AGAM - 02

321K 36.5K 4.5K
                                    

UDAH VOTE BELUM?

VOTE DULU YA BARU BACA. KALAU BISA KOMEN JUGA UNTUK MERAMAIKAN CERITA INI.

Absen dulu yuk, kalian bacanya jam berapa, nih?

Agam dan tiga lainnya telah sampai di bandara internasional Soekarno-Hatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam dan tiga lainnya telah sampai di bandara internasional Soekarno-Hatta.

"Nanti ke markas, Gam?" Tanya Elvan.

Agam mengangguk. "Kalian duluan aja, gue masih ada urusan."

Mereka berpisah di bandara dengan Agam yang entah kemana dan tiga lainnya pergi ke markas.

Tujuan Agam adalah menemui gadis kemarin. Mendatangi sekolahnya, ia akan menunggu gadis itu keluar dari sana. Dan benar, belum ada 10 menit ia menunggu, semua murid sudah bubar.

Pagi ini Leyla tidak terlalu bersemangat akibat kejadian yang baru-baru ini menimpanya. Selama pelajaran berlangsung pun, Leyla tidak fokus. Pikirannya hanya tertuju pada pesan pria itu.

Entah kenapa, di jam ke kedua seluruh murid di perbolehkan pulang kerumah masing-masing. Kalau tau begini, mending Leyla tidur saja tidak usah datang!

"Mau nebeng, ga?" Tawar Liqa.

"Enggak deh, aku mau ke butik mama soalnya," tolak Leyla.

"Oh, yaudah. Gue duluan, ya," pamit Liqa.

"Hati-hati." Liqa mengangguk.

Sepertinya dia akan menaiki bus saja hari ini. Malas sekali hanya untuk memesan dan menunggu gojek. Ia berjalan sedikit kedepan untuk sampai ke halte.

Dia tidak sendiri, ada beberapa murid SMA nya yang ikut menunggu bus datang, tapi Leyla tidak mengenal mereka. Mungkin adik kelasnya.

Leyla melihat kesekitar, tiba-tiba matanya membelalak mendapati orang yang telah menghantui pikirannya sampai detik ini.

"Aku ga mungkin salah liat!" Batin Leyla.

Pria itu terlihat berjalan kesini, alhasil Leyla langsung memasuki bus yang kebetulan sudah datang.

Leyla mengambil duduk nomor tiga dari belakang disebelah jendela. Ia tenang sekarang saat bus mulai berjalan.

"Pasti dia ga masuk." Percaya Leyla.

Lagi-lagi dugaannya salah, ia merasakan seseorang dengan berpakaian serba hitam duduk disebelahnya. Leyla menengok kesamping dan seketika ia membeku.

Jantung nya mulai berdetak kencang. Tapi sebisa mungkin ia berekspresi biasa saja.

"Oke, Leyla, anggap kamu ga kenal dia," ucap Leyla dalam hati.

Disepanjang perjalanan Leyla hanya fokus menatap jalanan. Ia akan menganggap cowok ini tidak ada di sana.

Leyla tidak sengaja melihat pantulan dirinya dari kaca bus, lagi-lagi ia dibuat terdiam, ternyata sedari tadi cowok itu menatap kearahnya.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang