33 || Senyuman Berharga

15.4K 1.3K 205
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HELLOWWW👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HELLOWWW👋

Kalian baca ini jam berapa??

GIMANA CHAPTER KEMARIN, SERU ENGGAK?

Thank u bebifrend, love uuuuuuuuuu❤️‍🔥

Happy reading bebifrend<3

----||----

"Kenapa lagi lo nelpon gue?"

"Gavin! Tolongin aku, Vin. Aku ke kunci di gudang," ujar Rissa terdengar ketakutan.

Gavin berdecak, ia merasa sial karena telah mengangkat telfon dari mantannya itu.

"Itu urusan lo. Lagian lo bisa nelpon temen lo!" sentak Gavin mendapat perhatian dari keempat sahabatnya.

"Siapa?" tanya Gidar tanpa suara.

"Gavin, please.. aku takut..." lirih Rissa memohon.

"Shit!" kesal Gavin mematikan sambungannya.

"Siapa sih?" desak Gidar kepada Gavin.

Gavin menatap datar Gidar, kemudian berdiri dari duduknya. "Gue cabut bentar," ujarnya lalu beranjak pergi dari parkiran tanpa menunggu jawaban dari keempat orang itu.

Sesampainya di gudang, Gavin langsung menerobos masuk kedalam dan menemukan Rissa yang berdiri seraya tersenyum manisnya kearahnya.

"Lo bohongin gue?"

"Kalau aku gak bohong, kamu gak bakal dateng, kan?" balas Rissa mendekati Gavin.

"Aku kangen sama kamu..." ucapnya memeluk Gavin.

"Lepasin! Tubuh gue terlalu suci buat tangan yang udah sering disentuh sama om-om." sinis Gavin melepaskan pelukan Rissa secara paksa.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang