Ending Explain

2.7K 176 28
                                    

Tentang Stockholm Syndrome

Stockholm syndrom adalah keadaan dimana sang korban penyanderaan memiliki rasa simpati bahkan rasa sayang pada sang penyanderanya. Sebenarnya sudah aku jelaskan diawal, bagian prolog. Disini aku hanya ingin memperjelas saja bahwa stockholm syndrom itu bagian dari gangguan mental.

Menurut sebuah penelitian yang pernah aku baca, stockholm syndrome itu bukan hanya terjadi pada kasus penculikan atau penyanderaan saja. Sindrom ini juga mengenai pada orang yang menjalani hubungan yang tidak sehat (toxic relationship). Hubungan dimana salah satu dari mereka yang bersikap posesif, mengekang, arogan dan suka melakukan kekerasan fisik, bahkan menanamkan rasa tidak berdaya pada pasangannya.

Sedangkan si korban masih mau menerima pasangannya dengan dalih mencintainya. Setelah mendapatkan perlakuan seperti itu, si korban selalu memaafkan pasangannya karena ia akan berpikir bahwa ketika ia kehilangan pasangannya maka ia tidak akan bisa hidup lagi. Sehingga perlakuan apapun dari pasangannya ia terima dengan lapang dada dan berharap suatu hari nanti pasangannya akan berubah.

Sindrom ini biasanya lebih banyak terjadi pada wanita, karena wanita lebih dominan menggunakan perasaan daripada logika. Si pria akan dengan mudah membuat pasangannya menjadi tidak berdaya dan patuh padanya.

Jika sudah seperti itu, ada baiknya kamu meninggalkannya. Jangan terlalu berharap bahwa ia akan bisa berubah dan jangan berpikiran bahwa kamu akan bisa merubahnya. Tidak mudah untuk merubah orang lain, pasti melelahkan.

Jangan jadikan cinta sebagai alasan dan bahagia menjadi penguatnya. Bahagia yang mana yang kamu maksud? Bahagia karena kamu selalu merasa tersakiti? Bahagia karena kamu merasa tak berdaya? Atau bahagia seperti apa? Apapun itu aku yakin kamu tidak benar-benar bahagia.

Mungkin awalnya memang berat untuk melepas seseorang yang kamu cintai, tapi nantinya kamu akan mensyukuri itu. Yakinkan pada dirimu bahwa kamu akan baik-baik saja tanpanya, kamu akan tetap hidup dan bertahan.

Kamu adalah manusia yang berharga, kamu bisa berpendapat, kamu bisa memilih dan kamu bisa hidup dengan kakimu sendiri. Jangan terlalu bertumpuh pada orang lain yang akan membuatmu ketergantungan dengannya, hal itu akan menjadikan orang lain dengan mudahnya memanfaatkanmu.

Jika kamu merasakan hal-hal seperti diatas jangan ragu untuk menghubungi profesional (psikolog/psikiater) untuk meminta bantuan psikologis. Orang yang datang ke psikolog/psikiater bukan hanya orang-orang yang memiliki gangguan jiwa berat seperti skizofrenia* atau depresi. Bahkan orang yang tidak memiliki gangguan pun boleh memeriksakan keadaannya. Karena kita tidak tau apa yang terjadi dalam diri kita, kadang kita tidak merasakan bahwa sebenarnya kita sedang dalam fase down yang memerlukan bantuan.

*Skizofrenia adalah gangguan mental dimana seseorang telah pecah kepribadian sehingga ia tidak lagi menyadari siapa dirinya dan orang-orang sekitarnya--lebih familiar dengan kata 'Gila'.

Gangguan mental berbeda dengan sakit secara fisik, jika sakit fisik kamu akan mengalami gejala-gejala yang signifikan misalnya Flu, kamu akan mengalami batuk, panas dan hidung tersumbat. Tapi jika gangguan mental, banyak orang yang tidak menyadari itu.

Contohnya pada kasus skizofrenia, gangguan skizofrenia tidak muncul secara tiba-tiba, namun secara bertahap. Seseorang akan mengalami stres, frustasi, depresi ringan, depresi sedang, depresi berat, hingga sampai pada skizofrenia atau lebih parahnya bunuh diri. Jika kamu berkonsultasi ke psikolog/psikiater lebih awal, ketika kamu mengalami stres maka stres itu akan tertangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan gangguan-gangguan yang lebih parah.

