30 || Confidential

17.1K 1.3K 31
                                    

"You'll always be my favorite 🧛🏻❤️‍🔥"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You'll always be my favorite 🧛🏻❤️‍🔥"

Happy reading bebifrend<3

--||--

"Vin, aku mau ngomong sama kamu."

"Gavin! Dengerin aku dulu."

Gavin menulikan telinganya, sudah terlalu malas mendengar suara Rissa. Pasti gadis itu akan menjelaskan tentang dirinya pada malam itu dan bukan Gavin namanya, jika cowok itu mendengar penjelasan mantannya tersebut.

"Gavin! Aku gak mau putus sama kamu!" teriak Rissa memburu membuat Gavin menghentikan langkahnya.

"Kamu mutusin aku hanya karena masalah itu? Kamu gak mau dengerin penjelasan aku dulu, dan tadi? Kamu belain Keysha. Oh atau jangan-jangan...kamu mutusin aku karena dia juga?" Rissa mengepalkan tangannya ketika Gavin enggan menatapnya.

Saat ini keduanya berada di koridor yang sepi, Rissa sengaja menunggu Gavin disana karena itu adalah area kelas 11 Ips 3, kelasnya Gavin.

"Kamu lupa, siapa yang selama ini deketin aku? Ngasih perhatian sama aku? Nyatain perasaannya duluan? Kamu lupa sama itu semua? Gavin please...aku bisa jelasin semuanya sama kamu." ucap Rissa memegang tangan Gavin.

Gavin menghempaskan tangan Rissa kasar, "Iya, itu semua gue lakuin buat gue dapatin lo. Dan lo liat kan? Gue berhasil. Tapi balasan lo apa? Lo khianati gue, Sa. Selama seminggu gue udah kayak orang gila yang tiap malem datengin rumah lo, nunggu kabar dari lo. Bahkan gue gak pernah mikir yang aneh-aneh tentang lo." ucapnya menatap penuh kearah Rissa.

Rissa cukup tertegun mendengar kalimat terakhir Gavin. Ternyata Gavin begitu percaya kepadanya.

"Aku minta maaf, Vin. Aku lakuin itu karena terpaksa, aku gak punya pilihan lain. Mama ninggalin aku, rumahku disita." lirih Rissa menunduk dalam.

Sedih bukan main ketika Rissa harus merasakan sakitnya kehilangan Windy untuk selamanya. Rumah yang selama ini menyimpan banyak kenangan harus lenyap karena hutang almarhumah Mama nya. Hal itu membuat Rissa harus terikat kontrak dengan Mami Sofi, wanita yang juga menyebabkan Rissa menerima pekerjaan sebagai pelayan disalah satu club malam demi kebutuhan hidupnya.

"Terus gue sebagai pacar lo buat apa? Disaat gue hubungin lo, lo minta waktu buat sendiri, gue turuti. Lo gak masuk sekolah sehari gue ngasih tau sama temen kelas lo kalau lo sakit. Tapi ternyata seminggu, Sa. Lo ngilang gitu aja. Dan sekali lo balik, lo buat gue kecewa. Lo buat gue jijik sama lo."

"CEWEK MURAHAN, OTAK LO DIMANA?" bentak Gavin menggelegar.

Rissa semakin menundukkan kepalanya, air matanya mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Gavin benar, ia yang salah. Rissa terlalu menyepelekan perasaan Gavin. Jujur, sewaktu Gavin menyatakan perasaannya Rissa merasakan adanya getaran aneh dalam dirinya. Namun, getaran itu tidak bertahan lama. Setelah mereka jadian, Rissa tidak lagi merasakan cintanya kepada Gavin. Semuanya terasa biasa saja buat Rissa.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang