Part 13

303K 36.5K 2.7K
                                    

Sedari tadi Aurel hanya menggulingkan tubuhnya di kasur luas yang berukuran king size itu. Dengan kondisinya yang masih belum mandi untuk apa mandi jika dia tak keluar rumah, dia tadi hanya cuci muka dan gosok gigi. Kedua orang tuanya yang tahu jika dia di skors pun hanya tersenyum menanggapi, seakan sudah terbiasa dengan sikapnya membuatnya merasa bersalah.

Setelah merasa lelah dia berbaring terlentang menatap langit kamar, ia meniup poninya yang menutupi matanya.

"Astaga bosen banget gue! Sialan gara-gara di skors gue gak bisa sekolah. Mana baru jam segini lagi," ucap Aurel sambil melirik jarum jam yang tertempel di dinding masih menunjukkan pukul 9.40 pagi.

Waktu berasa sangat lama bagi Aurel hingga bunyi ponsel membuat fokusnya teralihkan, dia mengambil ponselnya yang berada di sampingnya ternyata pesan dari Gevan.

DK
Lagi ngapain sih tunangannya Deka?

Aurel mendengus melihat isi pesan dari Gevan, dia dengan cepat menjawabnya.

Aurel
Guling-guling di kasur😔, bosen Ka!!

Tak menunggu lama pesan yang tadi dia kirim sudah dibaca oleh Gevan.

DK
Aku ke sana ya? Biar kamu gak bosen.

Aurel
Kamu lagi sekolah, Ka. Gak mungkin kamu bolos.

DK
Tungguin aja, aku ke sana!

Aurel
Gak usah ngadi-ngadi Ka! Kamu sekolah aja!

Tapi balasan Aurel hanya dibaca oleh Gevan namun saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat membuat Aurel tahu kalo jam istirahat telah habis. Dia meletakkan ponselnya begitu saja di atas kasur.

Aurel kembali menggulingkan tubuhnya di kasur dengan guling berada di pelukannya hingga lama kelamaan Aurel mengantuk dan terlelap dengan sendirinya.

***

Gevan menatap pesan yang diterimanya dari Aurel. Tentu saja dia lebih memilih untuk pergi ke rumah Aurel ketimbang duduk mendengarkan guru menjelaskan materi yang sudah ia ketahui.

Gevan segera berdiri dari duduknya sontak membuat yang lainnya menoleh ke arahnya. Saat ini Gevan sedang berada di markas Jervanos yang berada di bangunan kelas yang sudah lama kosong dan diubah menjadi markas bagi mereka, tentu saja tak ada yang menolak adanya markas itu jika berani dengan keenam anak dari keluarga konglomerat itu.

"Lo mau kemana Gev?" Tanya Bagas melihat Gevan yang berdiri, diam-diam sedari tadi dia mengamati tingkah Gevan yang memiliki ekspresi berubah-ubah saat bermain ponsel dan itu membuatnya sedikit curiga.

"Bolos!" Balas Gevan dengan nada datarnya.

Jawaban Gevan tentu membuat kelima sahabatnya mengeryitkan dahi. Sejak dulu Gevan tak pernah membolos jika tak ada yang mengajaknya, biasanya yang mengajak bolos itu Aidan atau gak Putra.

"Lo ngajak kita bolos?" Tanya Aidan.

"Gak! Gue bolos sendiri."

"Bolos kemana lo?" Tanya Bagas lagi tak puas dengan jawaban Gevan.

"Rumah Aurel."

Sontak jawaban Aurel membuat yang Bagas dan Aidan mendengus bersamaan, Putra menggaruk kepalanya yang tak gatal berbeda dengan Dion yang mendengar perkataan Gevan langsung membuang muka malas mendengar nama cewek yang telah melukai pacarnya.

"Ngapain sih lo ke rumah cewek jahat itu!"

"Iya bener kata Aidan! Lo lupa dia udah ngelukain Jihan, harusnya lo putus sama dia Gev!" Ucap Bagas.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang