0.30

2.1K 231 179
                                    

Singto berjalan menyusuri lorong sekolah yang terlihat tak begitu panjang, sendirian.

Dirinya saat ini masih berada di lokasi yang sama dengan Krist, hanya saja mungkin Krist saat ini sedang berada di kelas nya sedangkan Singto berjalan-jalan menyusuri area sekitaran sekolah anak itu.

Sebenarnya tidak ada alasan yang sangat penting, sehingga mengharuskan Singto untuk datang kesini.

Satu-satunya alasan Singto menerima tawaran untuk kembali datang kesekolah lama nya ini adalah ingin bertemu dengan seseorang yang saat ini masih memasang status sebagai kekasihnya.

"Lapangan ini, seperti sangat familiar dimataku," gumam Singto sembari menarik handphone dari saku celana nya.

Singto membuka kamera, mengambil beberapa foto dari sebidang lapangan tak terlau luas yang berada dihadapan nya saat ini.

"Krist?!"

Seseorang berseru, sukses membuat Singto ikut menoleh kearah sumber suara.

Manik mata Singto menangkap seorang siswa laki-laki yang tengah berlari kecil menuju ...

Menuju kearah Krist nya?
Singto berdiri dari duduk nya mengamati interaksi kecil antara siswa laki-laki itu dengan Krist.

"Jangan sekarang, Gun akan marah jika melihat ku berbicara dengan mu."

Singto mengangkat sebelah alisnya, merasa keheranan.

"Gun akan marah? jika Gun akan marah, maka anak itu memiliki masalah dengan mereka sebelum nya, benar bukan?," Singto bermonolog mencoba menebak sendiri tentang situasi saat ini.

Sementara itu manik mata Singto tak lepas dari Krist, anak itu kekeh mencoba untuk menghindari siswa laki-laki yang terlihat tengah memohon untuk berbicara dengan nya sekarang.

Namun didetik selanjutnya, Krist mengalah, menganggukkan kepalanya seakan menyanggupi permintaan siswa laki-laki itu.

"Ayo berbicara di perpustakaan." Singto memandang sinis saat siswa laki-laki itu mencoba untuk mengenggam tangan Krist, untung saja Krist lebih dulu menepisnya. Hfft.

☘︎ ☘︎ ☘︎

"Aku ingin meminta maaf darimu, apa yang aku katakan dikantin tadi - "

"Tidak masalah paw, aku tau kau hanya ingin berbicara sesuai kenyataan nya. Benar bukan?,"

Krist tersenyum tipis, senyum penuh kebohongan. Membuat Pawat, siswa laki-laki yang tengah berbicara dengan nya saat ini, semakin merasa bersalah.

"Krist bukan itu yang ingin kusampaikan kepadamu, aku hanya terbawa suasana, aku tidak berniat untuk mengatakan hal seburuk itu kepadamu, sungguh."

Pawat mencoba untuk menggenggam tangan Krist, kedua kalinya. Namun Krist kembali menghindari hal itu lagi dan lagi.

"Terkadang di dunia ini, beberapa hal sangat mudah untuk dimaafkan namun sulit untuk aku bisa melupakan itu. Bukankah kau hanya ingin meminta maaf kepadaku? dan aku sudah memaafkan mu sekarang." Krist kembali tersenyum, namun kali ini lebih lebar daripada sebelum nya.

"Krist ... "
"Bisakah jika aku meminta mu untuk kembali?,"

' deg '

Singto yang berada tak jauh dari keduanya, yang sedari awal sudah mengikuti kemana keduanya akan pergi, kemudian mendengarkan obrolan mereka.

Tiba-tiba saja terbawa suasana, seketika aura panas seakan sedang datang dan memeluk seluruh tubuh nya. Bukan hanya tubuh dibagian luar, tapi bagian dalam nya juga.

"Kembali? kita bahkan tidak pernah bersama."

Pawat mulai semakin berani, menarik kursinya mendekat kearah kursi milik Krist. Membuat Krist berusaha untuk menjauhkan badan nya kesisi yang berlawanan.

Singtuannghh 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang