus jawab apa.

"Hehe, boleh pak. Kapan-kapan."

Johan tersenyum simpul. "Oke kalau gitu. Saya masuk ke ruangan dulu ya, have a nice day."

"Makasih Pak." Ucap Kanaya. Ia bersyukur bisa mendapat Bos sebaik pak Johan dan bu Grace. Mereka berdua sudah menganggap Kanaya seperti anak mereka sendiri. Kanaya sangat nyaman bekerja di perusahaan ini.

***

Hari ini adalah hari ulang tahun Johan. Semua kerabatnya berkumpul dirumah besar mereka untuk merayakan ulang tahunnya. Bahkan Rendra sampai pulang ke Indonesia, meninggalkan sejenak pekerjaannya di Amerika.

"Ren." Panggil Grace ketika mereka sedang duduk diruang tengah sambil memperhatikan EO yang sibuk mengurus pesta ulang tahun dirumah mereka nanti malam.

"Iya, Ma."

"Nanti malam Kanaya bakal datang loh ke pesta."

Rendra membuang napas panjang. Kanaya lagi, Kanaya lagi. Kenapa ibunya terus membicarakan wanita itu sih? Rendra saja belum pernah lihat wujudnya seperti apa.

"Mama belum nyerah juga?"

"Mana mama bisa nyerah, Kanaya itu udah cocok banget sama kamu."

"Itu kan menurut Mama. Udahlah Rendra bisa cari sendiri."

"Gitu mulu jawabannya. Terus mana? Emang kamu udah ketemu? Belum kan?" Rendra terdiam. Mamanya memang benar.

"Kamu juga ga ada perkembangan sama Vanessa. Yaudah sama Kanaya aja. Lagipula kalau harus jujur, mama lebih suka Kanaya daripada Vanessa."

"Rendra ga punya hubungan apa-apa sama Vanessa ." Tegas Rendra.

"Ya bagus. Kalo gitu sama Kanaya aja."

Rendra membuang napas panjang. Ia lelah dengan percakapan yang berulang seperti ini. Setiap ketemu orang tuanya, pasti selalu hal ini yang dibahas.

"Lagian kamu juga kapan sih balik ke Indonesia untuk ambil alih perusahaan papa?"

"Rendra masih betah di Amerika."

"Ren." Grace menepuk pundak Rendra.

"Kamu ga kasihan apa sama papamu yang udah tua itu? Masa di umur segitu masih sibuk kerja sih."

Rendra masih diam.

"Perusahaan di Amerika masih banyak yang bisa handle. Tapi di Indonesia? Selain Papa-mu, cuma kamu kamu yang bisa."

"Rendra pikir-pikir lagi Ma."

"Tolong dipikirkan baik-baik Ren. Mama dan papa selalu nunggu keputusan kamu." Ujar Grace serius.

BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang