😟 Junseo x Yohan

42 5 1
                                    

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

teman kamar

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Junseo tidak memahami kenapa dia mendapat teman satu kamar seperti Yohan, mengetahui si kelahiran September sebagai kakak tingkat namun membutuhkan perhatian melebihi dirinya. Hingga Junseo menyiapkan bekal untuknya.

Yohan mengeluh saat pertama kali Junseo memberi bekal untuknya, namun merapatkan bibir sewaktu Junseo membahas dirinya sakit karena lupa dengan waktu makan. Menyimpan keluhan meski bibir masih mengerut tidak terima.

Tidak menemukan sepatu bertali yang biasa dikenakan oleh Yohan saat melakukan jalan, Junseo menemukan dirinya tertawa.

"Apa yang kau tertawakan?" Yohan memperlihatkan bingung dengan tawa yang dilepaskan si lebih muda tanpa memiliki pertanda

"Kau tidak lagi mengenakan sepatu dengan tali" Kata Junseo saat dia menyelesaikan tawa, masih memiliki senyuman geli di wajah

"Salahmu" Menyalahkan laki-laki yang lebih muda sebagai alasan dia tidak mengenakan sepatu biasa, Yohan mengarahkan tunjuk

"Aku hanya mengatakan kita seperti karakter utama dalam drama romansa" Junseo belum melepas ekspresi geli dari wajahnya

"Aku mengingat katamu setiap aku mengenakan sepatuku" Kata Yohan dengan sikap kesal, hanya menatap lurus pada jalanan

"Kau suka mengingatku?" Junseo meyakini Yohan dapat tahu dia meninggikan alis, meski Yohan tidak memberi lirikan padanya

"Lupakan" Balasan ini membuat Junseo menahan dirinya dari kembali mengudarakan tawa, tidak ingin Yohan menjadi marah

"Apa tempat yang ingin kau datangi?" Tanya Junseo, melepas bahan pembicaraan sebelum dia sungguh menertawakan Yohan

"Kedai makanan" Mata Junseo mengerjap saat Yohan memberi jawaban, masih dengan mata yang hanya menatap lurus pada jalanan

"Kau berusaha memberi pesan padaku?" Bertanya saat dia memikirkan Yohan ingin memberitahu masakannya buruk atau semacamnya

"Pesan mengenai apa?" Tapi Yohan membalas tanyanya dengan wajah bingung, menjelaskan dia tidak memiliki maksud seperti pikir Junseo

"Lupakan kalau kau tidak memiliki maksud seperti itu" Kata Junseo seraya memperlihatkan senyum, membuat Yohan menatap heran

"Aku tidak memahami apa yang kau katakan" Kata Yohan sebelum dia mengembalikan pandangan pada jalanan

"Jangan memaksakan dirimu untuk berpikir" Junseo memiringkan senyum selagi dia mengatakan ini dengan sikap ringan

"Hei," Yohan meninggikan nada selagi dia memberi lirikan pada Junseo, tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh sang adik tingkat

"Apa?" Junseo menanggapi panggilan sang kakak tingkat sekaligus teman sekamarnya, hanya memiliki kesan ringan dalam bicara

"Kau mengatakannya seperti aku tidak pernah memikirkan apapun" Sejujurnya Junseo tidak berpikir ada yang dapat dibantah dari kata Yohan

"Bukankah kau mengeluh tugas terlalu sulit kapanpun kau membuka buku?" Maka dia membenarkan, menguatkan dengan menambah fakta

"Tapi aku pernah memikirkan sesuatu" Yohan tidak menerima perkataan Junseo dengan mudah, meski sulit menemukan bantahan

"Aku tahu. Kau mengatakannya sebelum ini" Junseo memilih untuk memberi seperti dia mengiyakan apa yang dikatakan oleh Yohan

"Eh? Benarkah?" Bibir Junseo tergelitik saat Yohan memperlihatkan bingung, tidak mengingat kapan dia membicarakan ini

"Kau memikirkan aku setiap kau mengenakan sepatumu" Junseo mengulang perkataan Yohan, menempatkan sejumlah perubahan

"Tidak, aku bukan mengatakan," Tangan Junseo meraih lengan Yohan sebelum dia terjatuh karena tidak fokus dalam memperhatikan jalan

"Yohan-Hyung, kau menunjukkan kau sedang salah tingkah" Ini bukan sesuatu yang harus dikatakan dengan keras, tapi Junseo mengatakan

"Kau, diam" Berusaha menunjukkan sikap mengancam sebelum dia menegak posisi, Yohan mengambil langkah tanpa menunggu Junseo.

Junseo ingat dengan berhari lalu dimana dia menghentikan Yohan yang hendak meninggalkan kamar, mengikatkan tali sepatu yang diikat seadanya. Yohan enggan mempertemukan mata dengannya selama satu hari.

Bukan salahnya kalau Yohan memerlukan banyak perhatian dan dia menjadi orang yang entah bagaimana selalu dekat dengannya saat dia memerlukan perhatian, pun dia tidak mengeluhkan Yohan yang perlu perhatian.

Langkah Junseo lekas dalam menyusul Yohan, meski dia telah mengetahui lainnya akan menghindari pandangan seperti waktu lalu.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷
selesai
÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Biasa nulis karakter Yohan ngasih perhatian, rasanya lucu buat ngebikin karakter Yohan dikasihin perhatian.

Maaf karena ada banyak kurangnya. Semoga cerita-ceritanya bisa menghibur ya (^^)

ArunikaWhere stories live. Discover now