Jika sudah mengalami gangguan apa bisa disembuhkan?

Gangguan hanya bisa diminimalisir gejalanya bukan disembuhkan secara total. Jika suatu saat ada trigger maka tidak menutup kemungkinan gangguan itu akan muncul kembali. Sama halnya seperti kaca, jika sudah pecah maka tidak akan bisa kembali seperti semula. Jadi, sebisa mungkin kamu menjaga kesehatan jiwa dengan baik, karena kesehatan fisik kamu juga ditentukan dari kesehatan jiwa kamu.

Lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia, cobalah untuk menghargai diri sendiri, mencintai dirimu sendiri, tidak overthinking, berikan reward pada dirimu ketika kamu bisa melakukan sesuatu, bicaralah dengan dirimu sendiri, berdamai dengan masa lalu, yang terakhir jangan lupa berterima kasih pada dirimu karena telah bertahan sampai hari ini.

___________

Tentang Fanfiction Stockholm

Akhirnya FF kedua aku sudah berakhir tepat di hari ulang tahun Krist hehe. Terima kasih untuk readers yang dengan antusias nungguin aku publish, vote dan komentar di FF ini, aku tidak menyangka banyak banget yang suka sama sama story ini. Padahal awalnya aku iseng tanpa pikir panjang, aku tidak tahu mau dibawa kemana story ini. Dalam pikiranku hanya Singto yang menculik Krist karena dendam dengan kedua orang tuanya.

Awalnya aku ingin membuat story ini ringan seperti FF lainnya, eh ternyata gak bisa, story ini benar-benar berat karena judul. Aku salah pemilihan judul 'Stockholm' yang mana itu adalah nama gangguan mental, jadi mau tidak mau aku harus membubuhkan psikologi didalamnya.

Kenapa kok akhirnya malah nikah?

Sebenarnya aku ingin buat Krist mati saat melahirkan tapi sepertinya aku belum siap buat cerita angst, jadi aku buat happy ending.

Kenapa kok Krist malah jatuh cinta sama Singto padahal Singto jahat sama dia?

Sesuai dengan judulnya "Stockholm" jadi Krist bukan membenci Singto tapi malah menaruh perasaan padanya, seperti yang sudah aku jelaskan diatas tentang Stockholm syndrome.

Kenapa waktu dibebaskan Krist tidak mau dan malah ingin kembali pada Singto?

Karena Krist sudah mencintainya. Kadang cinta itu buta, tidak tahu benar atau salah, yang ada dipikirannya hanyalah dekat dengan orang yang dicintainya itu.

Apa Jack dan Nan menyetujui Krist dengan Singto?

Ini belum pernah tebahas dalam chapter jadi aku bahas disini. Karena Jack dan Nan mendapatkan hukuman penjara selama 25 tahun membuat mereka sadar apa yang telah dilakukannya itu tidak benar dan berakhir melukai Krist. Jadi untuk menebus kesalahan, Jack dan Nan mengizinkan Krist untuk memilih jalan hidupnya sendiri selama Krist merasa nyaman dan bahagia. Mereka juga meminta pada Singto untuk menjaga Krist dengan baik, biar bagaimana pun Krist adalah anak semata wayang mereka dan mereka menyayanginya.

Apa Singto sudah benar-benar berubah?

Ya seperti yang kita lihat, seiring berjalannya waktu karakter Singto semakin berkembang, dari yang awalnya ia tidak memiliki emosi menjadi hangat seperti sekarang. Orang bijak mengatakan bahwa cinta bisa merubah segalanya, karena cinta Singto pada Krist jadi Singto bisa berubah.

Cerita ini hanya fiktif belaka sesuai dengan imajinasi author, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata.

Kalau readers ingin mengusulkan story baru dengan tema psikologi lagi dipersilahkan, aku akan mempertimbangkannya.

Kalau readers dan followers aku ingin curhat atau tanya-tanya tentang psikologi boleh banget DM aku, jika ada waktu luang aku akan balas DM kalian. Gratis.

Sekali lagi, terima kasih banyak readers!
See you next story😊

Sekali lagi, terima kasih banyak readers!See you next story😊

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Happy Birthday adeknya abang❣

Stockholm [Singto X Krist]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt