Raket

4 1 0
                                    

Oleh : senjahati

Wilo dan Chika tidak pernah bertengkar yang dalam artian sampai diam-diaman dan tidak bertegur sapa satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wilo dan Chika tidak pernah bertengkar yang dalam artian sampai diam-diaman dan tidak bertegur sapa satu sama lain. Mereka berteman sudah cukup lama. Biasanya sebentar saja sudah baikan tidak pernah sekalipun mereka diam-diaman sampai berhari-hari seperti kali ini.

Sudah hampir seminggu Wilo dan Chika tidak berbaikan, tidak pernah berkunjung ke rumah masing-masing dan tidak bertukar pesan. Sampai suatu ketika, Chika bosan dan mulai rindu bermain dengan Wilo. tetapi dia masih kesal mengingat sikap Wilo yang sangat menyebalkan kemarin. Chika sedang bersantai di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel, tiba-tiba kakaknya Wilo mengirimkan pesan singkat untuk mengajaknya pergi berbelanja.

"Chik, boleh temani Kakak pergi ke supermarket, nggak" tanya kakak Wilo.

"Boleh, kak." balas Chika sedikit lama.

"Oke, dua puluh menit lagi Kakak jemput kamu, ya," balas kakak Wilo.

Dengan ragu, Chika menerima ajakan kakak Wilo untuk berbelanja. Chika memang sudah sering pergi menemani kakaknya Wilo. Mereka sudah sangat akrab, sama halnya seperti Chika dan Wilo. Kakaknya Wilo tidak mengetahui bahwa Chika dan adiknya sedang bertengkar. Sampai di tengah perjalanan, kakaknya Wilo sadar bahwa ia lupa membawa dompetnya.

"Duh, dompet Kakak ketinggalan!" katanya agak kencang.

"Kita singgah sebentar ke rumah Kakak, ya" sambungnya.

"Oke, Kak." sahut Chika.

Dengan ekspresi wajah terkejut, Chika terpaksa untuk mengikuti ajakan kakak Wilo untuk singgah sebentar kerumah mengambil dompetnya yang tertinggal. Di perjalanan menuju rumahnya, Chika harap-harap cemas karena dia takut bagaimana nanti jika tidak sengaja bertemu dengan Wilo.

Sesampainya di rumah, kakaknya Wilo langsung bergegas turun dari motor untuk mengambil dompetnya.

"Chik, kamu tunggu disini saja, ya. bentar kok," katanya terburu-buru.

"Iya, Kak. Santai aja," balas Chika.

Chika hanya berdiri di teras rumah Wilo dan berharap semoga tidak bertemu Wilo. Chika lega karena pada saat itu tidak melihat motor Wilo terparkir di garasi rumah mereka. Namun kemudian, tiba-tiba Wilo keluar dari pintu rumahnya.

Tanpa basa-basi, dan dengan ekspresi wajah canggung. "Kamu punya raket, nggak?" tanya Wilo.

"Tidak, aku tidak punya!" jawab Chika ketus sambil menatap sinis mata Wilo.

"Mau pergi ke mana bersama kakakku?" tanyanya lagi.

"Menemaninya membeli perlengkapan holiday-nya besok," jawab Chika dengan nada datar.

Lalu kemudian, Wilo dengan berbesar hati untuk meminta maaf kepada Chika. "Aku minta maaf, ya? Aku yang salah soal kemarin. Andai aku menanyakan hal itu langsung padamu,aku tidak akan salah sangka. Maafin aku, ya?" kata Wilo dengan nada rendah.

Melihat wajah Wilo yang terlihat tulus meminta maaf, Chika pun luluh dan menerima permintaan maaf Wilo. Chika mentap Wilo iba. "Iya, aku maafin," jawab Chika.

"Makasih, ya. Nanti malam aku jemput, kita main badminton. Oke?" ajak Wilo dengan penuh semangat.

"Nanti, aku bakal beliin es krim kesukaan kamu," sambungnya.

"Iya," kata Chika sedikit tersenyum.

Chika pun menerima ajakan Wilo untuk bermain badminton. Raket menjadi senjata utama Wilo untuk mengembalikan mood Chika yang kesal terhadapnya. Chika sangat suka bermain badminton bersama Wilo. Sebagai permintaan maafnya, Wilo juga membawakan es krim coklat kesukaan Chika.

Wilo adalah manusia yang sering membuat kesal Chika, tatapi Wilo juga tahu bagaimana cara untuk membuat Chika senang kembali.

Wilo adalah manusia yang sering membuat kesal Chika, tatapi Wilo juga tahu bagaimana cara untuk membuat Chika senang kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARUNIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang