CHAPTER 14

322K 22K 3K
                                    

Sakila menjewer telinga Abun, "Gara-gara Lo anjir, buang-buang waktu aja!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakila menjewer telinga Abun, "Gara-gara Lo anjir, buang-buang waktu aja!"

"Kil, jangan jewer telinga gue juga kali!"

"Cerewet Lo, hahaha siap-siap Lo sabun di hukum Bu keysi."

"Anjir."

"Eh temen gue mana? Naya mana? Kok kagak ada?"

"Mana gue tau anjir."

"Diam Lo sabun."

"Lo daritadi panggil gue sabun-sabun mulu, nama gue Abun! A-B-U-N!"

"Aelah, gitu aja ribet, dah lah mungkin Naya ke kelas duluan kali."

Akhirnya mereka sampai di depan kelas juga. "Bu keysi ini abun Bu."

"Sini kamu!" suruh Bu keysi.

"Berani-beraninya kamu bolos lagi di pelajaran saya?! berdiri di lapangan sana!"

Sakila masuk ke kelasnya, dia kaget saat tak menemukan naya, dia fikir Naya sudah tiba di kelas duluan ternyata tidak.

Dia menanyakan Fika perihal Naya, namun Fika sendiri tidak tahu, toh tadi Naya ikut pergi bersama sakila.

°°°°°°°°°°

"Vin, ambil kotak P3k!" perintah Arlan. Alvin mengambilnya, lalu memberikannya pada Arlan.

Arlan mulai mengobati luka itu. "Astaga ini gapapa."

"Yang mana yang sakit?"

"Gak sakit kok gapapa." kata Naya. "Itu berdarah." lanjut Dikta. Naya menatap Dikta. "Gapapa kak Dikta."

"Berdarah doang gak sakit kok."

"Udah Naya mau ke kelas dulu."

"Sini gue obatin dulu, Lo diam, ini luka bisa infeksi nanti."

Naya saat ini sedang berada di posisi terduduk di atas brankar UKS.

Dengan telaten Arlan mengobati luka Naya itu. Sesekali juga Naya meringis kesakitan karena Arlan terlalu menekan lukanya itu.

"Awsss," Ringih Naya lagi.

"Katanya gak sakit? Pura-pura aja ya? Gak. Usah pura-pura gitu lain kali, sakit ya sakit."

"Maaf." Hanya kata itu yang mampu Naya ucapkan.

"Janji ke gue lain kali hati-hati lagi."

"Iya Naya janji,"

"Kalo Lo gini kan gue yang khawatir."

"Kita juga, gak liat nih."

"Nay, gue udah janji sama bunda gue bakal jagain Lo," kata Arlan. "Gue mau jagain Lo, seperti apa yang bunda gue mau."

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang