34. Dear You, Ale

82.9K 15.4K 33.5K
                                    



follow instagram kami:
@alaiaesthetic
@langitshaka
@alaianarelle
@atlannaishakar
@ragascahaya
@nyxreaperr
@moonstarvx
@radenchedid (author)

follow tiktok:
@radenze
@langitshakaa (2nd)

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀follow wattpad aku biar ga ketinggalan notif update <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
follow wattpad aku biar ga ketinggalan notif update <3

Jamais Vu - BTS
White Night - Joe Hisaishi

34. DEAR YOU, ALE

Dari rumah sampai ke toko seni, Ale berjalan kaki sambil menikmati sejuknya udara. Pagi ini ia lebih banyak tersenyum meski masalah masih berputar mengelilinginya. Walau berat, Ale tau, cepat atau lambat semua akan kembali pulih.

Setibanya di toko seni, Ale disambut oleh harum khas dari barang-barang yang tersedia. Wangi buku adalah yang paling dominan. Ale mengusap hidung merahnya dan menarik napas untuk menghirup lebih pekat aroma di sekitar.

Kaki Ale yang berhias winter boots bergerak menuju lantai dua. Ke sanalah tujuan Ale mengunjungi toko ini, yaitu tempat khusus alat lukis.

Beberapa waktu lalu, ketika Ale belum dinyatakan kehilangan penglihatan, Ale pernah berjanji pada seseorang untuk melukis wajah dia sebagai ganti lukisan sebelumnya yang kurang sempurna.

Sekarang, Ale akan memenuhi janji itu.

Apakah kalian masih ingat siapa orang tersebut?

Langkahnya menuntun Ale ke rak yang dipenuhi berbagai merk cat. Ale mengambil yang menurutnya memiliki kualitas paling bagus. Soal harga, Ale bersyukur sanggup membelinya walaupun terbilang mahal dari antara yang lain.

Dari rak sana, Ale pindah ke titik lain. Ia hendak menghampiri deretan kanvas, tetapi berhenti saat seorang lelaki lebih dulu mendekati kanvas yang diincarnya.

Lelaki itu hanya diam sambil mengamati kanvas tersebut dengan tatapan yang menunjukkan ia tengah meneliti suatu benda. Ale agak terperangah karena wajah orang itu mengingatkannya akan memori lama.

"Kak Sura?" Ale menyebut satu nama.

Merasa namanya dipanggil, lelaki tadi menoleh dan senyumnya perlahan muncul. Mata Sura selalu menyipit tiap dia tersenyum, dan itu terjadi sekarang. Bibirnya yang pink itu tak pernah berubah warna dari dulu sampai detik ini.

"Ale," sapa Sura seraya mendatanginya.

Ale memamerkan cengiran yang menggemaskan dan itu membuat Sura menahan tawa karenanya.

"Enggak kepikiran bakal ketemu Kakak di sini," kata Ale.

"Saya juga. Kamu dateng sendiri?" Sura bertutur.

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang